Part 7

6.1K 250 3
                                    

"dina...!" teriak irham

Dina dan lelaki itu pun menoleh kearah sumber suara yang tidak asing baginya, ternyata yang memanggilnya adalah irham. Dina bisa melihat amarah irham dan tatapan yang tajam serta menakutkan. Dina merasakan suasana yang mencengkam diantara mereka bertiga. Irham menatap tajam mas yuda seakan akan ingin membunuhnya. Tapi apa yang membuat irham sebegitu marahnya?

"i.. ir.. ham. Kenapa kamu ada disini?" kata dina gugup, dia merasa ketakutan seperti ketahuan melakukan perbuatan yang salah.

"bukankah pertanyaan itu lebih pantas untukmu" kata irham dengan sarkas. "pulang sekarang!" kata irham dingin sambil membereskan barang barang dina dan menarik tangannya untuk pergi.

"tu..tunggu irham" kata dina mencoba menahan irham yang memaksanya untuk berdiri. Irham pun mengeluarkan uang merah selembar dan meletakannya di meja.

"ambil kembaliannya" kata irham dingin kepada yuda, lalu irham menyeret kuat tangan dina untuk pergi dari café tersebut.

Kejadian itu tidak terlepas dari perhatian banyak orang. Yuda hanya bisa terdiam melihat kepergian dina dan suaminya. Dia tahu jika ikut campur, pasti masalahnya akan semakin runyam. Jadi dia akan coba menjelaskan kepada suaminya besok.

Irham dan dina pun melewati meja yang irham duduki bersama dengan teman temannya. "gantikan aku malam ini" kata irham cepat melewati teman temannya. Teman temannya yang melihat merasa takut dengan aura irham dan juga kasihan melihat dina.

"irham tangan ku sakit, lepasin aku. Kamu tidak malu kita dilihat banyak orang" kata dina berusaha melepaskan diri.

"seharusnya kamu berhenti berontak dan berhenti membuat malu" ucap irham dingin sambil keluar dari café tanpa mengindahkan rasa sakit yang dina alami.

Café pun menjadi tenang kembali setelah kepergian irham dan dina.

"main tinggal, aja tu irham. Makanannya uda dipesan siapa mau bayar. kayak mana ni kita balik ke rumah sakit? Terpaksa naik taksi deh" kata beni mendumel kesal, pasalnya tadi mereka bertiga naik mobilnya irham. Haris dengan yudi pun juga meratapi nasib mereka yang ditinggal, untung mereka membawa uang lebih. Ingin marah kepada temannya tapi waktunya tidak tepat. Akhirnya mereka pun sepakat menyimpan marah mereka besok untuk irham.

"loh, dina kemana mas yud?" kata yanti yang baru muncul dari toilet. Yuda pun menjelaskan kepada yanti mengenai dina.

***

"masuk" kata yuda dingin sambil membuka pintu mobil

"tidak mau" kata dina

"aku tidak suka dibantah" kata irham mendorong dina masuk dan menutup pintu mobil lalu menekan tombol kunci pintu. Irham memutar berjalan membuka pintu mengemudi setelah itu langsung menutupnya dan menguncinya kembali agar dina tidak bisa kabur. Setelah itu melajukan mobilnya menuju kerumah. "pakai sabut pengaman jika ingin aman" kata irham datar.

"buka pintunya irham... kenapa kamu selalu berbuat sesuka hati kamu irham, kamu selalu memaksa aku tanpa memikirkan perasaanku, kamu egois irham. Aku benci kamu! Kamu pria ja.." kata dina dengan air mata yang sudah membasahi pipinya sambil mencoba membuka pintu mobil.

"diam!!" teriak irham emosi. Irham pun menambah kecepatan mobilnya dan genggaman semakin kuat pada setir mobil. Dina yang melihat irham seperti itu semakin takut dan mencoba berhenti menangis tapi sangat sulit.

Flashback

Setelah perdebatan kecil dengan irham, dina menerima pesan dari yanti yang mengajaknya keluar nanti malam ke café. Dina pun menyetujuinya karena ia ingin refreshing sejenak melupakan masalah yang terjadi. Namun tiba tiba dia mendengar suara mobil keluar dari garasi rumah bisa dia tebak itu adalah irham. Lalu dina pun keluar dari kamar dan bertanya kepada bibi kemana irham pergi, bi ani mengatakan jika bapak ada shift malam ini di rumah sakit. Dina pun hanya mengangguk untuk meresponnya dan mengatakan kepada bi ani bahwa dia juga akan pergi malam ini dengan yanti.

Tetapi sesampainya mereka di café ternyata bukan mereka berdua saja, melainkan ada mas yuda yang ikut bergabung. Yanti mengatakan jika ia yang mengajak mas yuda ke café karena ada hal yang harus didiskusikan mengenai pekerjaan sekolah.

***

Akhirnya jam 23.05 mobil merematikan memasuki garasi rumah. Irham mematikan mesin mobil lalu membuka pintu mobil dan membantingnya. Kemudian irham berjalan cepat membuka pintu dina lalu menarik dina memasuki rumah mereka. Irham dengan cepat membuka pintu rumah mereka dan menguncinya kembali dengan tangan kanannya, tanpa melepaskan genggaman tangan dina menggunakan tangan kirinya. Lalu irham membawa dina menuju kekamarnya.

"sakit... irham. Lepasin aku" kata dina lirih. Namun irham tetap saja tidak mendengar apa yang dina katakan.

Irham pun membuka pintu kamarnya dan menghempaskan dina, untung saja dina tidak jatuh dan masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Dina melihat irham mengunci pintu kamarnya lalu membuang kunci tersebut dengan cepat sehingga dina pun tidak tahu kearah mana kunci tersebut terjatuh. Dina yang melihat itu pun langsung beralih kearah pintu sambil berteriak minta tolong, semoga bi ani belum tidur dan mendengarnya. "buka pintunya irham! Aku mau keluar! Bi ani tolong buka pintunya!! Kata dina sambil menangis. Namun percuma saja dina berteriak karena kamar yang ditempati irham kedap suara.

Irham pun langsung menghentikan dina lalu memikulnya dipundak seperti karung beras. Dina pun mencoba memberontak memukul punggung irham dengan menggoyangkan kakinya sehingga membuat sandal wedges yang dia gunakan terlepas. "turunkan aku irham!" kata dina. Namun irham tetap tidak perduli, lalu irham memukul bokong dina "PLAK" karena berontakan kecil yang dilakukan dina sehingga membuatnya sulit untuk berjalan menuju kasur. Dina yang merasakan tamparan di bokongnya terkejut. Namun tiba tiba tubuhnya dibanting kekasur oleh irham.

Dina melihat wajah irham yang padam karena menahan amarah dan tatapan nya yang tajam menusuk ke dina. Dina melihat irham mencoba membuka kancing kemejanya dan melepaskan sepatunya dengan menggunakan kaki. Dan itu membuat dina semakin takut dan juga gugup.

"a.. ap.. apa yang mau kamu lakukan irham?" kata dina lirih sambil bergerak mundur dikasur menghindari irham.

"melakukan apa yang seharusnya kulakukan sejak dulu" kata irham dengan smirk tipis diwajahnya dan mendekati dina seperti akan menerkamnya hidup hidup.

***

TBC...

Aw aw...

Jangan lupa vote and komen..

Sepertinya part depan ada adegan uwuwuwu wkwkwk

Only You by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang