Bab 42

15.7K 745 7
                                    

Sean kira mengurus orang hamil itu mudah, gak perlu pake kesabaran atau ketabahan hati.
Tapi nyatanya sangat sulit, dia harus benar-benar sabar meladeni ngidam Ira yang menurutnya tidak masuk akal.

"Ra, beneran itu semua mau di buang." Ucap Sean memelas.

"Aku gak kuat Mas cium aromanya." Ira menutup hidungnya saat mengemasi parfum-parfum mahal Suaminya.

"Tapi Ra, aku baru beli itu."

"Ya udah, Mas rapihin ke gudang, aku mual cium aromanya." Ira menyodorkan parfum-parfum suaminya.

Wajah Sean langsung berbinar menerima koleksi parfum-parfumnya.

"Inget!! jangan pake parfum itu saat deket aku." Ucapnya sambil pergi,membuat senyum Sean hilang.

Dengan lesu Sean menyimpan koleksi parfum-parfumnya.
Sepertinya dia tidak akan lama bertemu dengan parfum-parfum mahalnya itu.

"Kalian baik-baik ya di sini" Sean menutup pintu gudang dengan perasaan yang berat hati.

Sean melangkahkan kakinya lesu, Ira dan Haiman sedang bermain. Bocah laki-laki itu sangat aktif dan bawel bertanya banyak hal.
Sean menghampiri istri dan anaknya.

"Mas."

"Hmm"

"Mas, buka baju dong." Sean yang sedang mengajak Haiman bermain pun langsung menoleh.

"Ra, ini masih siang. Haiman juga belum tidur. Nanti aja ya kalau Haiman udah tidur." Bujuk Sean tak percaya, kalau Ira menginginkannya siang-siang begini.

"Nggak, aku mau nya sekarang." Rajuknya. Sean menggaruk kepalanya yang tidak gatel. Dia menatap Ira dan Haiman bergantian.

"Bi, mau kemana?" Tanya Sean.

"Mau ke dapur pak." Sahut bi Mirah.

"Jagain Haiman dulu ya, saya ada urusan sama bundanya Haiman."

"Oh iya pak."

Sean langsung mengendong Ira.

"Mas, kamu mau bawa aku kemana." Teriak Ira saat tubuhnya tiba-tiba di gendong.

"Katanya kamu mau buka-bukaan." ucap Sean, dia terpaksa berhenti berjalan menuju kamarnya yang pindah ke lantai bawah.

"*Ihhh, kamu itu. Aku cuman mau cabutin bulu ketek kamu." Ira memukul dada Sean.

"Hah!!, bukan mau buka-bukaan Ra?"

"Ihh apaan sih, dasar mesum."

Sean menurunkan Ira dengan lesu.

"Anak aku pengen aku nyabutin bulu ketek kamu, Mas." Ucap Ira dengan wajah mengemaskan.

Sean pun membuka bajunya di depan pintu kamarnya.

"Eh, mas jangan di sini. Nanti badan kamu keliatan sama bi Mirah." Ucap Ira menahan tangan Sean yang akan membuka baju.

Sean menoleh melihat Bi Mirah yang sedang bermain dengan Haiman.

"Tapi nanti buka-bukaan ya Ra." Bisiknya, membuat wajah Ira memerah.

"Mesum."

"Hahaha."

***

"Ahhh Ra, pelan-pelan."

"Iya Mas, ini juga pelan-pelan Mas."

"Ra, Ahhh Ra. Kamu agresif banget sih." lenguh Sean.

Ira terkekeh geli, matanya menggoda suaminya. Dia kembali dengan kesenangannya tanpa memperdulikan Sean yang menahan lenguhannya.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang