24√

925 31 0
                                    

Happy reading√

•••

"Oekkk! Oekkk!" Adibah merengek kalah perutnya merasakan lapar. Vino yang tadinya menatap laptop, kini beralih menatap putrinya.

"Kamu laper ya, sayang. Cup, cup!" Vino mengambil sebotol susu lalu di taruh di mulut Adibah. Bayi kecil itu langsung mengedot dengan lahap.

Mata bulat Adibah yang lebar, membuat Vino gemas. Ia mencubit pipi Adibah pelan.

"Gemesin bangat siih!"

Setelah Adibah diam, Vino menaruh bayinya di keranjang, kemudian menidurkan nya.

"Wajahmu mirip dengan bundamu," gumam Vino memandangi nya.

_

Beberapa bulan kemudian. Vino tengah sibuk memasang sarung kakinya yang sebelah kanan.

Pria itu nampak tergesah-gesah karena mendengar suara tangisan dari Adibah yang berada di tengah kasur.

"Bentar, sayang. Dedy pakai sepatu dulu," ujarnya lembut.

Setelah selesai, Vino menggendong Adibah, mencoba mendiamkannya.

"Ikut papa ke kantor ya, nak. Kalau di rumah, takut kamu kenapa-napa," gumamnya membenarkan baju Adibah yang sempat berantakan.

Sampai sekarang, Vino mampu mengurus putri kecilnya berkat bantuan dari mbok Inem.

Vino membawa dua botol susu dan beberapa farfum bayi ke dalam tas kecil. Pria itu keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang makan.

"Biar saya yang gendong tuan," ucap Inem  mengambil alih gendong ketika Vino melakukan sarapan paginya.

"Non Adibah sudah cantik yaa! Hmmm, wangi lagi!" seruh Inem mencium aroma telon dari tubuhnya.

Sedangkan Adibah hanya diam sambil memandang wajah Inem dengan tatapan polosnya.

_

"Sampai juga!" girang Vino membuka pintu mobil, lalu menggendong putrinya dan membawa tas yang tadi.

Vino masuk ke perusahaannya. Semua para pegawai memberi salam yang ramah. Sebagian dari mereka, ada yang senang melihat Adibah di situ.

Gemas-gemas gimana gitu.

"Pagi bos," sapa Bagas tersenyum. "Ada kabar tentang wanita licik itu."

"Di ruangan saya aja ngomongnya," suruh Vino langsung jalan mendahului Bagas.

_

"Kabar apa?" Vino bertanya sambil memberikan sebotol susu pada anaknya.

"Lauren sudah melahirkan anaknya. Apa bos mau mengetes DNA sekarang?"

"Tes secepatnya, dan kasih saya hasilnya. Jika negatif, dia akan saya kasih hukuman buat kebohonganya!" titahnya.

Bagas mengangguk.

Suara rengekan terdengar di dendang telinga Vino, ia segera mengambil botol susu dan meminumi Adibah.

Sang buah hati dengan senang mengedot susu itu hingga habis nanti.

•••

Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang