Bab 11

10.7K 644 4
                                    

H-2 pernikahan, Halaman rumah Ira sudah didekor dengan sangat megah, bahkan tetangga-tetangga pun sudah disibukan didapur.

Ira sengaja tidak mengadakan pesta pernikahan dihotel atau gedung mewah, dia mengelarnya didepan rumah yang kebetulan halaman rumahnya luas meskipun sebenarnya itu halaman rumah tetangganya.

Teh hangat menemani Ira yang sedang duduk sendiri, dari jauh terlihat ada motor yang mendekat dan ternyata Sinta.

"Ya ampun, jomlo tau-tau ngasih undagan aja. Mana nikahnya sama bos lagi" Sinta langsung turun dari motornya dan duduk disamping Ira.

"Ra, lo ko bisa sih nikah sama pak Sean?" Sinta berbisik.

"Mana gue tau udah jodoh kali!"

"Lo ngak nolak gitu jadi bini kedua, ya sekiranya lo minta gitu jadi istri satu-satunya."

"Orang bini pertama yang mau gue jadi madunya" Sahut Ira.

"Serius Ra? ko ada ya wanita yang mau berbagi suami secara sukarela kaya gitu." Sinta mangut-mangut tak habis pikir sambil melihat dekoran.

"Mana aku tau."

"Dekor lo berapa, mahal banget pasti ini. Gila bagus banget." Sinta begitu takjub dengan dekoran pernikahan Ira.

"Ngak tau!! semuanya diurus sama istri pak Sean, lagian kamu juga pasti pingsan liat baju pengantinnya."

Sinta langsung menoleh kearah Ira.

"Kenapa emang pake harus pingsan segala?"

"Baju pengantinnya hasil desainya langsung mana cantik dan 3 baju lagi." Tutur Ira.

"Serius? Liat dong."

Ira langsung mengajak Sinta kekamarnya, disana baju pengantinya masih dikemas rapih.

Pertama kebaya yang sangat indah untuk akad, dan dua gaun dengan warna soft sangat indah.

"Kalau gini gak nolaklah gue jadi istri kedua." Ira langsung menoyor kepala Sinta.

"Dasar Sinting."

"Iya Ra, pasti nikahan paling mewah yang ada dikampung kita ini mah." Sinta masih saja menatap takjub pada gaun-gaun pengantin Ira, benar-benar sangat indah.

Sinta pun menghampiri Ira yang sudah merebahkan tubuhnya dikasur, dia pun ikut duduk disamping Ira.

"Ra, lo yakin beneran mau nikah sama pak Sean dan nerima jadi bini keduanya?"

"Aku juga ragu apa maksud dan tujuan istri pak Sean, tapi semoga saja itu demi kebaikan."

"Iya Ra,"

"Berita lo nikah sama pak Sean udah rame, banyak yang nyebut lo pelakor. banyak juga yang menyanggahnya. Banyak banget deh pokoknya."

"Namanya juga dipabrik, berita dikit aja bisa jadi besar, berita gak bener aja jadi bener."

"Iya sih, gue cuman bisa doain semoga pernikahan lo sakinah mawadah warahmah, cepet dikasih momongan jadi pernikahan pertama dan terakhir, hidup bahagia sampai tua."

"Amiin"

***

Pov Amira..

Ketika aku pertama kali bertemu denganmu, sejujurnya aku tidak tahu kamu akan sepenting ini bagiku.
Kita telah berjalan dan menua bersama. aku tidak pernah menyesal melewati itu semua, karena setiap waktu denganmu adalah ibadah yang terindah dalam hidupku.
Waktu telah mempertemukan kita, waktu jugalah yang telah membuktikan betapa besarnya cinta kita untuk bersama,

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang