Minimal vote 570, minimal komen 275 (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!
IG : audryaprillia04
👩🏻🏫
Gwen memejamkan mata sejenak ketika melihat daftar pengawas ujian di mana ia akan masuk ke ruangan di mana Morgan berada. Satu ruangan terdiri dari dua orang pengawas, dan rekan Gwen adalah Edgar.
"Bu, ayo kita ke ruang dua." ujar Edgar. Saat di sekolah Edgar memang memakai bahasa yang formal.
Gwen mengangguk sambil tersenyum dan berjalan lebih dulu dari kantor guru. Letak ruang dua dan kantor guru tidak jauh, tanpa membutuhkan waktu lama, Gwen sudah masuk ke ruang dua.
Morgan yang kebetulan berada di meja paling depan menatap Gwen yang baru saja melewatinya. Morgan sedang memikirkan Gwen, lebih tepatnya memikirkan Gwen yang menangis saat mereka bercinta, di malam Morgan meminta Gwen untuk tidak berduaan dengan Edgar.
Tentunya Morgan bertanya mengapa Gwen menangis, dan Gwen hanya menggelengkan kepala seraya mengatakan tidak apa-apa.
Morgan beralih menatap ke arah pintu dan menatap malas Edgar yang ternyata juga menjadi pengawas. Bukan hanya Gwen dan Edgar yang menjadi pengawas, Morgan juga akan menjadi pengawas khusus untuk dua orang guru yang sedang membagikan soal ujian.
"Bapak ngawas di depan biar saya yang di belakang." ujar Gwen pada Edgar.
"Biar saya yang bawain kursinya ke belakang." Edgar membawa salah satu kursi yang ada di balik meja pengawas di mana ia mendapat sorakan menggoda dari murid-muridnya.
👩🏻🏫
"Gwen." panggil Morgan membuat Gwen yang sedang melangkah langsung berhenti dan balik badan.
Morgan mempercepat langkah kakinya di koridor yang sepi karena jam pulang sudah berlalu. "Kenapa lo tadi malem nangis?"
"Kamu masih nanya soal itu? Aku udah bilang kalo aku nggak papa." Gwen tersenyum.
"Jujur, lo kenapa? Lo nggak suka kalo gue larang lo deket-deket sama dia?"
"Bukan soal itu, aku kangen nenek."
Morgan tertawa kecil, "lo udah mulai bohong sama gue?"
"Aku beneran nggak papa, Morgan. Kalo kamu emang nggak ke mana-mana, mending kamu pulang. Aku duluan." Gwen kembali melangkah.
"Gwen." panggil Morgan lagi.
Gwen balik badan.
"Kalo lo nggak mau jujur, gue bakal terus ulang pertanyaan gue. Kenapa lo nangis?" tanya Morgan sambil mendekati Gwen.
"Aku nggak..."
"Kenapa lo nangis?"
Gwen menghela napas. "Kamu egois. Kamu larang aku untuk nggak boleh deket sama Pak Edgar tapi kamu sendiri bebas mau deket sama Aiko tanpa pikirin perasaan aku."
"Gue nggak pernah deket-deket sama Aiko lagi di depan lo."
"Tapi aku selalu liat kamu berduaan sama Aiko." Kedua mata Gwen berkaca-kaca. "Kamu berduaan sama Aiko, makan sama Aiko, mesra-mesraan sama Aiko, perhatian ke Aiko tanpa kenal waktu, sedangkan sikap perhatian kamu ke aku di waktu kamu lagi pengen aja. Kamu kekang aku tapi kamu nggak mau dikekang, kamu bebas mau deket sama siapapun tapi kamu nggak mau bebasin aku. Yang buat aku nangis, aku harus layani suami aku yang sayang sama perempuan lain. Tapi aku bisa apa? Status aku seorang istri yang emang harus nurut sama suami."
Morgan diam.
"Aku duluan." Gwen pergi dan kali ini Morgan tidak memanggil perempuan itu lagi.
👩🏻🏫
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Own Teacher [COMPLETED]
Teen Fiction"Morgan, tolong nikahi saya." Morgan tertawa keras setelah mendengar permintaan gurunya yang masih muda itu. Walaupun cantik, masih muda, dan sudah pasti pintar. Morgan tidak bisa memenuhi permintaan sang guru karena menikah dengan guru sendiri adal...