14. TRYING TO SURVIVE
🦋🌧
Langit menghentikkan laju kendaraan beroda dua miliknya tepat pada saat dirinya dibuat semakin yakin kalau sepanjang ia melajukan motornya, sepanjang itu pula jarak yang ditempuh oleh orang itu hanya karena ingin mengikuti Langit dengan maksud yang tentu saja tidak cowok itu ketahui. Ia melepas helm yang semula terpasang diatas kepala, lantas mengedarkan pandangannya ke arah sekitar yang memang selalu nampak begitu sepi itu dengan tatapan menyelidik sampai pada akhirnya, ia dibuat menoleh kembali secara spontan tatkala sepasang matanya mendengar sebuah suara yang sedikit mengejutkan.
Sedetik kemudian, ia pun dibuat menghembuskan napasnya dengan jengah. Mengapa semesta seolah tidak ingin melihatnya senang dan tenang dalam menjalani kehidupan didunia ini sebab selalu ada saja berbagai macam masalah yang silih berganti disetiap harinya sehingga membuat kepala milik Langit terasa ingin pecah seketika. Contohnya saja, pada malam hari ini. Dihadapannya sudah terdapat sekitar enam sampai tujuh orang preman berbadan kekar yang sepertinya sedang tidak mempunyai pekerjaan yang lain lagi selain dari membuat sebuah lingkaran kecil sehingga menempatkan posisi Langit menjadi tepat ditengah-tengah mereka.
Menyadari bahwa para preman itu akan segera melakukan sesuatu yang bisa saja membahayakan dirinya, lantas Langit pun segera saja turun dari atas motornya dan memandangi satu per satu wajah seram tersebut dengan tatapan tanpa ekspresi andalannya. Cowok itu sama sekali tidak mengeluarkan suara atau teguran apapun dikarenakan dirinya yang enggan karena hal tersebut sama saja dengan membuang energinya secara sia-sia. Maka dengan itu, mendapati sang lawan yang sepertinya tidak kunjung memberiakan reaksi, akhirnya salah satu dari mereka pun maju beberapa langkah supaya jarak antara dirinya dan Langit akan menjadi semakin dekat.
"Heh! Maju lo!" Katanya dengan nada bicara yang terdengar sangat otoriter, tetapi tentu saja hal tersebut tidak akan pernah membuat seorang Langit Xavier merasa gentar karenanya dan menurut begitu saja. Sebaliknya, pemuda itu malah menampilkan seulas senyuman tanpa minatnya seraya menatap kawanan tidak jelas secara bergantian tanpa mengucapkan barang sepatah kata pun sehingga membuat seseorang yang sedaitadi telah memangkas diantara keduanya langsung saja melayangkan satu bogeman mentah yang tepat sekali mengenai perutnya.
"Lo nggak bisa ngomong, hah?!" Teriaknya dengan begitu lantang seraya beralih untuk mencengkram dagu milik Langit yang masih saja memilih untuk duam karena pemuda itu yang tidak kunjung memberikan reaksi apapun.
"Hajar aja, Bos!" Seru salah satu dari para kawanan tersebut. "Biar si bajingan itu tahu siapa kita." Lanjutnya yang disusul oleh beberapa suara tawa. Jenis suara tawa mengejek yang tentu saja membuat Langit merasa muak dalam sekejap. Memangnya siapa yang akan menerima begitu saja tatkala dirinya dijadikan sebuah olok-olok oleh oleh banyak orang yang bahkan sama sekali tidak mengenalnya.
Maka dengan begitu, tanpa berpikir panjang lagi Langit segera saja maju beberapa kali dengan langkah panjangnya menuju ke arah seseorang yang tadi sudah mengatainya sebagai seorang bajingan. Dengan gerakan yang cepat, dirinya langsung saja mengunci pergerakan orang itu dengan sebelah tangannya. Pria itu terlihat ingin melakukan perlawanan yang tentu saja tidak dapat dirinya lakukan karena sebelah tangan milik Langit yang sudah melingkari lehernya.
Tidak ingin membuat lawannya lepas begitu saja, lantas Langit pun segera saja menghempaskannya ke dasar jalanan sehingga membuat posisi si pria berjaket lusuh tersebut menjadi terlentang dengan kerah bajunya yang sudah dicengkram oleh Langit sampai pada akhirnya, sebuah pukulan menyakitkan pun berhasil dirinya terima dari pemuda tersebut yang pada malam hari ini, sudah dibuat emosi karenanya. "Lo tahu apa tentang gue?" Tanya Langit yang disertai oleh sorot mata menyala-nyala yang terus saja dirinya tujukan ke arah sang lawan. "Asal lo tahu, kalau gue nggak suka diusik dengan cara murahan seperti ini!" Lanjutnya yang pada kali ini diakhiri dengan beberapa pukulan yang tentu saja langsung membuat pria itu meringis kesakitan sehingga membuat para kawanannya yang lain merasa ikut terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Teen Fiction"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x
