5. TEKA-TEKI TENTANG LANGIT
🦋🌨
Langit malam terlihat telanjang dengan ditemani beberapa bintang yang masih setia menerangi. Dan gelapnya malam pada hari ini terasa sedikit berbeda, dikarenakan terhitung sejak pukul tiga sore tadi sampai dengan detik ini, hujan masih saja mengguyur kota Jakarta yang membuat suasana berubah menjadi semakin muram dengan diiringi oleh suara hembusan angin yang menjelma layaknya sebuah alunan menyayat hati bagi siapa saja yang telah menjadikan hujan sebagai sesuatu yang harus dihindari sebab ada luka masa lalu yang terkandung didalam setiap tetesnya.
Sampai pada hari ini, Bintang sangat mencintai hujan. Bahkan dirinya rela bermain dibawahnya sampai batuk serta pilek menyerang indra pernapasannya, juga sampai demam menyerang tubuhnya. Walaupun ada satu kejadian yang membuat ia kehilangan Mamanya terjadi pada saat hujan turun dengan deras, tetapi menurut Bintang, hal itu bukanlah merupakan sebuah alasan tentang mengapa ia harus membenci hujan. Karena layaknya kaset rusak yang akan terus berputar, gadis itu malah akan semakin mengingatnya. Setiap merasakan dan melihat tetes demi tetes air tersebut, ia malah semakin menikmati rasa sakit yang selama ini dirinya rasakan. Lewat fenomena alam bernama hujan tersebut, Bintang menjadi semakin percaya bahwa kejadian itu memang benar adanya, dan bahwa setiap perasaan sesak yang bertahta di hatinya juga memang nyata adanya.
Terlihat ada banyak dedaunan kering yang berjatuhan dari atas pohon, lalu sebagiannya lagi mendarat diatas balkon. Udara yang berada disekitarnya terasa begitu hampa, serupa dengan tatapan gadis itu yang juga tampak kosong. Deru napasnya memang terdengar beraturan, namun tubuhnya yang sama sekali tidak melakukan pergerakan apapun berhasil menjadikannya seperti sebuah manekin hidup. Bernyawa, namun rasanya seperti benda tak hidup.
"Sudah tiga puluh menit," Seseorang yang merupakan pegawai sementara di rumah ini segera memperingatkan dirinya. Tetapi Bintang sama sekali tidak ingin peduli. Perasaan marahnya akan keputusan yang entah dari siapa agar pria itu bekerja dirumah ini dengan tujuan untuk selalu mengawasi dirinya masih dapat ia rasakan. Bagaimana cara ruang geraknya yang seolah sangat dibatasi, berhasil membuat keinginan gadis itu untuk berontak kembali muncul ke permukaan. Bahkan, ia sudah menyiapkan rencana yang lebih matang lagi supaya rencana kaburnya berjalan dengan mulus walaupun kemungkinan lolosnya pasti tidak akan lebih dari angka satu persen. Di sisi lain, ia ingin sekali membantah. Namun, posisinya sebagai seorang anak buangan yang diperlakukan layaknya sebuah aib bahkan oleh Papanya sendiri membuat ia tidak memiliki kuasa apapun untuk sekedar membantah setiap keinginan keluarga ini yang alur ceritanya sudah seperti drama murahan.
Entah apa alasan yang menjadikan segalanya berjalan menjadi semakin tidak masuk akal seperti ini. Bahkan, Bintang sendiri pun masih merasa tidak mengerti dengan segalanya.
Mengapa identitasnya tidak boleh diketahui?
Mengapa Danureja selalu marah kepadanya?
Serta banyak lagi 'mengapa' lainnya yang tentu saja hanya dapat bersarang didalam kepala.
Gadis berpiyama cokelat muda itu menoleh untuk pada akhirnya melengos begitu saja. "Nggak usah protes. Tenang aja, aku nggak akan kabur, kok." Jawabnya dengan ketus yang membuat pria itu hanya bisa mengangguk dengan pasrah, lalu memundurkan langkah kakinya untuk kembali ke posisi semula.
Sementara itu, Bintang kembali memandang sekitarnya dan meremukkan beberapa daun kering itu menggunakan tangan kosongnya. Sedetik kemudian, gadis itu dibuat menyipitkan sepasang matanya tepat pada saat ia melihat adanya cahaya lampu mobil yang menyorot ke arahnya. Bintang sama sekali tidak ingin mengalihkan pandangannya barang sedetik pun supaya ia dapat benar-benar menyaksikan siapa saja orang yang akan keluar dari dalam mobil Papanya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Jugendliteratur"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x
