Semalam Dina tidak menyangkal bahwa ia sangat senang, pertama kalinya Irham memasak untuknya dan mereka makan bersama berdua. Itu seperti Dinner romantis yang sering ia lihat di drama. Menurutnya masakan Irham tidak terlalu buruk. Dina pun terus tersenyum sambil memakan sarapannya dan itu semua tidak terlepas dari pandangan Irham. Bi Ani yang melihat kedua majikan tersebut pun juga tersenyum, ia berharap semoga majikannya benar-benar menjadi pasangan suami-istri yang sesungguhnya.
"Hentikan senyuman bodohmu itu, kamu seperti tidak waras" ucap Irham sambil meminum kopi.
Dina yang kesal mendengar Irham mencibirnya, tanpa Dina sadari ia mengerucutkan bibirnya dan itu lucu. Irham yang melihatnya pun menjadi gemas, namun ia berusaha untuk mempertahankan ekspresi wajahnya yang tenang.
"Perusak mood orang saja" ucap Dina menggerutu namun masih bisa didengar oleh Irham.
"Pasti ngehalu in k-pop" Ucap Irham malas.
"Jelaslah, uda ganteng, kaya, suami idaman" ucap Dina tidak mau kalah.
"Ingat umur 25 " ucap Irham sewot.
"Stok ajussi dan duda keren korea masih banyak" ucap Dina yang mulai panas.
"aku tidak ingin berdebat" ucap Irham beranjak pergi untuk bekerja
"iki tidik ingin birdibit" cibir Dina yang masih didengar oleh Irham dan itu membuatnya tersenyum membelakangi Dina sehingga Dina tidak dapat melihatnya.
"Dasar manusia aneh, bukannya dia duluan yang mulai? Ingin rasanya aku memakinya mulutku sudah gatal" dumel Dina dengan pelan.
"Jangan mendumel, ayo berangkat kerja" ucap Irham. Dina yang mendengar pun terkejut. Jangan jangan Irham mendengarnya, bisa habis Dina. Dina pun mulai mengikuti Irham. Setelah berdebat kecil dengan Irham akhirnya Dina harus pergi kerja diantar dan dijemput olehnya karena alasan kaki Dina. Dina merasa Irham terlalu berlebihan.
"Dina..." Ucap Irham.
"Apalagi..." Ucap Dina malas.
"Kenapa kamu pakai itu?" Ucap Irham sambil melihat kaki Dina.
"Karena tidak pakai yang lain" Ucap Dina malas tidak ingin berdebat kembali.
"Ganti, yang flat" Ucap Irham datar.
"Tidak mau" Ucap Dina tetap pada pendiriannya.
"Ganti atau tidak pergi sama sekali" Ucap Irham dengan mengancam.
Akhirnya Dina pun terpaksa mengganti sepatunya yang tidak ber-hak. Dina kesal dengan Irham kenapa akhir-akhir ini ia sering banget ngeselin. Irham lebih cocok jadi es batu daripada kesambet jin markutet. Sepertinya Irham harus di rukiah agar kembali kesetelan pabrikan awal.
"Ayo berangkat" Ucap Irham sambil melihat Dina yang sudah mengganti sepatunya.
"Irham... aku tidak mau pakai ini..." Ucap Dina dengan nada manja semoga saja dia bisa luluh.
"Kamu ingin kaki mu infeksi?" Ucap Irham tidak suka.
"Bukan gitu.. tapi.." Ucap Dina mencoba menjelaskan tapi Dina malu sendiri.
"Kita berangkat sekarang" Ucap Irham datar. Dina yang melihat Irham semakin kesal karena Irham acuh dan tidak peka.
"Aku terlihat pendek jika tidak memakai sepatu hak!!" Ucap Dina berteriak kesal dengan muka yang padam.
"Memang kenyataannya" Ucap Irham tetap melanjutkan jalannya keluar dari rumah
"Irham aku membenciii mu!!!" Ucap Dina berteriak frustasi.
Irham pun terus berjalan keluar rumah sambil menahan tawanya mendengar Dina yang kesal. Begitu juga dengan bi Ani yang tertawa di belakang melihat tingkah majikannya yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You by Ibelcia (End)
General Fiction"Dina sadarlah, hentikan hatimu, jangan semakin jauh kamu jatuh cinta kepadanya" ucap Dina dalam hati. "Aku ingin hubungan kita baik-baik saja seperti dulu" lirih Tania. "Bukannya mama senang lihat aku begini, Dia sudah mewujudkan keinginan mama" uc...