4. TIGA PESAN
🦋🌨
Setelah selama empat puluh tujuh menit memejamkan sepasang matanya sembari berbaring di atas kursi yang berada di atap sekolah, akhirnya cowok itu pun memilih untuk segera kembali ke dalam kelas. Selain karena rasa kantuknya yang memang sudah menghilang sejak dari sepuluh menit yang lalu, panas matahari yang semakin menyengat di kulit pun menjadi alasan utama yang membuat Langit ingin segera pergi dari tempat ini.
Ia berjalan menuruni anak tangga satu per satu sembari sesekali memainkan lidahnya didalam mulut sehingga menimbulkan bulatan kecil yang bergerak di dalam pipi kirinya. Dan tepat pada saat sebelah kakinya menapak di anak tangga terakhir, tiba-tiba saja ia merasakan ada sesuatu yang menabrak tubuhnya sehingga membuat keseimbangannya menjadi sedikit limbung. Dengan cepat, cowok itu segera saja menempelkan telapak tangannya ke dinding sebelah kanan sebagai bentuk pertahanan agar ia bisa kembali menyeimbangkan dirinya.
"Aduh, maaf banget." Leriga berkata demikian dengan perasaan yang sarat akan rasa bersalah. Gadis dengan ujung rambut berwarna keabuan itu memandang Langit lengkap dengan mata bulatnya yang dibuat selucu mungkin. Tetapi seandainya gadis itu tahu kalau hanya dengan mendengar suaranya pun, Langit sudah terlebih dahulu dibuat muak setengah mati. Terlebih dengan bagaimana cara Leriga yang selalu ingin seluruh dunia berpusat kepada poros kekuasannya dengan cara mengharuskan semua orang untuk tunduk dan patuh terhadapnya. Ia menobatkan dirinya sendiri sebagai seorang ratu di Sky High yang padahal malah membuat seluruh murid semakin tidak suka terhadap kehadirannya. Terlahir sebagai seorang putri tunggal dari salah seorang pejabat kaya raya membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang semena-mena terhadap siapa saja yang menurutnya patut untuk dirinya singkirkan.
"Minggir," Ujar Langit dengan nada suara yang terdengar begitu datar. Cowok itu berucap demikian dengan pandangan yang lurus kedepan seolah-olah tidak ada siapa pun yang berada di hadapannya.
Sementara itu, Leriga sudah dibuat merasa tidak karuan setengah mati. Ingin rasanya ia menangis dengan keras tatkala menyaksikan sikap Langit yang selalu saja nampak tidak peduli dan dingin terhadapnya. Padahal selama hampir dua tahun penuh, ia selalu berusaha agar cowok itu mau berbalik ke arahnya dan menyadari kalau ia juga berada di atas planet yang sama, di dunia yang sama, serta menghirup udara yang sama pula. Tetapi sepertinya, Langit tetaplah Langit. Seseorang yang penuh dengan teka-teki, namun selalu berhasil mencuri banyak hati.
Merasa kalau respon perempuan itu begitu lambat, akhirnya Langit pun memilih untuk segera menyingkir dari hadapannya. Tetapi baru saja ia akan melangkah, Leriga yang sudah mengetahui pergerakannya segera saja mendekat dan menyentuh kemeja seragam cowok itu yang saat ini sudah terlihat basah akibat dari kecerobohannya yang tidak mengikat tali sepatunya dengan benar sehingga pada akhirnya ia tersandung, lalu menabrak tubuh Langit yang membuat jus strawberi miliknya tumpah ruah tepat mengenai seragam milik cowok itu yang semula bersih tanpa noda.
Mendapat perlakuan yang menurutnya sangat tidak pantas itu, lantas Langit pun langsung dibuat berdecak karenanya. Dengan kasar, ia segera saja menepis tangan milik Leriga. Perempuan itu terlonjak kaget, "Tapi itu seragam kam-"
"Gue bilang minggir!" Merasa kalau kesabarannya sudah dirampas sampai habis, akhirnya cowok itu pun dibuat sangat geram sehingga menyebabkan volume suaranya berubah menjadi sedikit lebih tinggi.
Leriga terpekur, dan pada detik itu lah air mata yang berasal dari sepasang matanya langsung berlombaan keluar. Gadis itu hanya bisa berdiri di tempat semula bersama dengan pandangan nanar yang terus saja tertuju kepada punggung tegap milik Langit yang kini sudah terlihat semakin mengecil. Sebelah tangannya meremas gelas bekas minuman yang seluruh isinya sudah tandas. Lalu setelahnya, ia mengalihkan pandangan ke arah koridor—tempat di mana cairan berwarna merah itu menggenang di atasnya. Dan tepat pada saat dirinya akan menaiki anak tangga, seseorang pun datang menghampiri dan menahan pergerakannya dengan cara menepuk sekali bahu miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Genç Kurgu"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x