BAB 19

210 18 0
                                    

Kim mendudukkan bokongnya di kursi dengan wajah kesal. Gadis itu menghembuskan napas dongkol ketika mengingat perkataan kedua gadis di koridor tadi.

Aldo---yang tengah menulis sesuatu lantas menoleh ketika melihat kehadiran Kim yang terlihat kesal.

Laki-laki itu berdiri lalu menghampiri Kim yang mejanya berada tepat di sampingnya.

Raut wajahnya berubah kaget ketika menatap kedua sudut bibir Kim yang terlihat terluka.

"Kim, bibir lo kenapa? Lo habis di tampar?" tanya Aldo tiba-tiba.

Kim mendongak dan menatap Aldo. "Hah, apa?" beo nya.

"Itu bibir lo luka, lo habis di tampar?" ucap Aldo seraya menunjuk sudut bibir Kim.

Kim memegang sudut bibirnya yang sedikit terluka.

"Ouh, ini, iya gue habis di tampar kemarin" ujar Kim santai. Seolah luka tamparan itu tak ada apa-apanya.

Alis Aldo menukik tajam. "Siapa yang udah nampar lo?!" tanyanya geram.

Kim mengerutkan alisnya menatap Aldo. Apa Aldo khawatir dengannya hingga bereaksi seperti itu? Ah, tapi bisa jadi, 'kan mereka teman satu kelas, itu salah satu bentuk kepedulian 'kan.

Namun tak urung gadis itu menjawab pertanyaan Aldo. "Cowok-cowok dari SMA sebelah, mereka dendam sama gue gara-gara gue pernah mukulin temannya sampe tangannya di gips." jawab Kim jujur.

Aldo melotot. "Apa? Cowok?! Jadi yang nampar lo cowok?" tanya kaget.

Akibat perkataan Aldo yang sedikit keras itu membuat sebagian teman kelasnya menoleh ke arah mereka.

Tak terkecuali Shiren yang sedang berdandan di cermin. Kedua temannya juga ikut menoleh.

"Mereka berdua ngomongin apa tuh?" tanya Vika penasaran.

"Tadi gue denger Aldo nyebut tampar gitu, terus dia juga nyebut kata cowok. Apa jangan-jangan Kim di tampar cowok ya?" sahut Liora menebak.

Shiren hanya mengernyitkan dahi menatap kedua temannya lalu beralih menatap Aldo dan Kim. Kedua remaja itu terlihat berbincang. Namun tatapan Aldo menyiratkan kekhawatiran. Shiren mendengus seraya memutar bola mata. Giliran tentang Kim laki-laki itu selalu peduli sedangkan Shiren tak pernah laki-laki itu pedulikan.

"Brengsek! Mereka sampai balas dendam cuman karena lo pukulin teman mereka?!" maki Aldo geram.

"Emangnya gara-gara apa lo pukulin teman mereka?" tanya Aldo lagi dengan dahi mengernyit.

"Waktu itu gue tolongin Kinan gara-gara tuh cowok ya berbuat kasar ke Kinan, emang bajingan tuh cowok. Jadi ya gue pukulin lah, makanya dia dendam ke gue" ujar Kim terlihat kesal.

"Jadi, cuman gara-gara itu mereka sampai nampar lo? Bajingan! Lo kenal gak sama mereka?"

"Gue cuman tahu yang gue pukulin namanya Reno, dia juga yang nampar gue sama temannya" jelas Kim.

"Tapi untungnya ada Jay yang nolongin gue, jadi ya gue cuman di tampar doang. Kalau enggak ada Jay gue gak tahu deh apa yang bakalan terjadi sama gue, dan gilanya mereka juga hancurin ponsel gue" lanjut Kim lagi.

Raut wajah gadis itu berubah lesu setelah mengatakan hal itu. Padahal banyak kenangan dari ponselnya itu. Dan semuanya retak cuman gara-gara cowok-cowok bajingan itu.

"Hei, Kinan!"

Kim, Aldo dan juga beberapa teman kelas mereka menoleh ketika mendengar suara Shireen memanggil Kinan yang baru saja memasuki kelas.

Kinan yang baru juga memasuki kelas langsung menatap kearah Shireen.

"Sini lo!" panggil Shireen seperti bos.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang