11√

653 31 0
                                    

Happy reading√

•••


Setelah sampai di depan rumah sakit, Vino langsung menggendong tubuh Umay dan masuk ke dalam rumah sakit.

"Dokterrr!" teriak Vino panik, ia takut kondisi Umay parah.

"Dokter! Dokterrr!" teriaknya menggema hingga membuat beberapa orang yang ada di sana ketakutan.

Setelah itu, dokter dan suster pun datang sembari membawa brankar. Pria itu menaruh istrinya di atasnya.

"Maafkan akuuu ...." Vino menyesali perbuatannya tempo lalu. Betapa sayangnya ia pada Umay yang kini baru menyadarinya.

Suster mendorong brankasnya masuk ke dalam ruangan, dan para medis pun memeriksanya.

"Kenapa pak Asep harus membawa istri saya ke kantor?" tanya Vino menatap Asep yang tengah meringkuk.

"Maaf, tuan. Nyonya sendiri yang memintanya. Saya hanya mengantarkan saja," balasnya sedikit menyesal.

Pintu ruangan terbuka, dokter mendekati mereka. Vino menyerobot dan tak sabaran bertanya.

"Gimana istri saya dok?"

Dokter tersenyum. "Istri bapak baik-baik aja, hanya saja kondisinya sangat lemah. Untuk kandungannya, tidak ada masalah apapun."

Vino mematung, setelah mendengarkan penjelasannya. "Kandungan? Maksud dokter istri saya tengah hamil?"

Ia mengangguk. "Betul. Istri bapak tengah hamil, usia kandungannya sudah 1 bulan."

Rasa-rasanya Vino ingin jungkir balik setelah dapat kabar gembira ini, ia senang sekali akan menjadi seorang ayah.

"Ohh yaampun!" seruhnya. "Apa saya boleh masuk ke dalam?!"

"Boleh pak, kalau gitu saya permisi dulu."

Vino buru-buru masuk, hingga sedikit menabrak tembok menghalang. Pak Asep terkekeh menertawakan tuannya.

Mata birunya memerah menahan haru dan juga penyesalan.  Ia menarik bangku untuk di dudukinya. Vino menggenggam tangan istrinya dengan lembut.

"Maafin aku, May. Maaf! Aku sudah berbuat kasar padamu, aku menyesal. Aku sadar, aku sudah mencintaimu apa adanya. Tolong maafin aku."

Punggung tangan Umay ia cium dengan lembut, sembari meneteskan air mata penyesalan.

Umay mengerjap-ngerjapkan matanya, menetralisir pandangannya. Merasakan ada yang ganjal, wanita itu menoleh ke samping, tepat ada suaminya.

"Vino ...."

Vino menatapnya dengan senyuman mengembang. "Maafin aku."

Umay sedikit kaget dengan kata maafnya. "Maaf untuk apa?" tanyanya polos.

"Aku sudah menyakitimu kemarin karena hal cemburu." Vino mengecup punggung tangan Umay kembali.

"Maafin aku, sayang ...."

Umay tersimpuh malu mendapatkan panggilan sayang dari Vino.

"Gak masalah."

"Kenapa tak bilang kalau kamu hamil, hmm?" Vino mengangkat alisnya satu, sedikit cemberut karenanya.

Umay terkekeh. "Aku sengaja membuatkan kejutan untukmu, suamiku."

Vino berdecak. "Isss! Kejutannya gak asik. Untung saja kandunganmu baik-baik saja akibat ulah wanita tadi."

"Dia siapa memangnya?" tanya Umay membuat Vino terdiam.

Suaminya bingung harus jawab apa padanya. Berbohong atau jujur?

"Mas?" panggilnya.

"Ahh iya, cuman pegawai biasa," bohong Vino sengaja.

Umay mengangguk-angguk. "Akuu mau pelukk!" manjanya merentangkan kedua tangannya.

Aish! Perempuan jika sudah di mode manja, harus turuti kemauannya. Jika tidak, kita akan di musuhi olehnya.

Vino tersenyum. Pria itu segera memeluk Umay dengan sayang. "I Love you."

"Too."

Pak Asep tersenyum haru melihat mereka balikan seperti semula dari balik pintu.

Perlahan, mata mereka mulai terpejam dan memasuki alam mimpi.

•••

TBC
Follow Pena0716

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang