Minimal 350 votes, minimal 155 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!
IG : audryaprillia04
👩🏻🏫Morgan pergi sendirian ke sekolah karena Gwen masih dirundung kesedihan dan katanya akan kembali mengajar di hari Rabu. Setelah memarkirkan motor, Morgan menatap jam tangan di mana 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.
"Woi!" panggil Morgan pada teman sekelasnya yang kebetulan lewat. Morgan melemparkan tas itu pada teman sekelasnya dan tanpa bertanya apa masksud Morgan, laki-laki yang sedang membawa tas Morgan pergi menuju kelas.
Morgan memang tidak ingin pergi ke kelas karena ini adalah hari Senin, di mana mereka harus melakukan upacara sebelum masuk ke kelas. Morgan berjalan menuju lapangan upacara lalu menyunggingkan senyum melihat Aiko berdiri di antara sekumpulan murid perempuan.
Morgan berhenti melangkah melihat Aiko berjalan ke arahnya. "Kangen?"
Aiko tertawa. "Kalo boleh jujur, enggak sih."
"Kenapa sih jawaban lo nggak pernah bikin gue sampe mau terbang gitu?"
"Kalo kamu mau terbang, kamu harus punya sayap. Bukan karena aku, Morgan."
"Lo aja kalo kayak gitu yang jadi sayap gue." balas Morgan membuat Aiko memutar bola matanya karena jengah dengan Morgan yang terus saja menggodanya.
"Kamu ajak aku pulang bareng, 'kan? Tapi hari ini aku ada les piano, kamu mau nunggu aku?"
Morgan mengangguk. "Gue bakal tunggu lo. Satu jam? Dua jam? Gue siap tunggu lo."
Aiko tersenyum. "Tunggu aku siap sampe bertahun-tahun aja kamu sanggup, ya? Apalagi cuma tunggu aku selesai ujian."
Morgan tersenyum kecil.
Melihat senyum Morgan yang tampak berbeda, Aiko mulai sedikit khawatir. "Kamu bakal tetep tunggu aku, 'kan? Sampe aku siap."
Morgan langsung teringat dengan statusnya yang sudah menjadi seorang suami. Mendengar bel berbunyi, Morgan bernapas lega. "Biarin gue jadi murid teladan hari ini, gue mau berdiri di barisan paling depan jadi gue harus gercep." Morgan menyentuh bahu Aiko lalu pergi dari hadapan gadis itu.
Aiko balik badan menatap kepergian Morgan di mana menurutnya Morgan tampak mulai berubah.
👩🏻🏫
Gwen menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 15:00 sore dan Morgan belum pulang. Gwen menatap makan siang yang telah ia buat untuk Morgan dan Gwen sendiri belum makan karena tadinya ia berniat ingin makan siang dengan laki-laki itu.
"Apa aku makan duluan, ya?" Gwen sudah sangat lapar sebenarnya. Gwen juga sudah mengirimkan pesan untuk Morgan tetapi tidak dibalas, Gwen sengaja tidak ingin menghubungi Morgan karena takutnya Morgan sedang bersama teman-teman laki-laki itu atau mungkin sedang bersama Aiko.
Gwen menoleh saat mendengar suara pintu apartemen terbuka dan tidak lama, Morgan masuk dengan seragam sekolah yang masih melekat dan tas yang berada di bahu kanan.
"Kamu udah makan?" tanya Gwen.
Morgan mengangguk. "Udah lah, ya kali belom."
"Kalo kamu mau makan siang di luar, kasih tau aku biar aku nggak masak banyak gini."
Morgan menatap meja makan di mana terdapat empat jenis lauk di sana. "Ya maap. Asal lo tau, gue nggak akan pernah makan siang di sini, bye." Morgan pergi ke kamar.
Gwen menatap hasil masakannya dan menyimpan sebagian lauk itu untuk makan malam nanti.
👩🏻🏫
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Own Teacher [COMPLETED]
Jugendliteratur"Morgan, tolong nikahi saya." Morgan tertawa keras setelah mendengar permintaan gurunya yang masih muda itu. Walaupun cantik, masih muda, dan sudah pasti pintar. Morgan tidak bisa memenuhi permintaan sang guru karena menikah dengan guru sendiri adal...