Bab 12

11.2K 677 3
                                    

Pov Sean.

Aku pulang dengan rasa lelahku, seperti biasa hanya keheningan setiap kali aku pulang.

Aku menapaki menaiki tangga menuju kamarku, menjatuhkan tubuh dikasur adalah caraku melepas lelah.

Aku menantap langit-langit kamarku dan Amira, tak ada waktu kita berduaan dirumah. Hanya sesekali makan siang seperti tadi, dia akan pulang setelah aku pulang.

H-2 pernikahanku dengan Ira, tak bisa aku bayangkan saat aku tidak lagi hanya memeluk tubuh Amira tapi memeluk tubuh wanita lain. Tubuh wanita yang akan menjadi istri keduaku.

Aku belum memberitahukan hal ini pada keluargaku dijakarta, tak bisa aku bayangkan wajah ibu dan ayahku, bahkan tak bisa aku hindari serangan wanita bar-bar yang lahir beda 10menit itu denganku, Sena pasti menuduhku selingkuh dibelakang Amira dan ketahuan, ahh membayangkan saja membuat telingaku panas.

Aku beranjak keluar kamar saat dirasa sudah lumayan hilang rasa lelah ini.

Tuk

tukk

Pembantu-pembantu rumah sedang sibuk masing-masing dengan aktivitasnya.

"Bi, tolong buatkan kopi ya."

Aku duduk disofa sambil memainkan handphoneku.
Membuka aplikasi hijau melihat story orang-orang, Aku terkekeh geli melihat status Sena diaplikasi Chat, disana Sena mereka aksi lucu anak gembulnya.

"Kopinya Pak."

"Makasih Bi."

Aku menghembuskan nafas, Aku harus memberitahu keluargaku tentang pernikahan ini.
Tapi kenapa ya, aku sedikit takut.
Takut Mommy akan marah, karna wanita itu selalu mengajarkan aku untuk menyayangi istri tapi bagaimana lagi ini bukan keinginanku.

tut

tut

Telponku belum juga diangkat Mommy.

"Asalamualaikum, ada apa Sayang?."

"Walaikumsalam, Mom. Mom nanti ajak Daddy kesini ya sekalian sama Sena sama Bang Rizal juga."

"Kapan?'

"Besok,"

"Besok? Ada apa kamu nyuruh kita kesana mendadak gitu?"

"Nanti setelah Mommy sampe sini, Sean kasih tau.'

" Yaudah deh, Mommy nanti kasih tau Sena buat siap-siap."." Ohh iya, Amira mana An, Mommy kangen."

"Belum pulang Mom."

"Oh yaudah deh, Besok Mommy boyong semuanya kesana."

Mommy pun mematikan sambungan telpon, Aku menyesap kopi yang dibuatkan Pembantu.

Tangan lentik memelukku dari belakang, tak lupa Dia juga mengecupku sebelum duduk disamping ku.

"Lagi ngapain Mas?"

"Lagi ngopi Yang."

"Kamu belum mandi Mas? Tumben banget biasanya udah wangi." Amira menyimpan tasnya diSofa, terlihat sekali wajah lelahnya, bahkan tubuhnya semakin hari semakin kurus saja. Aku rasanya sudah bosan menyuruhnya untuk diam dirumah, agar tidak kecapean setiap hari seperti ini. Tapi ya Laki-laki selalu kalah!!

"Aku nungguin Kamu, Biar bisa mandi bareng." Godaku berbisik ditelinga Amira yang tertutup hijab, terlihat wajahnya sedikit memerah, dia juga tersenyum simpu.

"Mas"

Tak tahan aku melihat wajah gemasnya itu, aku langsung mengendongnya meskipun dia berteriak minta diturunkan tapi aku tidak perduli.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang