Marry My Own Teacher-16

8.2K 1.3K 319
                                    

Minimal 500 votes, minimal 230 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!

👩🏻‍🏫

Morgan berdiri di depan pintu balkon apartemen sambil memikirkan Gwen yang tidak kunjung sampai. Ingin rasanya Morgan menghubungi Gwen, tetapi ada rasa gengsi yang laki-laki itu rasakan.

Entah sudah berapa kali Morgan menatap layar ponselnya yang menampilkan kontak Gwen. Morgan menjadi tidak tenang, apa yang sedang perempuan itu lakukan di luar sana? Apakah Gwen kembali merasa sakit hati setelah melihat ia pulang bersama Aiko?

Morgan pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Gwen untuk yang pertama kalinya setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Morgan sedikit menudukan kepala dengan tangan yang berada di saku celana selututnya dan ponsel Morgan sudah menempel di kuping.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau..."

Morgan langsung menjauhkan ponsel dari kuping seraya mengerutkan dahi. "Serius dia marah? Lah, gue cuma semobil sama Aiko, posisinya juga seragam gue sama Aiko masih ada di badan."

Morgan menatap hujan yang masih turun dengan deras, karena semakin tidak tenang, Morgan pun keluar dari apartemen untuk mencari Gwen.

👩🏻‍🏫

"Bu Gwen, mau ke dokter, Bu?" tanya satpam Archie School dengan raut bersalah karena ia datang dengan terlambat.

"Nggak usah, Pak. Saya nggak papa." balas Gwen sambil tersenyum.

"Maaf, ya, Bu. Maaf sekali saya terlambat datang."

"Nggak papa, Pak." Gwen kembali tersenyum sambil sambil menatap tangannya yang terluka dan pakaian yang Gwen kenakan juga basah karena hujan.

"Gwen?"

Gwen dan satpam menoleh pada Morgan yang datang dengan payung.

"Maksudnya, Bu Gwen." kata Morgan ketika melihat satpam. "Ibu kenapa, Bu?"

"Bu Gwen habis dirampok, handphone Bu Gwen diambil." jawab satpam itu membuat Morgan membulatkan mata dan Gwen diam saja.

"Biar Bu Gwen pulang sama saya, Pak." kata Morgan sambil merangkul Gwen.

"Oh, iya." Satpam tersebut mengangguk.

Morgan membawa Gwen untuk masuk ke dalam mobilnya. Insiden Gwen dirampok terjadi di halte bus dekat dengan sekolah, pakaian Gwen bisa basah karena perempuan itu sempat mengejar sang perampok dan Gwen juga sempat melawan yang menyebabkan tangan Gwen terkena pisau.

"Ntar jok mobil kamu basah." kata Gwen saat Morgan membuka pintu mobil untuknya.

"Sempet-sempetnya lo mikir kayak gitu, masuk."

Gwen pun masuk ke dalam mobil seraya menahan rasa perih pada telapak tangannya yang terluka.

Morgan yang ingin menjalankan mobil terdiam melihat tangan Gwen. "Tangan lo kenapa?"

"Perampoknya bawa pisau."

"Katanya lo naik ojol, tapi kenapa nggak sampe juga sih di apart? Lo marah? Kesel? Sakit hati liat gue pulang sama Aiko?"

"Pesenan aku di cancel, mungkin karena hujan. Mau naik taksi tapi dompet aku ketinggalan." jawab Gwen dan tadi pagi ia datang ke sekolah bersama Morgan.

Morgan terdiam lalu menghela napas. "Bisa nggak sih nggak usah buat gue ngerasa bersalah terus sama lo?"

Gwen tersenyum kecil tanpa menatap Morgan, perempuan itu terkejut karena tiba-tiba saja Morgan melemparkan payung yang sudah dilipat ke jok belakang dengan keras.

"Kalo lo kesel, lo harus marah, Gwen! Marahin gue! Pukul gue kalo perlu! Lo diem, lo senyum, nangis, itu bikin gue ngerasa makin bersalah, tau nggak sih lo?"

"Kalo kamu ngerasa bersalah kenapa kamu nggak mau berubah?"

Morgan diam dan memilih untuk melajukan mobil dengan perasaan yang campur aduk.

👩🏻‍🏫

Morgan yang sudah tidur, terbangun karena ingin buang air kecil. Sebelum beranjak, Morgan menatap Gwen di mana Gwen tampak gelisah dari raut wajah perempuan itu. Melihat Gwen menarik selimut sampai ke leher di mana biasanya hanya sebatas dada, Morgan merasa ada yang tidak beres pada Gwen.

Morgan menyentuh kening Gwen dan langsung menjauhkan tangannya karena suhu tubuh Gwen yang panas.

"Gwen." panggil Morgan dan tidak lama Gwen membuka mata, menatap Morgan dengan sayu dan mata yang merah. "Kepala lo pusing?"

Gwen mengangguk lemah dan Morgan keluar dari kamar tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Gwen yang berbaring menyamping beralih terlentang lalu menoleh pada nakas dan tertegun melihat kotak ponsel yang masih tersegel. Gwen pun kembali berbaring menyamping yang kali ini mengarah pada nakas yang di atasnya terdapat kotak ponsel.

Morgan masuk ke kamar sambil membawa sesuatu kemudian duduk di tempat tidur. "Ini udah tengah malem, besok kita ke dokter." kata Morgan sembari membuka kemasan obat pereda sakit kepala.

Gwen duduk bersandar di tempat tidur. "Aku nggak bisa minum obat keadaan utuh gitu." kata Gwen saat Morgan menyodorkan obat kepadanya.

Morgan terdiam sejenak, "apa kabar sama pil lo?" Pil yang Morgan maksud adalah pil pencegah kehamilan.

"Ukuran pil aku kecil, itu besar."

Morgan menatap Gwen dan kembali keluar dari kamar di mana Gwen merasa tidak enak hati karena sudah membuat Morgan menjadi repot sendiri. Morgan pun masuk ke kamar sambil membawa sendok.

"Maaf udah bikin kamu repot." ujar Gwen setelah melihat obat tadi sudah dihancurkan di sendok.

Morgan tidak memberikan respon, sedikit ia tuangkan air putih ke sendok berisi obat lalu ia dekatkan ke mulut Gwen. Morgan meringis sendiri dan dapat merasakan rasa pahit yang luar biasa saat obat tersebut sudah masuk ke mulut Gwen, Gwen sendiri terlihat biasa saja.

Gwen menaruh gelas di nakas, di dekat kotak ponsel. Gwen menatap Morgan, "kamu beli handphone baru?"

"HP untuk lo lah." Morgan beranjak untuk pergi ke kamar mandi.

"Nggak usah, biar aku beli pake uang aku sendiri."

Morgan balik badan ketika sudah berada di ambang pintu kamar mandi. "Gue ini siapa lo sih, Gwen?"

Gwen tersenyum. "Makasih."

Morgan masuk ke kamar mandi untuk niat awalnya tadi, buang air kecil. Gwen pun kembali berbaring di tempat tidur dengan posisi menyamping.

Morgan sudah keluar dari kamar mandi dan saat bokongnya baru saja menyentuh tempat tidur, laki-laki itu tertegun mendengar ucapan Gwen.

"Boleh dipeluk nggak?" tanya Gwen dengan tidak banyak berharap. Morgan menoleh sejenak pada Gwen lalu berbaring terlentang.

Gwen menatap selimut yang tadinya menutupi sampai ke leher dan kini disingkirkan oleh Morgan.

"Lo selimutan mau badan lo makin panas?" tanya Morgan lalu memeluk Gwen.

"Makasih lagi." kata Gwen dengan lembut dan tentunya tersenyum sambil memperhatikan Morgan.

Morgan mengangguk tanpa menatap Gwen lalu memejamkan mata. Belum lama Morgan terpejam, kedua matanya terbuka saat merasakan kecupan di bagian pipinya. Morgan pun menatap Gwen yang kini sedang mencari kenyamanan di lehernya di mana Gwen sudah membuat jantung Morgan berdetak dengan kencang.

👩🏻‍🏫👩🏻‍🏫👩🏻‍🏫

Qotd: mungkinkah Morgan bakal sadar abis jantungnya dag-dig-dug karena dicium sama Gwen?

Marry My Own Teacher [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang