02√

1K 52 0
                                    

Happy Reading3>

•••

"Mas," panggil Liorna.

Raka yang tadinya terpokus oleh laptop, kini berpindah menatap istrinya. "Ada apa, bey?"

"Vino sudah menemukan calon istrinya, tapi lumpuh. Apa mas bersedia menikahkan anakmu dengannya?"

Raka mengangguk mau. "Mas hanya mengikuti kemauannya saja. Yang penting mereka menikah."

Liorna tersenyum hangat, suaminya itu sesuatu sekali.

_

Vino berdiri di atas balkon, pandangannya ke langit. Memikirkan gadis yang bernama Umay.

"Umay ... nama yang cantik, seperti orangnya," gumam Vino cengar-cengir sendiri.

"Hallo boy!" sapa Raka menepuk pundak putranya dengan kencang, membuat badan Vino sedikit terhuyung.

"Ayah! Aku hampir jantungan!" marah Vino.

Raka terkekeh. "Apa kau sudah siap menikahi gadis lumpuh itu? Atau hanya main-main saja?" tanya Raka memastikan.

Raka adalah tipe cowo yang langsung to the point dengan wanita, jika sudah cinta, maka ia katakan cinta, jika tidak, ya tidak.

Maka dari itu, Raka sangat berharap sekali pada Vino, jangan sekali-kali memainkan hati wanita. Ia tak mau putranya di bilang buaya oleh wanita, karena terlalu gonta-ganti pasangan.

Php.

Itu bukan tipe keluarga mereka sekali!

"Aku belum tahu yah, tapi hatiku berdenyut melihat kecantikan dia. Bahkan aku memandangnya tanpa berkedip."

"Dengerin ayah. Jika kamu mencintainya karena cantik wajahnya, maka wajahnya itu tidak tahan lama, ia akan luntur sendirinya. Tapi jika kamu mencintainya karena cantik Imannya, ia akan kekal sampai nanti."

"Vino tau yahh," cicit Vino menatap ke arah lain, tanpa melihat Raka.

"Ayah akan nikahin kamu besok dengan gadis itu," sahut Raka tersenyum ponggah.

"Besok? Apa gak terlalu cepat yahh?"

"Lebih cepat, lebih baik. Ayah ingin sekali meminang cucu," kekeh Raka.

Bibir Vino mengkerucut. "Ayah ini lain sekali dengan paman Rio yang biasa-biasa saja dengan hal apapun termasuk cucu."

"Kamu bicara tentang Rio, ayah jadi kangen dengan abangmu Raja." Raka menahan sesak di dadanya, mengingat almarhum keponakannya yang sudah tiada.

"Bang Raja pasti tenang di sana, ayah jangan nangis. Masa cengeng sih jadi cowo," sindir Vino agar Raka tak menangis.

Raka berdecih. "Dasar anak nakal!" umpatnya lalu pergi dari balkon kamar putranya.

_

Sekian lama berdandan, akhirnya Liorna keluar dari dalam kamar menuju ke ruang tamu yang tengah di tunggu oleh suami dan putranya.

Liorna dan Raka benar-benar menepatkan ucapannya pada Vino yang akan menikahi mereka berdua dengan Umay.

"Cantik bangat, bey!" puji Raka mendekat ke sang istri, mencium lembut pipinya. Membuat Vino memutar bola matanya malas.

Sudah sekian kalinya mereka bermesrah-mesrahan di depannya.

"Ck! Sudah tua juga," umpat Vino bergerutu.

Liorna terkekeh. "Ihhh anak bunda cemburu."

"Sudah-sudah, ayo berangkat. Mang Asep!" panggil Raka di akhir kalimat.

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang