Mungkin kau pernah merasakan
Saat kau kehilangan, hampa tiada harapan.
Menangis pun semua t'lah terjadi
Yang hilang tak mungkin kembali.
Mungkin kau pun pernah mengalami
Jalani hidup sendiri yang tak pasti.
Berserah diri, meminta pertolongan tuhan. Percaya dibalik kesedihan bahagia sedang menunggu.___________________
"Ra, Mas boleh gendong Haiman gak?." Tanya Sean hati-hati.
Ira yang sedang menganti popok Haiman mendongkak. Hanya anggukan kepala sebagai jawaban seakan mulut itu terkunci begitu saja untuk bicara dengannya.
Ira mengeser posisinya saat Sean mendekatinya untuk mengendong Haiman.
Wangi bayi begitu menyeruak dipenciumannya.
Dengan gemas Sean mengecupi pipi Haiman yang semakin tembem."Anak Ayah wangi banget sih." Sean mengajak anaknya bercanda dengan mendusel-dusel kepalanya.
Ira hanya diam melihat interaksi itu, Air mata terjun begitu saja.
Andai Haikal juga ada disini, mungkin Haikal juga akan merasakan seperti Haiman.
Namun nyatanya Allah lebih menyayangi Haikal.
Ira langsung pergi meninggalkan kamar, Sean yang membelakangi Ira langsung menoleh saat melihat Istrinya keluar dari kamar mereka...Tatapannya sendu melihat Ira hanya diam tak bersuara dan bahkan Ira masih sering menangis diam-diam dibelakangnya.
Tangan kecil dibawahnya menoel-noel rahang tegas Sean yang ditumbuhi bulu-bulu halus."Iman sama bibi dulu ya." Sean pun mengendong Haiman untuk diberikan pada Bi Mirah.
"Bi, titip Haiman dulu ya." Ucap Sean sambil menyerahkan Haiman.
"Iya Pak."
Sean langsung mencari keberadaan Ira saat sudah menyerahkan Haiman pada Bi Mirah.
Bahu Ira terguncang dengan tangan menutupi wajahnya, dengan pelan Sean mendekati Ira.
Sean langsung mengambil Ira kedalam pelukannya, tangisan Ira seketika pecah begitu saja.
Hati Sean ikut sakit melihat kondisi Ira yang seperti ini.Ira mendorong bahu Sean, dia mengusap air matanya.
"Mari bercerai, Mas!"
Bagai dihantam berton-ton batu, Sean langsung membeku mendengar ucapan Istrinya.
Hal yang selama ini tak pernah ingin Sean, dengan cepat dia mengelengkan kepalanya."Kamu gak bercanda kan Ra?"
"Ngak Mas, Mari kita bercerai. Bukankah kamu tidak pernah mencintaiku. Tidak pernah menginginkan aku dihidupmu."
"Ngak Ra, Mas gak mau cerai dari kamu."
"Ira gak bisa lanjutkan semua ini Mas. Hati Ira sakit tiap kali melihat Mas." Ira memukul-mukul dadanya yang sesak.
Sean meraih tangan Ira, kembali menariknya dalam pelukan. Namun Ira mendorongnya dan pergi dari hadapan Sean.
Ira langsung berlari menuju kamarnya, Bi Mirah hanya melihat miris rumah tangga majikannya itu, bagaimana dia tahu seperti apa perjalanan hidup Ira.
Ira mengambil kopernya, dia mengambil baju-bajunya dan memasukannya kedalam koper, namun tangan Sean mencegah itu.
"Jangan pergi Ra, Mas mohon."
"Biar Mas saja ya pergi."
Ira mengelengkan kepalanya dan melanjutkan kegiatannya memasukan baju-bajunya, dan lagi-lagi ucapan Sean menghentikannya.
"Jangan pergi Ra, kamu sama Haiman mau tinggal dimana?"
"Kalau kamu benci melihat Mas, Biar mas yang pergi dari rumah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua (End)
General FictionBentar dulu, aku belum liat moodboster nih." Ujar Ira menunggu seseorang. "Siapa?." ______ "Saya mau melamar Ira untuk suami Saya." Ucap Amira membuat semua orang yang ada diruangan itu menatapnya. "Amira sayang, kamu boleh minta apa aja. Aku pasti...