Bab 37

16.5K 881 9
                                    

Banyak hal yang aku lihat, Namun saat denganmu masa depan terasa nyata.

_Istri kedua_

*****

Semilir angin berhembus dengan sangat kencang, Sean duduk termenung sendiri.
Sangat sulit baginya menaklukkan hati yang sudah terluka, bukan karna benci tapi karna kecewa.
Seberusaha apapun kita menyatukan kembali serpihan yang sudah dipecahakan, tidak akan membuatnya kembali indah meskipun utuh.

Foto Haiman dengan sangat gemas terus saja dia pandangi, anak yang delapan tahun dinantinya dengan Amira tapi lahir dari rahim lain, lahir dari wanita lain yang ternyata istri keduannya.
Wanita pilihan Amira, dan sekarang dia tau, tidak mungkin Amira memberikan sesuatu yang tidak baik untuknya.

Lihatlah, laki-laki tampan perpaduan antara dirinya dan Ira tercetak jelas diwajah Haiman.
Rindu, dia sangat rindu dengan anaknya. Sean ingin bukan hanya setiap pulang kerja dia menemani sang buah hati, namun setiap saat.
Tapi nihil, hati Ira sudah keras karnanya.

drttt

drttt

Sean mengerjap kala hpnya bergetar berbenturan dengan pagar balkon kamarnya.

"Ira?" Sean langsung mengangkat telpon dari Ira.

"Hallo."

"Mas, bisa kesini gak." Ucap Ira panik.

"Ada apa Ra, kamu kenapa?"

"Mas."

"Iya ada apa Ra?" Tanya Sean tak kalah panik.

"Haiman Mas, Haiman."

"Iya ada apa Ra?"

"Haiman demam Mas, dia muntah-muntah."

"Hah!! Iya Ra, Mas segera kesana." Sean langsung menyambar kunci mobilnya.

Kemeja masih melekat ditubuhnya karna setelah menidurkan Haiman dia tak langsung mandi.
Dia tak menyangka anaknya muntah-muntah setelah dia tinggal pulang.

Sean langsung melajukan dengan kecepatan tinggi kerumah Ira, dan butuh beberapa detik Sean sampai dirumah Ira.

Bi Mirah langsung membukakan pintu untuk Sean, dia langsung kekamar Ira.
Ira sedang menggendong Haiman yang menangis sehabis muntah.

"Kenapa bisa muntah-muntah Ra.?" Sean mengambil alih Haiman dari gendongan Ira.

"Aku juga gak tau Mas, pas Mas pulang. Haiman nangis kejer gak berhenti-henti terus muntah." Jelas Ira.

Sean menepuk-nepuk lembut punggung Haiman agar tenang, terdengar suara tangisannya melemah, tersisa segukan isakaanya.

Sean menggendong Haiman sambil menimang-nimangnya hingga balita kecil itu kembali tidur.

Ira melihat bagaimana telatennya sang suami mengurusi anaknya, tak terasa air matanya jatuh karna terharu.

Sean kembali menidurkan Haiman, dia berbaring disamping Haiman sambil menepuk-nepuk bokong bocah itu.
Kecupan hangat mendarat dikening Haiman sebelum Sean beranjak.

"Dia udah tenang, Mas pulang dulu ya." Pamit Sean, waktu sudah jam 11 malam. Cukup lama dia menenangkan Haiman yang sedang kurang enak badan itu.

Tangan Ira mencekal Sean, membuat laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya.

"Ada apa?"

Ira hanya menunduk, dengan tangan yang masih memegangnya.

"Makasih ya Mas." Ucap Ira malu-malu.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang