BAB 15

299 16 0
                                    

Kim melepaskan tangannya dari genggaman Jay ketika laki-laki itu membawanya ke depan pintu kantin.

"Bentar-bentar, lo kenapa narik gue sih! Kenapa juga kita kesini?" tanya Kim heran.

Baru sadar ketika ia sedari tadi hanya mengikuti langkah Jay. Padahal kelasnya sedang melangsungkan olahraga. Harusnya ia tak meninggalkan lapangan dan tak mengikuti kemana Jay membawanya.

Jay menggaruk kepalanya dengan tatapan polos. "Iya, juga ya. Kenapa gue narik lo kesini?" ucap Jay bingung.

"Aish, bisa-bisa gue dihukum nanti kalau ketahuan bolos. Udah ah, gue mau kelapangan lagi" kesal Kim lalu ingin berbalik namun Jay dengan cepat menahan tangannya.

"Eits, udah gak usah balik kelapangan. Lagian bentar lagi bel juga bunyi kok, emang lo mau ketemu sama Glen yang udah cekik lo tadi?"

Kim terdiam mendengar penuturan Jay. "Bener juga, gue males liat mukanya Glen yang songong itu. Tapi kalau gak ke lapangan gue kemana dong?"

"Kantin lah"

"Ngapain?"

"Ya, makan"

"Tapi gue gak lapar tuh"

Jay menghela napas. "Yaudah, temenin gue aja. Lagian gue udah laper nih"

"Emang lo gak belajar apa? Atau lo bolos ya? Makanya lo tadi narik gue biar lo punya temen bolos?!" selidik Kim.

"Enggak. Gue gak bolos, kelas gue lagi jamkos. Makanya tadi gue nolongin lo dari Glen yang nyekik lo." ucap Jay menjelaskan.

Kim hanya membulatkan bibirnya. "Ooh, kirain lo bolos. Siapa tahu aja habis kecelakaan lo jadi bandel, gaya lo aja udah kayak anak-anak bandel" ucap Kim menatap penampilan Jay yang terkesan seperti anak berandal.

Bagaimana tidak laki-laki itu tak memakai dasi dengan baju putihnya yang berada di luar celana serta dua kancing baju teratasnya yang terbuka menampilkan kaos hitam polos nya.

Dan jangan lupakan rambut hitamnya yang sedikit teracak-acak, dan satu lagi ternyata Jay masih memakai kacamata dari teman kelasnya itu.

Walau begitu bukan kesan culun yang terlihat dari penampilannya melainkan kesan cool boy plus nakal sekaligus.

"Wah, nakal-nakal gini gue gak hobi bolos kali, ya sekali-kali pernah sih" ucap Jay menyengir.

Dahi Kim mengernyit. "Hah, lo pernah bolos? Wah, gak nyangka gue ternyata dibalik penampilan lo yang culun itu lo pernah bolos juga ya" ucap Kim tak percaya.

Kini Jay yang dibuat bingung. Kenapa Kim berucap seperti itu. Apa dia tak tahu kalau Jay ini sering bolos?

Tunggu, Kim 'kan tahunya Jay yang di depannya ini adalah cowok culun kutu buku. Bukan Jeno yang kadang membolos ketika jam pelajaran. Gadis itu kan tak tahu kalau Jeno bertransmigrasi ke raga Jay! Astaga, kenapa ia bisa lupa sih.

"Ah, maksudnya iya gue emang pernah bolos sih, mm waktu itu karena eee" Jay berpikir alasan apa harus ia katakan.

"Gue lagi sakit perut! Iya, gue sakit perut. Makanya waktu gue ke toilet temen kelas gue gak bilang ke bu guru yang ngajar di kelas kalau gue lagi di toilet, hahaha" ucap Jay bohong. Sungguh alasannya terlalu klasik.

Kim hanya menampilkan raut anehnya menatap Jay. Gadis itu mangut-mangut.

"Yaa, gue gak minta penjelasan lo sih. Itu kan masalah lo, lo bolos atau enggak juga bukan urusan gue" ujar Kim santai.

Jay mengerjap. Ah, sialan. Kalau begitu kenapa ia harus repot-reoot menjelaskan kalau pada akhirnya Kim hanya akan bodo amat terhadapnya.

"Iya, lo benar" ucap Jay tersenyum masam.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang