10. PUNCAK EMOSI
🦋🌧
Siang ini, setelah bel istirahat kedua berbunyi sejak dari lima belas menit yang lalu, terlihat Kevlar yang baru saja keluar dari dalam gedung olahraga setelah sebelumnya ia dihubungi oleh pembina ekstrakulikuler basket kalau katanya, ada yang ingin disampaikan oleh pria itu mengenai pertandingan cabang olahraga tersebut yang tidak lama lagi akan segera dilangsungkan. Mendengar hal tersebut, tentu saja Kevlar langsung dibuat merasa begitu senang luar biasa sebab kabar ini lah yang sebenarnya selalu ia nantikan. Oleh karena itu, ia sudah berniat kalau sepulang sekolah nanti, dirinya akan segera memberitahukan kabar baik ini kepada seluruh anggotanya.
"Lo masih ingat, 'kan dengan kasus itu?"
Langkah kaki Kevlar seketika langsung terhenti begitu saja tepat pada saat secara tidak sengaja, ia mendengar perbincangan antara dua orang yang berdiri di dekat jajaran loker para murid. Dan dari banyaknya kalimat yang berhasil ia tangkap, Kevlar dibuat menarik sebuah kesimpulan kalau dua orang tersebut adalah dua dari sekian banyak orang yang telah termakan oleh berita hoax tentang peristiwa tawuran satu tahun silam yang kejadiannya melibatkan banyak sekali pihak.
"Tentang tewasnya murid SMA Cempaka Putih yang sampai sekarang belum diketahui siapa pelaku dan apa penyebabnya. Walaupun menurut kabar yang selama ini dipercaya, dia tewas karena tawuran. Tapi menurut lo, aneh nggak, sih? Kalau memang penyebabnya adalah tawuran, masa iya nggak ada satu pun polisi yang berhasil menemukan pelakunya. Lo ingat, 'kan seberapa keras dan seberapa banyaknya polisi sewaktu membubarkan kejadian itu?" Lanjut Akmal panjang lebar kepada si lawan bicaranya.
"Maksud lo, korban itu dibunuh? Dan pembunuhannya dilakukan secara sengaja? Berarti kemungkinan terbesarnya cewek itu dibunuh sama salah satu anggota Lazuard. Secara, 'kan cuma itu satu-satunya rival terbesar dan terkuat bagi mereka."
Dengan cepat, Akmal segera menimpali. "Yap! Dan itulah kenapa si Langit nggak protes waktu kepala yayasan membubarkan geng yang menurut gue, nggak ada apa-apanya itu."
Sembari menyandarkan punggung tegapnya pada salah satu tembok, Kevlar pun dibuat ingin sekali tertawa dengan keras. Menurutnya, kebodohan yang dimiliki oleh Akmal dan Denis itu, amat sangat natural sehingga rasanya ingin sekali ia melayangkan satu tinjuan maut kepada dua orang tersebut yang masih saja membual tentang betapa buruknya geng Lazuard beserta para anggotanya.
Denis mengerutkan dahinya "Tapi kenapa, ya? Bahkan setelah Lazuard bubar, jumlah anggotanya masih aja terbilang banyak. Walaupun menurut kabar yang pernah gue dengar, ada beberapa dari mereka yang memilih buat menjadi pengkhianat karena bergabung dengan Nightmare."
Bersama tawa sinisnya, Akmal pun kembali memberikan sebuah jawaban dengan nada bicara yang terdengar sangat enteng. "Karena mereka bego,"
Dan tepat setelahnya, mereka langsung dibuat tertawa dengan sangat nyaring sehingga membuat Kevlar yang semula tidak ingin menciptakan masalah, dibuat kalap dalam sekejap.
Dengan gerakan yang cepat, ia segera saja menarik kerah belakang milik Akmal. "Ngomong apa lo tadi?" Tanyanya dengan tajam yang seketika langsung membuat Akmal menegang di tempat.
"L-lo salah denger kali, Kev." Denis yang tidak ingin berurusan dengan salah satu dari gerombolan para pembuat rusuh itu, segera saja berkilah.
"Telinga gue masih berfungsi dengan baik, bahkan untuk sekedar mendengar gemetar di suara lo." Kevlar memandangnya dengan tatapan meremehkan yang terlihat begitu kentara.
Akmal yang merasakan sesak di lehernya, tidak berhenti untuk terus berusaha agar Kevlar mau melepaskan cengkramannya. "Lepas, brengsek!"
"Kalau gue aja yang baiknya minta ampun disebut brengsek, apa kabar dengan diri lo? Anjing?" Kevlar bertanya sembari terus menguatkan cekalannya. "Tarik omongan lo, dan gue akan pergi."

KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Fiksi Remaja"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x