part 28

7.7K 341 18
                                    


Suasana hening begitu terasa di dalam mobil. Tidak ada perbincangan hangat di pagi hari antara Irham dan dina mulai dari sarapan pagi hingga mereka berangkat kerja. Hal tersebut juga dirasakan oleh azriel. Ia sangat bingung melihat sikap kedua orang tuanya yang berbeda seperti biasanya. Azriel duduk di bangku belakang melihat papanya yang mencuri pandang ke arah mamanya. Namun mamanya menatap lurus ke depan.

"Papa... Nanti siang jemput jiel sama mama kan?" Tanya Azriel.

"Hmm.. papa seperti nya hari ini enggak bisa jemput Azriel dan mama. Karena papa ada jadwal operasi. Nanti papa suruh supir untuk menjemput jiel dan mama" jelas Irham sambil melihat Azriel melalui kaca.

"Oke pa.. mama... Sama papa lagi belantem ya?" Tanya jiel hati hati.

"Hmm itu.. kita baik baik aja ya kan ma?" Ucap Irham bertanya kepada Dina untuk meyakinkan Azriel bahwa mereka baik baik saja walaupun kenyataannya memang benar jika Dina sedang marah karena hal semalam.

"Iya" Dina melihat Irham dan Azriel dengan senyuman yang dipaksa.

"Son... Kita sudah sampai disekolah" ucap Irham memberhentikan mobil.

"Oke deh, jiel sekolah dulu ya ma, pa" ucap Azriel sambil mencium pipi kedua orang tuanya.

"Ok, semangat belajarnya anak papa" ucap Irham tersenyum

"Ok papa! Dada mama, dada papa" ucap jiel turun dari mobil.

Setelah kepergian jiel Irham mengantar Dina ke sekolah. Tetapi tidak ada pembicaraan terjadi diantara mereka sampai mobil Irham tiba di sekolah Dina.

Dina ingin keluar dari mobil namun Irham menahan tangan Dina.

"Din.. aku..." Ucap Irham

"Aku lagi tidak ingin berdebat ham. Kamu hati hati" ucap Dina melepaskan tangan Irham dan keluar dari mobil.

Irham menghela napas dengan berat. Irham melihat kepergian Dina, lalu ia mengendarai mobil kembali menuju rumah sakit.

***

Irham tiba di rumah sakit, ia berjalan menatap lurus ke depan menampilkan wajah yang tidak bersahabat. Tidak seperti biasanya ia menampilkan wajah yang berseri-seri sehingga membuat perawat wanita tergakum gakum melihatnya. Namun hari ini, Irham berbeda sehingga membuat mereka bertanya tanya apa yang menyebabkan dokter Irham seperti itu. Kedatangan Irham juga di perhatikan oleh ketiga temannya.  Namun, untuk saat ini mereka tidak berani mendekati Irham. Karena tidak ingin menjadi pelampiasan Irham ketika moodnya sedang tidak baik.

Irham bekerja dengan pikiran dan hati yang tidak baik. Namun ia harus profesional untuk mengobati pasien dan mengerjakan berkas berkas rumah sakit.

Pada jam istirahat ia tetap bekerja dan ia akan melewatkan jam makannya dikarenakan Dina tidak membawakan bekal untuknya, lagi pula memang ia tidak berselera untuk makan walaupun ia bisa pesan makanan atau makan di kantin.

Suara pintu ruangan Irham terbuka menampilkan, ketiga temannya sambil membawa bekal makanan.

"Ham.. fokus banget kerjanya?" Tanya haris.

"Gue banyak kerjaan" ucap Irham singkat.

"Ham... Loe Uda makan?" Tanya Yudi.

"Gue lagi enggak selera" ucap Irham.

Beni mengisyaratkan kepada teman temannya jika tidak ada bekal dimeja Irham. Yang berarti Dina tidak membawakan bekal untuk Irham.

"Loe, baik baik aja kan ham?" Tanya beni.

Only You by Ibelcia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang