BAB 11

440 29 0
                                    

Suasana kantin sangat ramai sekarang, tiga menit yang lalu bel istirahat telah berbunyi. Membuat sebagian banyak siswa-siswi berhamburan ke kantin.

Hal itu tak jauh beda dengan ketiga siswi yang sering disebut Quen of bullying di sekolah itu. Mereka adalah, Shiren, Vika dan Liora.

Mereka saat ini sedang menyantap makanan, sesekali diselingi dengan gurauan dan candaan.

"Haha, mampus tuh si Kimber dikunciin di toilet, pasti udah teriak-teriak gak jelas di dalam" ucap Liora tertawa senang.

"Hm, siapa suruh jadi orang sombong banget" sahut Vika. Shiren mengangguk menyetujui.

"Dia emang pantes digituin, biar dia sadar diri" sarkas Shiren yang ditujukan untuk Kim.

"Apa lo bilang?!"

Mereka bertiga langsung menoleh ke sumber suara dan mendapati Kim tengah berdiri disamping meja mereka. Entah dari mana datangnya Kim yang tiba-tiba berdiri disamping meja mereka.

Shiren langsung berdiri dari duduk nya membuat Vika dan Liora juga ikutan berdiri.

Sebagian siswa-siswi kini melihat kearah mereka, pasalnya mereka tak pernah berhenti bertengkar jika sudah dipertemukan.

Jika Shiren cs adalah para pembuli, maka Kimberly adalah pembasmi pembuli.

"Lo! Kenapa bisa disini?!" tanya Shiren dengan nada sewot. Kim yang mendengar nya mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa? Lo takut muka jelek lo itu gue cakar, hah!" ucap Kim dengan tatapan meremehkan.

"Cih, lo fikir diri lo siapa bisa cakar gue, lo itu sendiri dan kami bertiga" ucap Shiren membuat kedua temannya mengangguk.

"Lo fikir gue takut? Nggak!"

"Sok-sok an banget lo nggak takut, palingan juga lo ngadu sama nyokap lo yang... Gila---upss." ejek Shiren seraya menutup mutnya lalu tertawa diikuti oleh kedua temannya. Kim mengepalkan tangannya marah, ia paling tidak bisa mendengar seseorang megejek Mama nya.

Tanpa pikir panjang Kim langsung meraih segelas air diatas meja dan langsung menyiramkan kewajah Shiren. Spontan hal itu membuat Shiren terdiam dan syok, begitu juga dengan kedua temannya yang melihat.

Siswa-siswi dalam kantin itu tentu tak ingin melewatkan momen yang paling mereka nantikan itu, dengan bermodalkan handphone mereka, kejadian yang sempat menyita perhatian mereka tentu mereka abadikan.

"Sialan lo! Maksud lo apaan nyiram gue, hah?!" pekik Shiren marah.

Mata Kim menyorot dingin dengan tatapan yang datar. ''Itu buat lo karena lo udah ngusik gue" ucap Kim menusuk. Bibir Shiren menipis kesal, lantas ia pun berbalik dan juga mengambil segelas air lalu balas menyiramkan ke wajah Kim.

Semua yang ada di dalam kantin itu menutup mulut mereka, syok? Tentu saja. Adegan itu tentu mereka tak lewatkan.

Kim menunduk dan mengeram marah.

"Lo fikir cuman lo doang yang bisa nyiram gue gitu?!"

"Heh, asal lo tau lo itu nggak jauh beda dengan mendiang nyokap lo itu, Jala---"

"Sialan lo, Shiren!!"

Plak!

"Awh!!"

Napas Kim memburu, satu kali lagi. Shiren benar-benar menguji kesabarannya, Kim benar-benar benci dengan seseorang yang sering mengungkit-ungkit atau menghina mendiang Mama-nya.

"Denger! Lo nggak ada hak buat ngehina mendiang Mama gue! Dan jangan sok tahu tentang keluarga gue!" bentak Kim dengan nada yang tajam dan menekan setiap perkataannya.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang