Bab 6 Menerima lamaran 4

12.7K 704 13
                                    

JANGAN LUPA JUGA BACA CERITA KEMBARAN SEAN.

"NIKAH SMA"
****

Ira duduk didepan dua orang tamunya dengan didampingi ibu, ayah dan pak Rt.

Dia meremas pakaian yang dipakainya, entah apa yang harus dijawabnya jika dua orang itu meminta jawabannya.

"Karna berhubungan Ira juga sudah pulang, saya ingin menangih jawaban pekan lalu padanya..'

"Saya juga sudah bicara pada kedua orang tuanya, dan sekarang giliran saya bertanya pada kamu." tutur lembut Amira begitu menyejukan membuat suasana yang canggung jadi begitu nyaman.

"Ira, bagaimana jawabanmu atas lamaran saya?" Tanya Amira.

Tuti memegang tangan anaknya, apapun pilihan Ira dia akan tetap mendukungnya.

"Saya punya orang tua yang masih harus dinafkahi, bahkan saya punya adik.." Belum selesai ucapan Ira, Amira sudah memotong.

"Soal itu kamu tidak perlu khawatir, semua biaya hidup orang tuamu biarkan jadi urusan suami saya. Iyakan mas?" Tanyanya pada Sean.

Sean hanya mengangguk pertanda setuju.
mulutnya seperti dilem sedari datang tadi, bahkan tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Saya menerima lamarannya."

Amira langsung memanjatkan puji syukurnya.

"Alhamdulillah."

Amira pun langsung mengobrol dengan pak rt dan orang tua Ira perihal acara dan apa saja yang harus disiapkan suaminya.

Ira dan Sean hanya diam tak bersuara, mereka hanyut dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kruyuuukk kryuukkkk." Ira langsung memegang perutnya yang berbunyi, membuat perhatian teralih kepadanya.

"Maaf."

"Mas, kamu tolong keluar ya belikan makanan, sekalian buat pak Rt dan orang tua Ira juga. Kita makan malam Disini." Titah Amira pada suaminya.

Sean pun hanya mengangguk patuh, dia beranjak meninggalkan orang-orang yang mengabaikan.

"Mas, ajak Ira juga."

Sean menatap Ira, tatapan mereka bertemu sebelum Sean memutuskan kontak matanya dari wanita yang bukan istri.

"Aku bisa sendiri." Tutur Sean.

"Sekali pendekatan mas.! Ra, kamu ikut sama mas Sean ya. Takut nanti dia nyasar."

"Iya mbak.' Ira pun terpaksa ikut dengan lelaki yang akan menjadi suaminya itu.

Disepanjang perjalanan tidak ada suara atau apa, hanya suara mesin mobil yang terdengar.

"Meskipun kamu menerima pernikahan ini, jangan harap saya juga bisa menerima kamu.!!" Tutur Sean yang begitu jleb membuat Ira langsung menoleh kearah Sean.

Belum apa-apa dia sudah disadarkan dengan jati dirinya.

"Bapak tenang saja, saya hanya sudah bosan bekerja saja. Siapa tau setelah menikahi bapak hidup saya tidak begitu cape mencari uang."

"Cehh, dasar matre. Entah Amira menemukan dimana perempuan sepertimu." Ucap Sean ketus.

"Gapapa kali pak, matre juga sama suami." Ucap Ira santai, dia ingin menghilangkan kecanggungan meskipun sebenarnya jantungnya berdegup kencang.

"Emang suami kamu siapa?" Tanya Sean begitu sengit.

"Ya bapaklah,"

"Ngimpi"

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang