17. DON'T WANT TO LOSE (2)
🦋🌧
Suasana warkop kepunyaan Bi Jamila memang selalu terlihat ramai seperti biasanya dikarenakan para gerombolan tukang rusuh yang sudah sangat kalian hafal itu selalu saja menghabiskan waktunya di tempat sederhana ini untuk sekedar membicarakan hal-hal acak yang anehnya akan menjadi hiburan tersendiri bagi seluruhnya. Sesuatu apapun itu, apabila dilakukan bersama dengan mereka, entah mengapa rasanya akan selalu seperti tengah berlibur ke tempat-tempat paling fenomenal di dunia. Menyenangkan, dan tidak akan pernah cukup.
Tetapi sayangnya, kebahagiaan yang selalu mereka rasakan di setiap harinya itu, kali ini menjadi sedikit tidak penuh sebab ketidakhadiran Langit di tengah-tengah mereka yang tanpa sadar telah menciptakan satu celah kosong. Celah yang seharusnya diisi oleh si pemeran utama. Seseorang yang selama ini selalu menjadi pondasi yang kokoh bagi persahabatan mereka, serta seseorang yang selama satu pekan ini tidak terdengar lagi bagaimana kabarnya. Ingin sekali menghubungi, namun tidak tahu harus melalui siapa. Lagi pula, mereka paham akan satu hal bahwa Langit merupakan tipikal orang yang tidak senang apabila ada seseorang yang mengganggu ketenangannya bahkan oleh sahabatnya sekali pun. Maka dengan begitu, mereka hanya dapat berdoa serta berharap semoga kondisi Langit selalu baik-baik saja.
"Tapi jujur aja, gue kangen banget sama dia." Valeska melemparkan sebuah botol bekas air mineral miliknya ke arah salah satu tempat sampah berukuran besar yang hanya berjarak beberapa meter saja dari tempatnya merebahkan tubuh. "Dan rasa kangennya ini lebih besar dari apa yang sebelumnya pernah gue rasakan ke elo, Kev." Kali ini, cowok itu beralih kepada Kevlar yang tiba-tiba saja langsung dibuat mendengus setelah mendengar kalimat kurang ajar tersebut dari seseorang yang padahal tidak pernah absen untuk sekedar mengiriminya pesan yang berisi—KEVLAR CEPET SEKOLAH DONG!! AKU RINDU BANGET SAMA KAMU HUAAA— lengkap bersama capslock dan banyak sekali gambar emoticon menangis milik Valeska yang terkadang selalu membuat Kevlar tidak tega apabila harus mengabaikan pesannya.
Tetapi ternyata, menjadi orang yang tidak enakan kepada seorang teman yang akhlaknya sudah minus seperti Valeska sama sekali tidak menguntungkan. Ingatkan Kevlar untuk berpura-pura tuli apabila Valeska merengek minta dibelikan apapun karena disamping akhlaknya yang kurang ajar, ternyata cowok itu juga merupakan tipikal seorang yang magadir alias, manusia nggak tahu diri. Kevlar melirik sekilas dengan pandangan tanpa minat. "Bodo amat." Ketusnya yang seketika langsung membuat para sahabatnya—terkeculi Akhtar—terkikik dengan geli setelahnya.
"Udah jomblo, perasa lagi!" Bukannya merasa bersalah, Valeska malah semakin gencar mengatai sahabatnya yang padahal selalu royal kepadanya itu dengan kalimat-kalimat yang tentu saja langsung membuat Kevlar semakin ingin meluapkan amarah karenanya.
Cowok itu bangkit dari posisinya supaya jarak antara dirinya dengan Valeska menjadi semakin dekat untuk pada akhirnya, Kevlar menendang salah satu kaki meja sembari mengumpat. "Anjing!" Katanya yang pada detik itu juga langsung membuat Valeska tidak ingin lagi menoleh ke arahnya terlebih pada saat cowok itu menangkap tatapan nyalang yang diberikan oleh Kevlar kepadanya.
Maka dengan begitu, Valeska pun memilih untuk terus menyembunyikan kepalanya tepat di belakang tubuh tegap milik Gerka dengan ekspresi wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin sehingga membuat tawa Zafrel terdengar menjadi semakin keras lagi terlebih pada saat filter lucu yang ia gunakan untuk merekam wajah Valeska bekerja dengan baik. Cowok itu sengaja merekamnya karena ia tahu, kalau keadaan konyol seperti ini tidak dapat terulang dua kali di dalam kehidupan masa remajanya.
Sementara para sahabatnya masih sibuk tertawa karena tingkah aneh yang memang selalu ditunjukkan oleh Valeska itu, di posisi paling pojok terdapat Akhtar yang sedari awal hanya dapat menyaksikan segalanya dalam diam. Cowok kalem itu memang selalu berlaku seperti ini, bukan karena dirinya yang tidak ingin berbaur dan berusaha supaya dapat masuk ke dalam setiap percakapan tidak pentingnya mereka. Sebaliknya, Akhtar berlaku demikian karena dirinya yang sudah sangat mengetahui akan menjadi seaneh apa nantinya kalau selera humor mereka disandingkan dengan selera humor miliknya yang terbilang sangat hambar itu. Oleh karenanya, Akhtar berani berkata kalau selera humor atau segala sesuatu yang ada pada dirinya tersebut hanya dapat berada pada satu frekuensi yang sama apabila disatukan dengan Langit, walaupun di antara keduanya tidak akan pernah tercipta percakapan panjang lebar terkecuali saling melirik, lalu mengangguk seadanya. Tetapi walaupun begitu, Akhtar selalu merasa senang dibuatnya sebab menurutnya hanya Langit lah seseorang yang selama ini selalu menjadi si penerjemah atas apa yang para sahabatnya pikirkan bahkan tanpa mengharuskan mereka untuk menjelaskannya secara detail.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Подростковая литература"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x
