Sudah 3Hari Sean dan Ira menghabiskan waktu honeymoonnya di Bali.
Hari ini Sean mengajak Ira jalan-jalan dipesisir pantai setelah 2 hari lalu Ira tak bisa berjalan karna ulahnya.Banyak turis-turis asing yang sedang berlibur, Senyum Ira terus saja terpancar semenjak menginjakan kaki dipulau ini, bagaimana tidak.
Sesuati yang ditunggunya sudah jadi nyata, dia bisa benar-benar menghabiskan waktu berdua dengan suaminya.
Bahkan setelah kejadian 2hari lalu sikap Sean juga lumayan berubah padanya, jadi lebih romantis dan juga tidak kaku seperti biasanya."Kamu mau makan?"
"Boleh Mas, aku juga udah lumayan laper." Ira sedikit malu mengucapkan kata-kata itu.
"Kamu" Sean terkekeh geli sambil mengacak-acak rambut Ira, dia pun mengandeng tangan istri menuju restoran dengan pemandangan pantai.
Sean memesankan makanan khas Bali.
Wajah Ira langsung berbinar saat pertama kalinya dia melihat makanan melimpah dimejanya yang dibawakan pelayan.Sean mengusap tangan Ira sambil tersenyum hangat.
"Makan yang banyak, biar nanti kuat" Bisiknya membuat otak Ira travelling, bahkan pipinya sudah merah seperti tomat.
Sean terkekeh lalu mengusap rambut Ira.
**
Malam yang begitu tenang masih milik Sean dan Ira, Dia mengandeng tangan Ira untuk ber jalan-jalan malam melihat bintang yang bertaburan.Deburan ombak menjadi teman mereka.
Angin berhembus begitu kencang membuat Ira mengidik karna dingin.Sean yang melihat itu pun merapatkan jaraknya, dia memeluk bahu Ira karna dia juga tak memakai switer.
Sean mengajak Ira ke cafe pinggir pantai untuk memesan minuman hangat.
Dua cangkir minuman sudah tersaji disana. Namun mata Sean masih menatap kearah ombak yang tinggi saat malam hari itu.
Tersirat kerinduan didalam tatapannya, Ira hanya dia menatap wajah suaminya.
Sesekali Sean tersenyum, entah apa yang membuat suaminya itu begitu senang melihat ombak dari pada dirinya yang duduk disamping."Amira suka sekali kepantai, katanya dia senang kalau dengar deburan ombak, apalagi malam hari karna sudah semakin sepi."
Ira yang mendengar penuturan suaminya pun langsung menegakan duduknya, dia meminum teh hangat yang dipesankan suaminya.
Jadi sedari tadi dia tersenyum melihat ombak karna itu membuatnya Rindu pada Mbak Mira.Hati siapa yang tak sakit, meskipun Ira sadar kalau Dia hanya istri kedua apa bisa jangan membawa-bawa Amira saat berduaan seperti ini.
Ah! Tidak, Amira adalah hidup Sean, dan Sean tidak bisa meninggal setiap kenangan itu meskipun sekarang bersama Ira.
"Ira"
"Hm" Ira yang masih memeluk gelasnya pun menatap suaminya.
Dia ingin menyalurkan rasa panas dihatinya karna cemburu pada gelas yang dipegangnya."Maaf saya belum bisa mencintai kamu, kamu tau sendirikan alasan saya menikahi kamu."
"Karna itu keinginan Amira, dan saya sangat mencintai Amira"
"Karna itu, saya tidak bisa menolak keinginannya. "
"Saya juga tak tau apa maksud semua ini, tapi saya akan berusaha agar bisa mencintai kamu juga."Sean tersenyum hangat diakhir ucapan, bahkan dia juga menggenggam tangan Ira yang sudah tertumpu dimeja.
Namun kenapa semua ucapan itu tak membuat Ira yakin kalau Suaminya bisa mencintainya juga. Meskipun Ira sudah memberikan segalanya.
Entah Ira harus senang atau sedih mendengar ucapan suaminya, karna nyatanya seperti ada luka tak kasat mata yang tidak sengaja tergores.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua (End)
General FictionBentar dulu, aku belum liat moodboster nih." Ujar Ira menunggu seseorang. "Siapa?." ______ "Saya mau melamar Ira untuk suami Saya." Ucap Amira membuat semua orang yang ada diruangan itu menatapnya. "Amira sayang, kamu boleh minta apa aja. Aku pasti...