21√

856 29 0
                                    

Happy reading√

•••


Tok! Tok!

"Iya, sebentar!" teriak Inem dari dalam tergesa-gesa membukakan pintu utama.

Krekkk!

"Ehhh nyonya besar." Inem sedikit kaget dengan kedatangan Liorna yang keberatan akibat membawa buah-buahan.

"Tolong bantuin saya. Ini berat bangat!" suruhnya sembari menyerahkan dua kantong plastik ke Inem.

Inem menerimanya, kemudian masuk kembali yang di belakang Liorna.

"Menantu saya kemana?" tanyanya sambil duduk dengan mata clingukan mencari keberadaan Umay.

"Nyonya Umay ada di dalam, nya," jawab Inem. "Mau saya panggilkan?"

"Bolehh."

Inem langsung pergi ke kamar Umay sekalian menaruh buah-buahan yang tadi.

Liorna bersiul di ruang tamu dengan gaya anggunnya. Wanita baya itu kini masih terlihat cantik di usia tuanya.

"Bundaa." suara Umay terdengar dari arah belakang. Liorna menengok, lalu tersenyum.

"Gimana kabar kamu?" Liorna mengusap perut Umay dengan sayang. Ia ingin sekali menggendong cucu pertamanya nanti.

"Alhamdulillah."

Umay membenarkan duduknya di kursi, lalu menatap mama mertuanya. "Ayah kemana, bun? Tumben gak ikut."

"Ayahmu lagi kerja. Vino pasti juga begitu?" tebaknya dengan di iringi tawaan.

Umay pun ikut tertawa. "Mas Vino itu orang sibuk, hehe."

"Sesibuk-sibuknya Vino, pasti ingat pulang ke rumah yaa?" godanya.

"Iya atuh, bun." Umay tertawa.

"Bunda tadi membelikanmu buah, nanti di makan ya."

"Beneran bun? Ya Ampun, jadi ngerepotin nih," sanggahnya tak enak hati.

Liorna tersenyum. "Bunda malah senang."

4 jam berlalu dan hari pun sudah gelap di luat. Setelah berbincang-bincang dengan mertuanya tadi, Umay memakan buah sambil menonton drakor dari ksset di televisi.

Ada buah, dan juga susu hamil, di tambah menonton drakor kesukaan dia. Kenikmatannya bertambah.

"Sayang! Aku pulang!" teriak Vino dari arah depan menghampiri ke ruang tv. Vino ikut bergabung di acara santainya Umay.

"Asik bangat ya drakornya?" Vino mencomot satu potongan buah semangka ke dalam mulutnya.

"Ihhh! Itu semangka aku!" kesalnya memanyunkan bibir ke depan.

"Ehh? Ini buah dari siapa, sayang? Perasaan kemarin belanja, gak beli buah semangka dahh?" bingung Vino menggaruk keningnya, menatap sepiring semangka yang ada di tangan istrinya.

"Dikasih, sama bunda." Umay memakan semangka kembali, dan pangannya pun kembali ke drama yang ada di depan.

"Bunda ke sini?"

Umay mengangguk.

"Ngapain?"

"Main lahhh!"

•••

Floolow Pena0716

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang