BAB 23

280 19 2
                                    

Dua anak remaja di dalam kamar itu terlihat tengah tertidur di atas kasur yang sama. Mereka bukan sepasang suami istri tapi sering tertidur di satu kasur tanpa tahu malu.

Si gadis yang hanya mengenakan hotpants hitam dan kaos oblong putih milik si lelaki sementara si laki-laki itu sendiri tak mengenakan pakaian di bagian atas tubuhnya.

Pulasnya tidur mereka harus terusik kala ponsel sang gadis berdering keras di tengah bantal kepala mereka.

Kening gadis itu mengernyit keras sementara si lelaki berdecak kesal lalu memutar badan memunggungi gadis itu.

Gadis berparas cantik itu meraih ponselnya dengan perasaan kesal lalu menggeser tombol hijau tanpa melihat nama penelpon lalu ia arahkan ponselnya ke telinga.

"Halo" ucapnya sedikit serak.

"Shiren ini mama"

Mata gadis itu langsung terbuka lebar. Gadis yang tengah tertidur itu langsung terduduk di kasur dengan raut cemas.

"Mama?" beo nya tak percaya.

"Iya, ini mama. Mama ada di depan pintu, dari tadi mama pencet bel gak ada yang bukain jadi mama telpon kamu aja"

"A-apa? M-maksudnya mama udah pulang dari luar kota?!" ucapnya panik seraya menggoyang-goyangkan tubuh laki-laki di samping nya berharap agar ia segera bangun.

"Apasih!" geramnya kesal. Shiren berdecak.

"Kamu kenapa kayak panik gitu sih? Harusnya senang dong mama udah pulang, biar kamu gak kesepian lagi di rumah"

"Haha, i-iya Shiren senang kok mama udah pulang" ucap Shiren tergagap. Padahal dalam hati gadis itu sungguh panik sekarang.

"Ya udah buruan buka pintunya"

"I-iya ma, Shiren ke bawah sekarang"

Tut...

Setelah mematikan sambungan sepihak Shiren langsung lompat dari ranjang seraya memegang kepalanya kalang kabut. Gadis itu mondar mandir seraya bergumam gelisah.

"Astaga, gimana ini! Gimana kalau sampai mama lihat dia ada di sini?!"

"Mati deh gue, bisa-bisa di usir gue dari rumah"

"Ah, sialan! Kenapa sih mama harus pulang cepat!"

"Sekarang gue cuman harus bangunin Aldo dan nyuruh dia cepetan pulang dari sini"

Shiren menatap laki-laki yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya itu. Laki-laki yang tak mengenakan kaos itu ternyata adalah Aldo--teman kelasnya sekaligus pacarnya. Mereka sudah menjalani hubungan diam-diam selama satu tahun ini. Sebab, Aldo sendiri yang meminta untuk tidak memberitahukan hubungan nya kepada orang-orang. Aldo tidak ingin orang-orang mengecapnya sebagai ketua OSIS yang berhubungan dengan gadis yang suka membully. Karna hal itu pasti akan ikut mencoreng jabatannya sebagai ketua OSIS. Jahat memang, bahkan dirinya terkadang bersikap dingin ke Shiren.

Laki-laki itu hanya akan datang ke Shiren di kala ia butuh. Dan terkadang Shiren selalu merasa bahwa laki-laki itu tak benar-benar mencintainya. Tapi, apa mau di kata jika cinta Shiren lebih besar dari pada rasa pedulinya terhadap perasaan Aldo ke dirinya. Yang penting dirinya bisa bersama Aldo.

Bodoh memang. Tapi, begitulah cinta. Setiap orang akan menjadi bodoh bila sudah di butakan oleh cinta.

Shiren melangkah tergesa-gesa ke arah Aldo lalu mulai membangunkan laki-laki itu.

"Al, Aldo! Bangun, lo harus cepat-cepat pergi dari sini! Mama gue ada di bawah, Al" ucap Shiren cemas.

Aldo membuka mata ketika tidurnya di ganggu. Laki-laki itu mengernyitkan dahi menatap Shiren.

"Ada apa?!" ucap nya kesal.

"Mama gue ada di bawah! Sekarang lo pergi, jangan sampai mama lihat lo di sini"

"Anjing! Yang bener lo?!" umpat Aldo dan tergesa-gesa bangkit dari ranjang.

Shiren mengangguk. "Iya, mama gue udah nunggu di bawah. Dan kalau sampai lihat lo disini, bisa-bisa lo dan gue dapat masalah nanti" ucap Shiren gelisah.

Aldo meraih bajunya yang tergelatak di pantai lalu memakainya. "Sekarang gimana? Apa gue harus turun ke bawah dan nyapa mama lo?"

Shiren melotot. "Ya janganlah bego! Lo lewat jendela aja, terus gue turun dan bukain pintu mama gue. Tapi, lo jangan sampai nimbulin suara sama sekali, oke!"

Aldo mengangguk. Lalu kedua remaja itu bergerak sesuai dengan apa yang mereka rencanakan. Shiren yang melangkah keluar pintu sementara Aldo yang memanjat turun lewat jendela Shiren seraya mengumpat kesal.

"Ck, sialan!"

🐊🐊🐊

Sedari tadi kerjaan Jay di rumah hanya, makan, nonton, jailin Lena dan tidur. Hari minggu hanya ia habiskan berdiam diri di rumah. Ketika Nino dan Aco mengajaknya untuk main, laki-laki itu menolaknya dengan alasan malas. Namun untuk sore ini ketika jam sudah menunjukkan pukul 16.20 entah kenapa rasa bosan Jay malah datang. Laki-laki itu kini sangat bosan di kamarnya.

Berguling-guling kesana-kemari di atas kasur berusaha untuk agar rasa bosannya hilang di gantikan rasa kantuk. Namun, hal itu malah tak membuahkan hasil. Laki-laki itu tetap bosan dan ingin ke luar rumahnya.

"Argh, anjir! Bosan banget gila!" rutuknya kesal. Jay bangkit dan terduduk di kasurnya. Menghembuskan napas kasar lalu menyisir rambutnya ke atas.

"Kayaknya motoran sore-sore seru deh" gumamnya berpikir. "Gue ajak Aco dan Nino aja kali ya, biar gak sendirian" ucapnya lagi lalu meraih ponselnya di sampingnya.

Laki-laki itu langsung membuka ponselnya dan membuka aplikasi whatsapp nya. Tapi, belum juga jarinya mencari kontak mereka tiba-tiba matanya teralihkan dengan salah satu pesan whatsapp yang dikirim oleh Kinan.

Jay membacanya dengan seksama lalu tiba-tiba sebuah senyuman muncul di bibirnya. Gerak jarinya mengetik pesan di atas sana. Mengetik kata 'Oke' lalu perlahan bangkit dan meraih kunci motor juga jaket nya yang tersampir di belakang pintu.

🐊🐊🐊

Kehadiran seorang laki-laki yang duduk di sofa rumahnya membuat Kim mengernyit ketika dirinya melangkah turun dari arah tangga. Langkahnya terhenti dan menatap asisten rumahnya seolah berkata "laki-laki itu siapa?"

Dan asisten rumah itu hanya tersenyum setelah melihat kehadiran Kim yang baru selesai mandi. Dirinya tadi sudah memanggil Kim dan mengatakan bahwa ada temannya bertamu, tapi karena Kim mandi akhirnya wanita paruh baya itu kembali ke bawah dan mengatakan pada laki-laki itu bahwa Kim sedang mandi.

Wanita itu meletakkan minuman yang telah ia buat ke meja untuk laki-laki itu lalu berucap, "eh, ini non katanya dia teman non Kim. Tadi bibi udah panggil non tapi non lagi mandi. Jadi, bibi nyuruh temen non ini nunggu aja disini" ucapnya tersenyum. Lalu melangkah mundur.

"Ya udah, silakan den diminum, saya ke dapur dulu" pamit nya tersenyum ramah lalu berlalu dari hadapan laki-laki yang balas tersenyum itu.

Kim sendiri mengerutkan kening menatap punggung laki-laki itu. "Siapa sih?" gumamnya penasaran.

Tak ingin berlama-lama dengan rasa penasarannya akhirnya Kim melangkah mendekat kearah laki-laki yang tengah meminum minuman itu.

"Lo? Ngapain lo disini?"

•••••

Wah, siapa ya kira-kira yang datang ke rumah Kim?

Hayoo, coba tebak!!

Halooo, maaf guysss aku lama update. Akhir-akhir ini jadi malas nulis dan ide tiba-tiba ilang. Tapi, aku tetap berusaha lanjutin meski terkadang malas nulis.

But, makasih karena tetap nunggu dan vote walaupun aku cuman update satu part. Jujur, meski cuman vote dari kalian udah bikin aku senang banget.

Makasih banyak🥺❤❤

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang