Part 30

3.4K 168 8
                                    

Terdapat 4 orang sedang memegang pisau. Air mata sudah membasahi di wajah mereka masih masing. Sudah 15 menit berlalu, namun tidak ada yang memulai untuk berbicara dan hanya terdengar ringisan. Sesekali, mereka melirik antar sesama.

"Gue Uda enggak sanggup" Bisik Yudi sambil merengek memejamkan matanya.

"Sssttt.. loe mau ditambahin lagi" bisik beni yang juga menahan pedih.

"Uda kerjain terus" bisik haris sambil menangis.

"Ini semua gara gara loe ham. Gue mau udahan" bisik yudi.

"Nanggung yud, dikit lagi" bisik Irham menahan rasa perih dimatanya.

"Dina sekarang kejam amat ya sama kita kita" bisik beni.

"Sebenarnya bukan Dina yang kejam, tapi anak Irham yang ada diperut Dina" bisik haris.

"Loe mau gue cincang ris!" Pekik Irham tidak terima jika harus menjelek-jelekkan anaknya yang tidak berdosa.

"Uda selesai ya kerjaannya, sampai gosipnya kedengaran sampai sini" teriak Dina dari arah dapur.

"Belum Din" jawab mereka serentak.

"Masih banyak Din, jangan ditambahin lagi" ucap Yudi sedikit keras.

"Iya Din, mata kami perih gara gara ngupas bawang merah" ucap beni melas.

***

Di lain tempat dua wanita sedang menyiapkan berbagai bahan masakan. Tania tertawa sambil memperhatikan Dina yang sedang memotong sayuran.

"Ada yang aneh?" Tanya Dina heran.

"Maaf.. habisnya menurut aku lucu" ucap Tania tersenyum.

"Lucunya dimana?" Tanya Dina.

"Kamu Din" ucap Tania.

"Aku?"

"Iya... Kamu sadar enggak si? Cuma kamu loh yang bisa buat mereka jadi senurut itu. Apalagi ekspresi mereka tadi buat aku ingin tertawa. Terutama ekspresi Irham" jelas Tania.

Dina terdiam mendengar penjelasan Tania.

"Mak... Sud.. aku .. Bu..bukan..." Ucap Tania gugup.

"Iya aku paham kok Tan" ucap dina.

"Din.. aku uda enggak ada perasaan ke Irham. Aku harap kamu tidak salah paham. Aku enggak mungkin menyia-nyiakan pria sebaik haris hanya demi yang lain. Aku sadar Din, hati tidak bisa dipaksakan" ucap tania.

"Maafkan aku tan, seharusnya aku tidak hadir diantara kalian" ucap Din lirih.

"Sudahlah Din, ini semua bukan salah kamu. Seharusnya aku yang minta maaf. Gara gara aku kalian berpisah" ucap Tania menyesal.

"Bukan karena itu Tan.. tapi karena.." ucap Dina.

"Enggak Din, memang karena aku. Kamu tahu waktu itu, betapa marahnya Irham ke aku. Setelah mengetahuinya. Dia bahkan tidak mau berlama lama bertemu denganku dan enggan menerima maafku" ucap Tania sedih.

"Waktu itu?" Tanya Dina bingung.

"Iya, waktu kamu dengar pembicaraan kami berdua. Ketik kamu ada dirumah sakit. Bukannya kamu pergi setelah mendengar pembicaraan kami?" Tanya Tania.

"Sudahlah, itu sudah berlalu. Irham sudah menjelaskan dan itu semua salah paham. Salah aku juga yang tidak mendengarkannya sampai selesai" ucap Dina tersenyum

"Jadi kamu Uda maafin aku?" Tanya Tania.

"Iya, aku Uda maafin kamu Tan" ucap Dina memeluk Tania

"Terima kasih Din" ucap Tania terharu memeluk Dina.

Only You by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang