03√

951 42 0
                                    

Happy reading😉

•••



Seharian ini, Raka dan Liorna berada di panti, tempat tinggal calon menantunya. Mereka sengaja tak balik terlebih dahulu ke rumahnya.

"Penghulunya kapan sampainya?" tanya Vino menatap Ayahnya yang sedari tadi duduk bersandar di bangku luar.

Acara pernikahan kali ini berlangsungnya di panti, acara kecil-kecilan saja. Jika mereka benar-benar sudah sah, baru akan di gelar pesta pernikahan di gedung.

Acara semuanya akan di tanggung dari Vino, CEO mudah tersebut yang akan membayar semuanya, tenda, perias dan lain-lainnya.

"Bentar lagi sampai," balas Raka.

Liorna, si wanita cerewet itu kini tengah membantu perias merias wajah calon Mantunya.

Hati Umay sedikit sesak, antara bahagia dan sakit. Ia masih ragu dengan cintanya Vino. Keseringan laki-laki gampang berubah.

"Selesai!" girang Liorna setelah menaburkan eyesyadow di pipi Umay. "Kamu cantik bangat, sayang!" gemas Liorna.

Umay menatapnya dengan senyuman kikuk. Baru kali ini, ia menemukan wanita seperti mamanya Vino, cerewet, baik, dan gampang akrab.

"Makasih, tante," balas Umay.

"Eits, jangan panggil tante. Panggil bunda aja, biar sama kaya Vino," sahut Liorna membenarkan nama panggilannya.

Umay tersenyum, sembari menatap nanar kakinya. Kecelakaan 2 tahun silam selalu terbayang-bayang di benaknya.

Di mana, ia terpencar oleh kedua orangtuanya, merintih sakit dan takut. Bahkan ledakan pesawat masih terdengung ditelingahnya.

"Mama, papa. Umay ta - takut, Umay sa - sakit, to - tolong Umay." ucapan Umay masih saja jelas.

"Tidakkk!" teriak Umay tiba-tiba sambil menutup telingahnya. Liorna dan perias tersentak kaget.

"Ada apa?" tanya Liorna khawatir.

"Hiks! Aku ta - takut," cicit Umay langsung memeluk pinggang Liorna.

Liorna mengelus punggung Umay, mencoba menenangkannya. "Ada bunda, Jangan takut."

"Acaranya sudah mau di mulai, ayo kita keluar," balas Liorna, lalu mendorong kursi roda Umay.

"Semua yang ada di situ menatap pengantin wanita dengan takjud, termasuk Vino.

Vino tak berkedip sekalipun, Umay saat ini benar-benar cantiknya nambah.

"Jaga matamu, kau belum sah!" bisik Raka, ia sengaja menggoda putranya.

"Ayahhh!" dengus Vino. Raka terkekeh.

Liorna menderetkan mereka berdua, lalu penghulu duduk di hadapannya.

"Sudah siap?"

Vino mengangguk. "Siap!"

Tangan mereka berjabat, lalu penghulu mulai mengusapkan ijab kobulnya yang akan di ucapkan oleh Vino.

"Saya terimah nikah dan kawinnya, Umayyah Khadijah binti bapak Ruslan dengan mas kawin seperangkat alat shalat di bayar tunai!"

"Bagai mana para saksi?"

"Sah!"

"Alhamdulillah!" serempak, mengucapkan syukur.

Vino memakaikan cincin pada jari manisnya Umay, begitu pun sebaliknya. Kini giliran Vino mencium kening Umay dengan lembut.

Umay merasa aneh saat bibir basah milik Vino menempel di dahinya.

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang