Bab 28

14.5K 846 6
                                    

Aku mencintaimu seperti ombak yang terus bersama pantai, meskipun dengan keras dia menerpanya.

_Istri Kedua_

______________

Sean mengendong tubuh Amira. Pulang dari kantor Amira sudah menyambutnya didepan pintu, bahkan dengan manjanya Amira minta digendong sampai kamar.

Dan sekarang Sean mengendong Amira menaiki tangga, tangan Amira mengalayut dileher suaminya bahkan senyuman manis terus saja menghiasi wajahnya.

"Mas, Aku mencintaimu."

"Iya aku juga tau."

"Mas,"

"Iya."

"Ikhlasin aku ya."

Langkah Sean langsung berhenti menaiki tangga saat mendengar penuturan Amira.

"Kamu ngomong apa sih." Seperti dihantam ribuan ton batu, hati Sean begitu sesak bahkan rasanya kamar begitu jauh dari tempatnya berpijak.

Kreekk..

Sean membuka pintu kamarnya.
Dengan pelan dan lembut Sean menurunkan Amira ditempat tidur.

"Kamu istirahat ya, Mas ambilkan makan dulu buat kamu." Baru saja akan beranjak tangan Sean sudah dicekal oleh tangan lemah Amira.

"Ada apa Sayang?"

"Aku mencintaimu." Sean membalas dengan senyuman hangat sebelum dia pergi kedapur untuk mengambil makanan.

**

Klekkk..

Sean kembali setelah mengambil makanan, dimeletakannya dimeja sebelum membangunkan Amira.

"Sayang, makan dulu ya." Sean mengusap lembut pucuk kepala Amira. Menatap lekat wanita yang tujuh tahun dia nikahi. Wajahnya sangat pucat, bahkan pipi tembemnya dulu sekarang begitu tirus, jangan ditanyakan lagi bahkan rambut indahnya pun kini semakin menipis.

Cup

"Sayang" Sean mengerutkan keningnya saat dirasa tubuh Amira tak kunjung bergerak, padahal Amira gampang terusik jika tidurnya terganggu.

"SAYANG." Sean menaikan satu oktaf suaranya, bahkan dia menguncang tubuh Amira, namun tak kunjung ada respon.

"SAYANG, JANGAN BERCANDA."

"AMIRA BANGUN!!" bentuknya. Sean memeriksa nadinya, bahkan menempelkan telinganya didada Amira untuk memeriksa detak jantungnya.

Tubuh Sean melemas, dia terduduk dilantai, dengan cepat Sean mengendong Amira membawanya kerumah sakit.

para pembantu menatap heran majikannya, Sean tak memperdulikannya.
Tidak!! Amira tidak meninggal.

Dengan kecepatan tinggi Sean melajukan mobilnya kerumah sakit, katakan kalau Sean setres membawa orang yang sudah tidak bernafas kerumah sakit.
Biar apapun kata orang, Amiranya tidak mungkin pergi.

"Dokter" Teriak Sean. Dia bersusah payah mengeluarkan Amira dari mobilnya.
Para suster yang sedang bertugas pun langsung membawa ranjang dorang.

"Kenapa lagi ini Sean?" Tanya panik Tari.

"Amira gak bergerak.' Ucapnya lirih, bahkan dia sudah menangis menutup wajahnya.

Dengan cepat Tari langsung keruangan UGD memeriksa Amira yang baru saja dibawa masuk Suster.

Krekkk..

Sean beranjak dari duduknya saat melihat Tari keluar dengan wajah sendu seperti sudah menangis.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang