13√

592 30 0
                                    

Happy reading√

•••





Jam20.20 malam.

Vino melangkah dengan kecewa, setelah pengecekan cctv tadi ternyata hanya lah gambar hitam.

Wanita itu telah menutupinya dengan kain hingga tak memperlihatkan mereka berdua saat adegan tersebut.

Bokongnya ia tempelkan pada sopa, kedua tangannya ia lebarkan dan punggung di senderkan ke belakang.

Vino membuang napas penat. Masalah yang satu ini harus segera di selesaikan sebelum di ketahui oleh istrinya.

"Mass ...." Umay mendekatinya, lalu membawakan secangkir kopi manis kesukaannya.

"Kamu pasti cape, minum dulu."

Vino menatap Umay dengan sayu. "Kamu benar."

Dia meraih gagang gelas itu dan menyesap kopi buatan Umay.

Vino menaruh gelasnya kembali, kemudian menggenggam tangan Umay dan menariknya hingga tubuh Umay berada di pangkuan.

"Vin, turunin akuu!"

"Sussttt!" Vino mempelkan jari telunjuknya di depan bibir Umay, agar wanita itu tak berisik.

"Aku lelah sayang!" keluh Vino bersenderan di pundak istrinya sembari menutup matanya lelah.

Tangan kanan Vino mengusap perut buncit istrinya. "Junior Vino kapan keluar sayang?" gumamnya tanpa sadar.

"Aku tak sabar menggendongnya."

"Pasti dia sangat ganteng sepertiku, dan sangat cantik sepertimu."

Vino terus-terusan berbicara dengan mata tertutup. Umay tersenyum, kedua tangannya ia kalungkan di leher sang suami.

"Mas?"

"Hmm?"

"Ke kamar aja yuu. Gak baik tidur di sini." Umay mengajak Vino agar suaminya itu tidur di kamar dengan nyenyak.

Vino membuka matanya, dengan sayunya menoleh ke Umay. "Iya, sayangku."

_

Vino menurunkannya di atas ranjang, kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan menyegarkannya.

Umay dengan setianya menunggu sembari mengusap calon anaknya.

Suara pintu terdengar, hingga menampakkan seorang pria yang habis mandi. Vino bertelanjang dada, dan memakai celana kolor saja.

Ia berjalan mendekati istrinya lalu membungkukan punggungnya supaya menyamainya.

Vino memberikan senyum pada Umay yang kini terdiam memandangnya. Karena merasa gemas, Vino pun melum*t bibir istrinya dengan lembut.

Umay menikmati setiap sentuhan darinya. Wanita itu memegang lengan berotot suaminya agar tidak terjatuh ke belakang.

Untuk malam ini, biarkan mereka beromatis-mantisan di setiap sentuhan yang mereka ciptakan atas dasar cinta.

_

Embun menyeruak seisi bumi, Umay bergeliat mencari posisi nyaman. Wanita itu dengan tidak sadar memeluk suaminya sangat kuat hingga mengakibatkan Vino tidak bisa napas.

"Hmmm!" lenguh Umay masih nyaman memeluk tubuh suaminya.

Vino membuka matanya, menatap sang istri yang berada di dada bidangnya. Pria itu tersenyum hangat.

Vino pun membalas pelukan Umay, lalu mencium keningnya dengan lembut. "Morning."

Vino menunduk agar bisa menatap wajah dia. "Bangun bebynya Vino," suara lembut itu mampu membuat Umay membuka matanya dan menatap dia.

Vino mendekatkan wajahnya ke wajah dia, dengan jahilnya Vino menggesekan hidungnya ke hidung Umay.

Umay kegelian. "Mass!" geramnya menatap garang.

Vino terkekeh. "Maaf sayang. Ayoo bangun, kita sarapan bareng."

Mereka berdua duduk dan saling menatap, memberi senyum satu sama lain. Karena merasa gemas dengan wajah istrinya saat bangun tidur, Vino langsung menyambar bibir istrinya.

"Morning kiss. Muachhhh!"

Vino turun dari kasur, lalu mengangkat tubuh Umay. Wanita lumpuh itu sedikit kaget dengan aksinya, dia cepat-cepat mengalungkan tangannya di leher.

"Mandi bareng," katanya. Umay melotot, lalu memberontak untuk di turunkan.

Dia malu jika mandi bersama sang suami. Walaupun pernah melakukan adegan tersebut, tapi di diri Umay merasa ada yang ganjal jika seperti itu.

"Aku gak mau! Turuninn!" tolaknya memberontak seperti ulat bulu.

"Diam sayang." Vino tak menghiraukan tolakan dari Umay, mereka berdua akhirnya masuk ke kamar mandi.

•••

Follow Pena0716

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang