14√

542 30 0
                                    

Happy reading√

•••




Umay duduk di kursi depan kaca, wajahnya ia tekuk bagaikan anak kecil sedang ngambek.

"Udah dong ngambeknya, sayang...," bujuknya mencubit gemas pipi gembul Umay.

Umay menggelembungkan pipinya, tak mau menatap suaminya.

"Iya-iya aku minta maaf." Vino menghembuskan napas gusarnya. Padahal di kamar mandi, Vino hanya melakukan itu sekali bukan berkali-kali.

Ternyata benar, wanita hamil itu hormonnya naik. Kadang manja kadang pemarah.

"Liat nih, leher aku jadi banyak tandanya!" dumelnya menujuk tanda tersebut.

Biarkan kali ini ia mengalah pada istrinya. Vino bahkan mampu mendengarkan ocehan-ocehan dari istrinya nanti.

Tangan Vino mengambil hair dary yang ada di atas meja, dengan sayang Vino mengeringkan rambut Umay yang habis keramas tadi.

Umay memperhatikan suaminya dari kaca depan, bibirnya yang tipis melengkung ke atas.

"Makasih, yaa."

Vino menatap dengan alis bertaut. "Untuk?"

"Kamu mau menerima aku apa adanya," balas Umay yang masih tersenyum.

"Aku yang seharusnya terima kasih, karena kamu mampu menghadapi sifatku yang cemburuan seperti kemarin."

"Cemburu itu wajar mas."

Vino ikut tersenyum, ia membalikkan tubuh Umay agar berhadapan dengannya. Vino berjongkok tepat di depannya.

Kedua tangan Umay ia raih, kemudian menciumnya dengan lembut.

"Kita jalanin sama-sama rumah tangga kita," ujar Vino penuh harapan.

Dengan senang hati, Umay mengangguk. "Pasti."

_

"Heh! Vino belum sampai ya?" tanya Lauren sedikit tak sopan pada Anggun.

"Mana gue tau," jawabnya ketus tanpa melihat wajahnya karena sibuk mengecek dokumen lainnya.

"Sialan!" umpat Lauren tajam. Karena merasakan pegal pada kakinya, akhirnya Lauren duduk di bangku penunggu.

Wanita licik itu bersedekap dada, pakaiannya pun lebih ketat dari hari kemarin. Semata-mata hanya untuk memincut Vino.

Brummm! Brumm!

Suara mobil terdengar dari depan, mata Lauren menoleh ke depan pintu. "Pasti Vino!" girang Lauren. Buru-buru ia menghampirinya di luar.

"Hallo sayang!" Lauren memeluk lengan Vino dengan kuat, yang membuat Vino risi dan juga muak.

"Lepasin!"

"Gak mauu!" tolaknya.

"Gak sopan kamu jadi setan!" geram Vino menghempas lengan Lauren dengan kencang, kemudian masuk dan meninggalkan Lauren yang marah.

"Masa setan cantik sih kaya gue?" bingungnya.

•••

Tbc

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang