BAB 20

219 20 0
                                    

Langkah Glen terhenti ketika jalan di depannya buntu alias dia berhenti tepat di halaman belakang sekolah yang memperlihatkan tembok tinggi menjulang di depannya.

Napas laki-laki itu tersengal-sengal. Baru kali ini dia melarikan diri ketika ingin adu hantam dengan seseorang. Laki-laki yang dikenal selalu maju terdepan jika menyangkut adu otot itu kini harus melarikan diri ketika ia kalah jumlah dengan seniornya yang merupakan anggota club karate.

Sementara dirinya yang hanya mengandalkan adu otot abal-abal tentu akan kalah telak dengan mereka. Walaupun kekuatan tinju Glen juga tak bisa di remehkan tapi ketika dihadapkan dengan seseorang yang memang mempelajari hal adu tinju tentu Glen tidak akan cukup bisa mengimbangi kekuatan mereka.

"MAU LARI KEMANA LAGI LO, HAH?!"

Glen mendengus kasar seraya menjilat bibirnya yang terasa kering. Dirinya berbalik dan menatap lima seniornya yang berhenti dengan napas terengah-engah. Kelima seragam seniornya itu basah akibat ulah Glen. Mereka tersenyum miring menatap Glen ketika laki-laki itu tak bisa lari lagi.

Sementara Glen memutar bola mata. Laki-laki itu memainkan lidahnya di dalam mulut.

"Ngapain sih ngejar-ngejar gue? Lo semua ngefans sama gue ya?" pertanyaan sombong itu di layangkan Glen dengan satu alisnya yang terangkat. Padahal ia tahu sendiri alasan kenapa kelima seniornya itu mengejar dirinya.

Boy---laki-laki dengan baju yang paling basah itu menaikkan sebelah alisnya. "Kita ngefans sama lo? Lo pikir diri lo artis apa?! Songong banget jadi junior, modal bacot doang lo gegayaan cari masalah sama kita!"

"Dia pikir dia udah lebih jago kali makanya cari masalah sama kita" sahut temannya.

Glen berdecak. "Gue emang lebih jago dari kalian, kenapa? Gak terima lo gue tonjok satu-satu tadi?!" sentak Glen.

Sebenarnya alasan dibalik Glen bermasalah dengan mereka adalah ya... Glen sendiri yang memulai.

Flashback on

Waktu itu Glen ke toilet tapi yang ia dapati adalah kelima seniornya itu tengah merokok di sana. Awalnya Glen tak mau ambil pusing ketika ia melihat mereka, begitupun para seniornya itu tak menghiraukan kehadiran Glen. Namun entah kenapa saat Glen masuk kedalam salah satu bilik toilet pendengaran nya jadi terganggu ketika ia mendengar suara-suara tawa dari mereka juga suara seorang laki-laki yang seperti ketakutan. Glen tebak mereka pasti sedang merundung seorang laki-laki yang mungkin ingin memasuki toilet itu.

"Bagi duit lo dulu baru gue ijinin masuk!"

"Ta-tapi kak, saya gak bawa uang"

Glen berdecak ketika keluar dari bilik namun langkahnya yang ingin keluar malah terhalang oleh kelima seniornya itu yang sedang menghadang seorang laki-laki yang Glen tebak adik kelasnya.

"Halah, mana ada orang gak bawa uang ke sekolah!" ucap laki-laki dengan tampang sangarnya.

Glen terus menatap mereka ketika para seniornya itu mulai meraba-raba seragam laki-laki itu. Bahkan salah satu dari mereka memukul keras punggungnya sementara yang lain memukul-mukul pipi laki-laki itu.

Mungkin saking seriusnya mereka sampai-sampai tak menyadari kehadiran Glen.

Glen berdehem keras. "Ngapain bro?!" celetukan Glen membuat kelima seniornya itu serta laki-laki yang sedang dirundung itu mengalihkan perhatian ke arah Glen.

Glen berjalan santai kearah mereka dengan satu tangan dimasukkan ke saku.  Tanpa babibu tangannya langsung menarik lengan laki-laki yang dirundung. Laki-laki itu memperlihatkan raut ketakutan. Lepas dari kandang buaya sekarang dirinya berhadapan dengan seekor singa. Siapa yang tak kenal dengan Glen---siswa dengan segudang masalah yang tak pernah absen masuk ke ruang BK.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang