BAB 10

496 31 0
                                    

Suasana kelas 11 IPA 2 tengah melangsungkan pelajaran Biologi. Guru Biologi dalam kelas itu menuliskan materinya diatas papan tulis sembari menjelaskan nya. Sementara siswa-siswi dalam kelas itu hanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang duduk berkelompok, bermain hp, berdandan, bergosip dan masih banyak lagi tanpa memperdulikan guru yang menerangkan diatas.

Sampai suara ketukan pintu membuat mereka semua mengalihkan perhatian kearah pintu. Disana--berdiri seorang lelaki dengan tas tersampir dibahunya dan baju yang dikeluarkan dari celana serta rambut yang sedikit acak-acakan.

Mereka semua mengenyit melihat laki-laki itu, perasaan mereka tak mempunyai temen sekelas seganteng dan sekeren itu.

"Siapa kamu?" tanya Pak guru itu yang bernama Burhan dengan mata memicing dari balik kacamata nya.

"Manusialah pak!" celetuk laki-laki dibarisan kedua dari depan. Sontak hal itu mengundang gelak tawa seisi kelas.

"Heh, Bapak tidak tanya sama kamu ya, ngapain kamu yang nyaut?!" kesal pak Burhan. Lelaki itu melangkah masuk dan mendekat kearah guru itu.

"Maaf pak saya telat" ucap laki-laki itu santai seperti tak membuat kesalahan.

Pak Burhan mengernyitkan dahinya menatap heran laki-laki yang baru saja meminta maaf kepadanya.

"Kamu siapa? Perasaan kelas bapak nggak lagi kedatangan murid baru?" tanya Pak Burhan.

"Saya Jay pak, Jayden atmawijaya" ucap laki-laki itu yang ternyata adalah Jay.

Pak Burhan terlihat terkejut. "Jay?!" Jay mengangguk membenarkan ucapan pak Burhan itu.

"Jay?! Jayden atmawijaya? K-kamu beneran Dede--maksud bapak Jay, anak didik bapak yang paling pintar?!!" ucap dan tanya pak Burhan.

Siswa-siswi dalam kelas kelas itu yang mendengar pekikan Pak Burhan sontak terkejut.

"Jay? Lah maksud bapak si Deden?" celetuk Aco, siswa yang mempunyai kulit sawo matang yang duduk dibarisan paling belakang.

Jay menoleh kebelakang dan menatap laki-laki itu. "Woi, nama gue bukan Deden kali, nama gue Jay lo dengar!" teriak Jay sedikit lantang membuat mereka semua kaget.

"Eh gila! lo beneran Deden--maksud gue Jay?!" tanya Laki-laki yang duduk bersebrangan disamping kursi Aco yang bernama Nino.

"Ya iyalah emang siapa lagi" ketus Jay.

"Ah gue nggak percaya, lo pasti bohongkan? Lo pasti orang suruhan Deden buat pura-pura jadi dia, iya kan? Lo pasti disuruh sama dia buat nyari tahu siapa pelaku----hmmmp" Mulut Aco langsung dibekap oleh Nino saat Aco hampir membocorkan sesuatu yang tak seharusnya Jay tahu.

Jay mengernyitkan dahinya melihat mereka berdua, apa maksud nya pelaku? Pelaku apa yang dimaksud oleh mereka? Batin Jay bertanya-tanya.

"Maksud lo pelaku---"

"Ah, sudah-sudah, kalian ini bagaimana sih, teman kalian habis mengalami musibah bukannya menanyakan keadaan malah bertanya yang tidak-tidak" ucap pak Burhan memotong ucapan Jay.

"Yasudah, Jay kamu silahkan duduk disamping Aco, Aco angkat tangan kamu" Aco yang disebut nama nya pun lantas mengangkat tangannya.

Jay kemudian berjalan kearah tempat duduknya yang berada di dekat Aco sambil menatap menyelidik laki-laki itu.

Sementara Aco yang ditatap seperti itu hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal berusaha mengalihkan pandangan dari tatapan Jay.

Jay kemudian duduk dikursi sebelah Aco dan menyampirkan tas nya dikursi.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang