Bab 35

18.2K 889 5
                                    

Kebencian tidak akan menyelesaikan masalahmu,Cobalah berdamai dengan dirimu.
Keindahan silih berganti menghampirimu.

_Istri Kedua_

__________________________*

Paperbag diatas tempat tidur hanya Ira pandangi tanpa dia sentuh sedikit pun, tangannya mulai terulur  membuka paperbag itu. Ira mengambil kain yang ada didalam sana, dia berjalan menuju meja riasnya.

Tangannya bergerak memakai hijab yang diberikan Mbak Amira sebagai hadiah pernikahannya waktu itu.
Ira menangis melihat pantulan dirinya didepan cermin yang terbungkus hijab panjang.

Tangannya kembali mengambil gamis didalam paperbag, Ira menganti pakaian dengan gamis.
Ira memang berpenampilan tertutup tapi dia tak berhijab.
Ira memantapkan hatinya untuk berhijab, bukankah jika kita memperbaiki diri kita, Allah akan memperbaiki hidup kita juga.

Dengan baju panjang dan hijabnya, Ira menuruni tangga, disana Bi Mirah sedang mengendong Haiman sambil bervidio call.

"Lagi nelpon siapa,Bi?" Bi Mirah hampir melemparkan hpnya karna kaget, dia langsung menoleh kearah Ira.

Mulutnya mengangga melihat penampilan Ira dari atas sampai bawah.

"Masya allah, Neng cantik banget." Ira tersipu dengan ucapan Bi Mirah.

"Haiman sini sama Bunda." Tangan Ira mengulur kearah Bi Mirah, Ira yang akan mengambil Haiman tiba-tiba membeku, saat ternyata Bi Mirah sedang bertelponan dengan Sean. Suaminya.

Senyum hangat tadi langsung pudar begitu saja, Ira langsung mengambil Haiman.
Bi Mirah langsung gelagapan saat sadar telponnya masih terhubung.

"Itu Neng, anu.."

"Bi, hari ini kita jarah ya ke makam Haikal, sekalian ke Makam Mbak Mira. Buatkan makanan juga, saya mau kerumah Ibu." Ucap Ira dingin, dia merasa bersalah karna menerima telpon dari Pak Sean yang ingin melihat anaknya.

Memang tanpa Ira ketahui, Sean sering menelpon dirinya untuk melihat Haiman yang sering diasuhnya. Karna jika menelpon pada Ira tidak pernah diangkat.

Mirah langsung kedapur menyiapkan makanan, setelah kepergian Bi Mirah dia langsung mengambil hp disakunya.

Ira langsung mengirim pesan pada laki-laki yang masih berstatus suaminya itu.

"Jangan menelpon Bi Mirah lagi!!"

Sean yang sedang bersandar dimeja kerjanya langsung lesu melihat pesan itu.
Namun kembali Ira mengirimi dia pesan lagi.

"Kalau kangen sama Haiman datang saja kerumah, Mas punya kaki sama tangankan buat bawa mobil!!"

Senyuman Sean langsung melebar, saat Ira akhirnya mengijinkan dia menemui Haiman meski dilihat dari pesannya Ira sedikit ketus padanya. Tapi tidak apa-apa, Mudah-mudahan setelah ini dia mau memaafkannya.

Usia Haiman sudah menginjak 3bulan, tentu dalam waktu itu juga Sean harus Sembunyi-sembunyi untuk melihat anaknya yang kadang dia harus menanyakan kabar Haiman pada Bi Mirah karna Ira yang menutup akses dirinya bertemu sang anak.

Hadiah yang selalu ditolak Ira berjajar ruang kerjanya, Iya. Ira selalu mengembalikan hadiah untuk Haiman kepadanya.
Bahkan ruangan Sean hampir penuh dengan hadiah yang ditolak Ira.

Dan sekarang dia akan membawa sendiri hadiah-hadiah itu tanpa menyuruh orang.

*****

Diatas gundukan tanah, Ira menaburkan bunga. Dia mengusap nisan yang bertuliskan HAIKAL MUHAMMAD YUSUF BIN SEAN VICTOR REMBET.

Istri Kedua  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang