Part 15

6.9K 281 0
                                    

Setelah mengurus berkas-berkas perceraiannya Dina kembali kerumah sampai petang tiba. Tubuhnya dan pikirannya sangat lelah begitu juga hatinya. Dina memasuki rumah dengan langkah yang lemah.

"Baru pulang Din?" Tanya Irham yang khawatir menunggu Dina tidak pulang pulang.

"I... Iya. Di jalan tadi macet" bohong Dina.

"Tidak biasanya kamu pulang hari gini?" Tanya Irham.

"Disekolah ada banyak kerjaan, aku harus menyelesaikan ADM guru" ucap Dina.

Dina melihat Irham diam dan tidak merespon kembali. Jadi ia memberanikan diri untuk istirahat ke kamar.

Setelah makan malam Irham duduk di ruang tv dengan tablet yang berada di tangan. Ia melanjutkan pekerjaan yang belum ia selesaikan di rumah sakit. Sementara Dina juga sedang membereskan barang- barang yang harus ia bawa. Untungnya Dina tidak memiliki barang yang banyak.

Dina mengelus perutnya dengan sayang. Ia berharap semoga langkah yang ia pilih adalah yang terbaik untuk dirinya maupun orang disekitarnya.

"Sayang, ayo kita hidup bahagia bersama. Hanya ada kamu dan mama. Maafin mama, tapi ini yang terbaik untuk kita" ucap Dina tersenyum pedih memikirkan hubungan ia dan Irham.

Din..

Dina... Panggil Irham membuka pintu kamar Dina.

Tentu saja hal itu membuat Dina terkejut ia segera menghapus air mata di pipinya. Untung saja barang barangnya sudah ia letakkan didalam lemari kembali.

"Ada apa?" Tanya Dina gugup

"Maaf membuatmu terkejut. Dimana jaket mu?" Tanya Irham sambil mencari jaket Dina yang tergantung di sudut ruangan.

Irham mengambil jaket tersebut dan membuat Dina bingung. Lalu ia berjalan mendekati Dina dan memakaikannya.

"Untuk apa..." Tanya Dina penasaran kepada Irham.

"Temani aku keluar mencari makan. Aku lapar" ucap Irham.

"Sekarang? jam 11 malam?" Tanya Dina"

"Enggak besok pagi Din" kesal Irham.

"Kan masih ada makanan lebih dirumah jika masih lapar" jelas Dina.

"Aku ingin makan sate"

"Tapi Irham bajuku..." Ucap Dina yang sudah di tarik Irham keluar dari kamar.

"Kenapa?" Tanya irham

Dina kesal menatap Irham. Irham tersenyum dalam hati memperhatikan penampilan Dina yang memakai piyama biru bermotif Doraemon dan memakai sendal rumah berbulu dengan jaket kebesaran yang menutupi tubuhnya.

Irham memakai helm Dina. Lalu ia berjalan ke garasi mengambil motor miliknya yang sudah lama tidak ia gunakan.

"Pakai motor ini?" Ucap Dina memperhatikan motor trail Irham.

"Emang ada yang lain?" Tanya Irham.

"Tapikan ada motorku.." tawar Dina.

"Cepat naik Din, keburu jam 12 malam nanti" potong Irham.

"Naik.." Irham menyuruh dina yang kesal.

"Enggak bisa...motornya tinggi" lirih Dina tidak tahu cara naiknya karena tubuh dia yang pendek.

Irham tertawa karena perkataan Dina.

"Kamu sengajakan? senang bisa jahilin aku?" Ucap Dina marah.

Irham menarik tangan Dina mendekat.

"Pegang pundak aku, naikkan kakinya disini" ucap Irham menuntun Dina.

Dina ragu dan takut. Namu Irham meyakinkan Dina bahwa ia tidak akan jatuh. Akhirnya Dina sudah duduk dibelakang Irham.

Only You by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang