01√

1.4K 64 0
                                    


Happy reading_

•Jangan lupa tandain jika ada typo di setiap bacaan😉.

•••

_

Mobil yang mereka bawa sudah sampai di perkarangan panti, banyak sekali anak kecil dan juga balita.

"Di sini tempatnya?" tanya Vino ragu-ragu.

Asep mengangguk. "Iya, Den. Di sini."

Vino langsung saja keluar dari mobil dengan memakai kacamata hitam yang bertengker di hidung mancungnya, dengan berjas.

"Mari, Den." Asep menyuruh Vino berjalan terlebih dahulu yang di ikuti dirinya di belakang.

Suasana yang tadinya berisik, tiba-tiba sunyi karena kedatangan Vino semua anak-anak langsung saja meringkuk takut di belakang ibu panti yang tengah menggendong bayi.

"Assalamualaikum," sapa Vino sopan dengan senyum ponggahnya.

"Walaikumsalam, ada apa ya pak?" tanyanya to the point.

"Umaynya ada?" tanya Vino sesekali mencari keberadaan wanita yang ia ingin lihat.

"Ehh, ada pak. Mari masuk," jawab ibu panti sedikit kikuk.

"Ibu aku takut!" tangis anak kecil tiba-tiba kalah Vino menatapnya dengan sedikit tajam, padahal Vino hanya menatapnya biasa.

Dasar anak-anak!

"Tidak usah takut, ada ibu. Kamu lanjutin main lagi, ibu mau masuk dulu," ujarnya hangat sambil mengusap pipi anak cowo itu.

Detik berikutnya. Ibu panti dan dua pria itu masuk ke dalam, tepat di ruang tamu.

"Sebentar pak, saya panggil Umay dulu," ucapnya berjalan masuk ke kamar.

"Umay ada yang nyariin kamu," katanya sambil menaruh bayi yang berusia 5 bulan tersebut di keranjang.

Umay yang tadinya menjahit baju, seketika bertanya. "Siapa buk?"

"Ibu tidak tahu, kamu samperin aja," suruhnya. Umay mengangguk, kemudian mengayuh kursih rodanya keluar kamar.

Umay menatap bingung melihat dua pria yang tengah duduk di ruangan, ia perlahan-lahan mendekat.

"Loh, bapak yang kemarin ya?"

Suara Umay membuat Vino menoleh ke arahnya. Cantik! Satu kata dari Vino.

"Apa kamu yang namanya Umay?" tanya Vino langsung tanpa basa-basi.

"Iya, saya sendiri," jawab Umay sedikit takut dengan wajah Vino yang seram.

"Apa kau tak bisa jalan?"

Pertanyaan bodoh Vino membuat hati Umay remuk, pertanyaan Vino sedikit menyinggungnya.

Umay tersenyum kecut. "Tidak. Saya lumpuh."

Ibu Surti membawakan dua cangkir teh manis buat mereka. Lalu ikut bergabung.

"Kalau boleh tau, kedatangan bapak kesini ada apa ya?" tanya si Surti menatapnya.

"Saya ingin menikahi putri ibu," balas Vino cepat. Membuat Surti dan Umay kaget.

"Putri saya yang mana, pak?"

"Tuh yang di kursi roda," jawabnya enteng sembari menyeruput teh.

Mata Umay mendelik tak percaya. "Jangan bercanda. Aku tidak suka," balas Umay membuang pandangan ke arah lain.

"Aku tidak bercanda. Kedua orangtuaku menginginkan aku nikah dan mempunyai cucu, maka dari itu aku memilihmu," sahut Vino masih menatap Umay.

Sementara itu, Surti dan Asep diam. Membiarkan mereka yang berbicara.

"Kenapa memilihku? Padahal wanita lain di luar sana banyak, bahkan jauh lebih baik dariku?"

"Apa kau tidak jijik denganku?"

Pertanyaan Umay keluar sendiri, membuat Vino terdiam sejenak. Lalu menjawabnya.

"Tidak."

"Aku tidak mau menikah denganmu. Aku tidak mau! Maaf, aku menolakmu," tolak Umay halus, namun menyakitkan.

Umay cepat-cepat pergi dari hadapan mereka semua dengan air mata yang hampir jatuh.

Ini sekian kalinya Umay menolak lamaran pria. Bukan merasa sok cantik, namun ia sadar dengan fisiknya. Ia malu.

Vino membeku, kata-kata tolakan Umay membuat Vino sedikit geram. Baru kali ini ia di tolak oleh wanita lain, apalagi wanita lumpuh seperti Umay.

Surti menjadi tak enak pada mereka. "Maafin putri saya, pak. Bukan maksud ia menolak, namun ia tak mau membuat calon suaminya malu nanti."

Vino tersenyum. "Nggak papa, buk. Saya ngertiin."

"Saya permisi." Vino dan Asep berpamitan untuk pulang.

_

"Vino pulang!" teriak Vino dari pintu utama, berjalan gontai ke sopa ruang tamu.

"Kenapa Vin, kok lemas gitu?" tanya Liorna dari arah tangga menghampiri sang putra.

"Gak papa, bun," bohongnya membenarkan posisi duduknya.

"Kamu gak pinter bohong, Vin. Cerita sama bunda," balas Liorna mengusap keringat yang ada di dahi anaknya.

"Vino sudah menemukan wanita yang cocok, tapi dia gak mau," lirih Vino berpindah tempat tidur ke pangkuan Liorna.

"Kenapa gak mau?"

"Dia lumpuh," jawab Vino sendu. "Tapi cantik, bun. Vino baru pertama ngeliat dia langsung jatuh hati."

"Kamuu iniii!" gemas Liorna mencoel hidung anaknya.

"Apa bunda mau punya menantu kaya dia yang lumpuh?" tanya Vino melirik mata Liorna.

Liorna tersebut. "Tanyakan pada hatimu dulu, apa kau benar-benar mencintainya?"

"Kalau kamu bersungguh-sungguh, bunda setuju aja, ayahmu pasti setuju juga," sambung Liorna mengusap helai rambut anaknya.

"Vino bersungguh-sungguh, bun. Bunda sama ayah tolong datangkan mereka, lalu nikah kan kami berdua," pintah Vino penuh harapan.

"Nanti bunda bilang ayahmu dulu," balas Liorna. "Ganti bajumu, lalu makan. Bunda sudah menyiapkan makanan," titah Liorna.

•••

Follow Pena0716



Vino [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang