Part 6

5.8K 261 1
                                    

Hari ini banyak sekali pasien yang harus kutangani dan itu membuatku kelelahan, untung saja hari ini tidak ada shift malam dan aku bisa kembali pulang sore. Sampai dirumah aku langsung menuju kamarku untuk membersihkan diri, setelah selesai membersihkan diri aku keluar menuju ruang makan dan aku hanya melihat bi ani yang lagi mempersiapkan makan malam.

"Bi.. kenapa bibi yang mempersiapkan makan malam? Dimana ibu?" Kata irham sambil duduk di kursi makan.

"ibu.. ibu dikamar pak sedang istirahat, saya sudah mencoba memanggilnya sepertinya ibu ketiduran. Mungkin ibu kelelahan pak.." kata bi ani sedikit takut menjelaskan

"hmm, iya sudah bi tidak apa, nanti jika ibu bangun akan cari makan sendiri. Bibi siapkan saja makan untuk ibu dilemari" kata irham sambil melanjutkan makannya, entah kenapa dia merasa kesepian makan seorang diri. Sesekali dia melirik ke kursi yang biasa diduduki dina saat makan. Dan juga dia tidak tertalu berselera, dia sudah terbiasa masakan dina yang menurutnya sangat enak. Tapi dia enggan untuk mengatakannya.

"baik pak.." kata bi ani menunduk

***

Tengah malam jam 12.15

Dina terbangun dari tidurnya, karena Dina lelah menangis tanpa sadar lama kelamaan dina tertidur. Dinamerasa haus, terpaksa dina harus ke dapur untuk mengambil minum. Padahal Dina sangat berat untuk  melangkahkan kakinya ke dapur. Dina pun berjalan lemas keluar dari kamar dengan mata yang sembab dan rambut yang berantakan. Dina tidak peduli dengan penampilannya yang acakan.

Akhirnya Dina pun sampai di dapur mengambil gelas dan membuka lemari es untuk mengambil air. Setelah dina meminum air, Dina menutup kembali lemari es dan meletakan gelasnya di meja dapur, Dina akan segera kembali kekamar. Pada saat dina membalikkan badannya Dina melihat irham menatapnya. Dina kaget namun mencoba biasa saja, dina menatap Irham sejenak lalu  berjalan melewati irham. Namun, tiba tiba langkah Dina terhenti karena ada yang menahan tangannya.

Flashback irham

Aku masih belum bisa tidur, entah kenapa aku memikirkan dina tidak biasanya seperti itu. Dan juga bi ani yang terlihat aneh aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan tentang dina. Aku mencoba untuk tidak memikirkannya tetapi mengapa aku tidak bisa.. tiba tiba aku mendengar suara pintu tertutup. Aku yakin itu pasti dina. Aku pun keluar kamar untuk melihatnya, ternyata dina sedang menuju kearah dapur dan aku mengikutinya, aku memperhatikan setiap gerak geriknya namun dina belum menyadari keberadaanku. Saat dia berbalik aku tahu dia kaget dengan kehadiranku dan aku juga kaget dengan matanya yang sembab seperti habis menangis, namun dia mencoba biasa saja dan kami hanya saling menatap beberapa detik. Lalu dia berjalan melewatiku tanpa ada satu patah katapun. Entah kenapa aku merasa tidak suka sikapnya yang tidak peduli denganku. Aku pun menahan tangannya untuk menghentikannya.

"kamu tidak makan?" kata irham yang menggenggam tangan dina dan menoleh untuk melihat dina.

"aku tidak lapar" kata dina datar menoleh ke irham sambil melepaskan tangannya.

"aku tidak ingin direpotkan, jika kau jatuh sakit" kata irham dingin

"lagi pula ini tubuhku, sakit atau tidak bukan urusanmu" kata dina dingin dan berjalan pergi.

Entah kenapa irham sangat marah mendengarnya, dia tidak suka nada dingin atau bantahan dari dina. Dia hanya menatap punggung dina dengan tajam sambil mengepalkan tangannya.

***

Sudah 3 hari dina mendiamkan irham, dia mencoba menghindari irham. Sarapan duluan, pergi kerja lebih pagi, makan malam duluan, semua itu dina lakukan untuk tidak bertemu dengan irham. Irham tidak suka melihat sikap dina yang seperti itu. Namun hari ini hari minggu, kita lihat saja sejauh mana dina mencoba menghindarinya.

Irham pun menghabiskan waktu setengah hari di depan tv lama lama membuatnya bosan dan bolak balik menatap pintu kamar dina, "apa dina tidak bosan dikamar terus? Bukan kah ini sudah waktunya makan siang seharusnya dia memasak" ucap Irham dalam hati.  Akhirnya irham pun memutuskan untuk kedapur siapa tahu dina sudah disana, namun hanya ada bi ani didapur yang sedang memasak.

" bi... seharusnya ibu yang memasak? Kata irham

"ibu berpesan kepada bibi untuk memasak, karna ibu sedang banyak kerjaan sekolah pak" kata bi ani

Namun tiba tiba, aku melihat dina ada di dapur. Aku pun langsung menghampirinya sebelum dia pergi. "aku ingin bicara din... " kata irham sambil menarik tangan dina dan berjalan menjauh dari bi ani.

"lepaskan irham!!" kata dina menghempaskan tangan irham

"kenapa sikap kamu seperti ini?" kata irham menuntut penjelasan.

"aku tidak punya waktu, aku sedang sibuk" kata dina ingin pergi

"apa kamu tidak punya sopan santun berbicara dengan suami" kata irham dingin.

"cih.. suami? Lalu apa kamu sekarang sudah mengakui aku istri? Kata dina tertawa sinis. "aku harap kamu tidak lupa, pernikahan ini hanya sementara dan 4 bulan lagi akan berakhir, seperti katamu" kata dina lalu pergi meninggalkan irham yang mematung terdiam menatap kepergian dina. Kata kata itu sebuah boomerang bagi irham dirinya sendiri.

***

Irham harus pergi kerumah sakit sore ini, karena irham ada jadwal shift malam ini. Tapi sebelum Irham berangkat kerumah sakit, Irham bertanya dengan bi ani tentang sikap dina yang tiba tiba berubah. Awalnya bi ani takut menjelaskannya, namun irham memaksanya. Akhirnya bi ani pun menceritakan semuanya kepada irham, Irham tidak menyangka mamanya berkata kasar dan memperlakukan dina seperti itu. Irham menyesal terlambat mengetahui kejahatan kejahatan yang telah mamanya lakukan kepada dina. Besok Irham akan meminta maaf kepada dina mengenai hal tersebut.

Setelah sampai diruangan irham, handphone irham berdering ada panggilan masuk dari mamanya.

"hallo ma.." kata irham malas

"hallo irham, kamu dimana? Malam ini datang ya kerumah mama, Tania makan malam disini" kata mama

"aku tidak bisa ma.." kata irham

"kenapa kamu tidak pernah menurut sama mama lagi, semenjak ada perempuan itu!. Dia telah berhasil menghasut kamu, dasar wanita ular" kata mama

"ma!! Jangan mengatai dina seperti itu!" kata irham sedikit membentak

"kamu bentak mama?! Karna cuma ngebela wanita jalang itu?!" kata mama emosi

"ma! Dina bukan wanita seperti itu! Aku tahu semua yang sudah mama lakukan ke dina. Seharusnya mama punya rasa malu" kata irham emosi

"Kita lihat saja.. siapa wanita itu sebenarnya.. "kata mama terputus karna irham langsung mematikan panggilan tersebut. Dia pun langsung terduduk di kursi kerjanya sambil memijat pelipisnya karna pusing memikirkan mamanya dan juga dina.

***

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 21.30, setelah selesai memeriksa pasien. Teman teman shif malam irham mengajak irham makan karena lapar, mengingat mereka melewatkan jam makan malam sehingga mereka memutuskan untuk makan disalah satu café yang tidak jauh dari rumah sakit. Mereka pun pergi dengan mobil irham. Setelah mereka sampai di café tersebut mereka mencari tempat duduk yang kosong, karena café ini cukup ramai walaupun hari sudah mulai malam. Saat mereka sedang menunggu pesanan, tiba tiba teman Irham bertanya padanya.

"ham... itu bukannya istri kamu ya?" kata beni sambil menunjuk kearah tempat duduk yang berada didekat jendela

"o iya ham.. itu memang istri kamu deh?" Kata haris yang meyakinkan

"salah liat mungkin kalian?" kata irham tenang yang masih belum menoleh kearah

"Beneran ham" kata yudi

Akhirnya irham pun menoleh dan betapa terkejutnya melihat dina berdua dengan seorang lelaki tengah tertawa bersama dengan jarak yang lumayan dekat. Irham pun langsung beranjak dari duduknya dan berjalan dengan langkah yang lebar menuju ketempat duduk dina dengan tangan yang mengepal dan tatapan yang tajam.

"dina...!" teriak irham

***

TBC..

See you next time

now burn baby burn

vote and komen

Only You by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang