21. A LIE THAT LOOKS SO PERFECT
🦋🌧
Sejauh mata memandang, sejauh itu pula setiap orang dapat menyaksikan puluhan kamera yang berjajar dengan begitu rapinya. Dalam hati, mereka dibuat berdecak dengan kagum karenanya. Bukan hanya karena keindahan tempat ini yang terlihat begitu memukau, melainkan juga karena desas-desus yang telah sebagian dari mereka terima bahwa pendiri dari Ainsley Group yang sangat mereka hormati itu, ternyata sudah mengadopsi seorang gadis yang pada malam hari ini, akan mereka ketahui bagaimana wujud serta rupanya.
Suasana di dekat pintu masuk terlihat begitu tertib, sampai pada akhirnya, semua pasang mata yang berada di sana langsung dibuat tidak dapat lagi mengalihkan fokusnya masing-masing. Dari posisi berdirinya, mereka seolah sudah dibuat begitu terkesima tepat pada saat seluruhnya menangkap kedatangan dari sebuah mobil mewah berwarna hitam yang melaju di hadapannya.
Tidak lama berselang, rasa ketersimaan yang semula hanya dapat disaksikan dalam hening itu, kini sudah berubah menjadi riuh sebab yang dengan spontannya, orang-orang tersebut langsung saja bertepuk tangan tepat pada saat sang pemilik acara yang telah sangat mereka nanti, sudah terlihat menuruni mobil setelah sebelumnya ada seorang supir pribadi yang membantunya untuk membukakan pintu.
Danureja serta sang istri nampak begitu serasi dalam balutan serba navy yang melingkupi seluruh bagian tubuhnya. Mereka tersenyum seraya sedikit membungkukkan tubuh untuk menyapa sebagian rekan bisnisnya yang sudah dibuat merasa begitu penasaran dengan sosok seorang gadis adopsi yang ternyata tidak berada di dalam satu mobil yang sama, mengingat hanya Danureja serta Letta lah yang terlihat keluar dari dalam kendaraan beroda empat tersebut.
Sementara seluruh orang yang pada awalnya berada di sekitaran pintu masuk sudah memasuki area utama gedung, terlihat sebuah mobil lain yang ternyata sengaja mengulur waktu supaya tidak ada satu pun orang yang dapat menyaksikan kedatangan perdananya.
Tanpa mereka ketahui, di dalam sebuah mobil yang baru saja terparkir itu sudah terdapat seorang perempuan yang kehadirannya telah begitu dinanti oleh banyak orang. Gadis itu bergerak dengan gusar, jelas sekali bahwa pada saat ini, dirinya sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Berulang kali Bintang melirik ke arah jendela dengan tatapan yang cemas. Sungguh, rasanya ingin sekali ia kembali, lalu meringkuk di bawah selimut seperti kebiasaannya di pagi hari.
Melalui center mirror yang berada di atasnya, Langit melirik sekilas ke arah Bintang untuk sekedar memastikan bahwa gadis itu memang tidak sedang melakukan kegiatan apapun. Pemuda itu membenarkan letak kacamata hitam yang bertengger di pangkal hidung mancungnya sebelum ia memutar kepala, lalu menjatuhkan pandangannya tepat ke arah Bintang.
"I know that you're not okay," Cowok itu berkata demikian setelah dirinya berhasil menangkap ekspresi ketakutan yang ternyata masih saja nampak pada wajah milik Bintang. Malam hari ini, adalah kali pertama Langit menyaksikan ketakutan yang tanpa sadar, telah ditunjukkan oleh gadis itu kepada dirinya sewaktu mereka akan masuk ke dalam mobil. Entah sesuatu apa yang sebenarnya telah membuat Bintang menjadi sekhawatir ini perihal menaiki kendaraan beroda empat yang padahal, anak kecil pun tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut.
"Tenangkan dulu diri lo sebelum kita benar-benar keluar." Sambungnya lagi seraya menyandarkan punggung tegapnya kepada sandaran kursi mobil. Langit memejamkan sepasang matanya dengan deru napas yang terdengar beraturan. Saat ini, ia hanya sedang menunggu kesiapan dari seorang gadis yang sepertinya sedang begitu gugup itu.
Namun, bahkan setelah lebih dari sepuluh menit Langit menunggu, dirinya sama sekali tidak merasakan adanya tanda yang menyatakan bahwa gadis itu akan segera memberitahunya. Oleh karena itu, ia pun memilih untuk kembali menolehkan kepala ke arah kursi penumpang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHLIGHT
Подростковая литература"i'm stuck in my darkness, 'cause you're my flashlight." Hope u all like this story Thank you, x
