12√

628 32 0
                                    

Happy reading√

•••

Lauren ngamuk, ia tak terimah dirinya di permalukan oleh Vino di kantor tadi. Wanita itu sudah menghancurkan benda di sekitarnya.

"Ada apa?" tanya Tegar baru saja datang dengan santai. Ia duduk di kursi sembari memakan cemilan, dan menonton drama yang di ciptakan Lauren.

"Aku gak terima Vino di miliki oleh wanita lumpuh itu?!" teriaknya kencang sembari menjambak rambutnya sendiri.

Tegar terkekeh. "Kau seperti orang gila."

"Kau yang gila!" sindir balik.

"Jangan coba-coba sakitin wanitaku! Atau kau yang akan menanggung akibatnya!" ancam Tegar menatap nyalang pada Lauren.

"Cih! Kau juga menyakiti pria ku!"

Lauren dan Tegar memang bekerja sama untuk menghancurkan rumah tangga Vino. Mereka sama-sama punya niat untuk tujuannya.

_

Umay tertidur di dalam gendongan Vino dengan posisi tangan mengalung di leher pria itu.

Akibat perjalanan macet, wanita itu kelelahan menunggunya, hingga ia tertidur di mobil.

Dengan telaten, Vino menggendong Umay ke dalam rumahnya. Inem yang melihat adegan romantis mereka pun tertegun.

Wanita baya itu tersenyum. "Alhamdulillah, mereka baikan."

Vino menendang pintunya sedikit kencang, lalu masuk dan tak lupa mengunci pintunya kembali.

Dengan sangat hati-hati, Pria itu menaruh tubuh istrinya di atas kasur, kemudian menyelimutinya hingga batas leher.

Vino membungkuk lalu mencium kening Umay. "Selamat tidur calon ibu."

Vino meluruskan tubuhnya dan kembali keluar dari kamar. Biarkan Umay beristirahat dengan tenang.

"Mbok!" panggil Vino berdiri sambil bersedekap dada.

"Iya tuan."

"Tolong jaga Umay, saya mau ke kantor lagi."

Inem mengangguk.

Vino berlari pelan menghampiri mobilnya, ia masuk dan kembali menjalankannya lagi.

Sepanjang perjalanan, mulut Vino tak henti-hentinya menyimpan serapi pada Lauren. Akibat dia, Umay hampir celaka.

Namun, mengingat ia melakukan hal menjijikan dengannya. Vino menyadarinya.

"Aku tidak melakukannya!" bantah Vino pada diri sendiri.

_

Vino keluar dari mobil dengan langkah marahnya, ia masuk ke dalam untuk mengecek cctv. Vino baru ingat, kalau perusahaannya itu mempunyai cctv di setiap ruangannya.

"Bagas!"

Yang punya nama menghampiri dia dengan tergesah-gesah. "Iya bos!"

"Cek cctv di setiap ruangan! Aku akan membuktikannya pada Lauren kalau aku tidak melakukannya!"

Bagas mengangguk paham, dan langsung pergi ke ruangan cctv.

_

"Kau terlalu kasar!" dumel Lauren pada Tegar sembari memakai bra pada dirinya.

"Tapi kau menikmatinya kan?" godanya santai, sembari menyelimuti dirinya yang tak memakai busana.

"Kalau bukan untuk mendapatkan Vino, aku tak mau bercin*a denganmu!" Lauren menoyor kepala Tegar, hingga pria yang di sampingnya sedikit terhuyung.

"Dasar jalang!" maki Tegar membenarkan posisi duduknya.

Selesai memakai baju, Lauren keluar dari kamar. Ia sedikit sakit pada area bawahnya akibat ulah Tegar tadi.

"Untuk mendapatkanmu sedikit licik memang!" gumamnya.

•••

Tbc

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang