Marry My Own Teacher-14

8.2K 1.2K 286
                                    

Minimal 515 votes, minimal 230 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!

👩🏻‍🏫

Morgan masih membuka lebar kedua matanya di pukul 23:00 malam sembari memikirkan ucapan Gwen saat mereka di dalam mobil yang terus saja menghantui isi kepala Morgan. Sebenarnya Morgan tidak merasa jika ia telah selingkuh dari Gwen, menurut Morgan, ia dan Aiko hanya sekedar berteman. Walaupun mesra, Morgan tidak menganggap dirinya berselingkuh dengan Aiko.

Morgan menatap pintu kamar yang tidak kunjung dibuka oleh Gwen, Gwen sendiri berada di luar kamar dan terakhir kali Morgan melihat Gwen adalah saat mereka makan malam. Morgan tidak ingin ambil pusing di mana dan sedang apa Gwen di luar kamar, Morgan memilih untuk terus berbaring di tempat tidur tanpa melakukan apa-apa.

Jarum jam sudah berada di antara angka 11 dan 12, Gwen sendiri tidak juga masuk ke kamar. Karena rasa penasarannya muncul, Morgan pun beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk melihat apa yang sedang Gwen lakukan.

Morgan melangkahkan kaki menuju ruang tamu dan langkahnya terhenti saat melihat setumpuk buku berada di atas meja. Dengan perlahan, Morgan kembali melangkah dan benar-benar berhenti ketika melihat Gwen tertidur di sofa dengan posisi meringkuk.

Morgan mengambil satu buku di mana ternyata Gwen sedang memeriksa tugas kimia anak kelas sebelas. Morgan pun meletak buku itu dan memperhatikan wajah Gwen yang tampak sedih dalam tidurnya.

Morgan berlutut di depan Gwen. "Oke, gue hargai perasaan lo." Morgan diam dengan terus menatap wajah Gwen. "Gue bakal main di belakang lo karena untuk jauhin Aiko hal yang mustahil untuk gue lakuin."

👩🏻‍🏫

"Vin, dibandingkan sama elu, Bu Gwen lebih cocok sama Pak Edgar. Noh, liat." Natta menunjuk ke arah Gwen dan Edgar yang baru saja tiba di kantin.

Bukan hanya Vincent, Ben dan Morgan juga menoleh dengan mata mereka kini tertuju pada dua guru mereka yang tampak memilih makanan melalui etalase.

"Cocok sih, keliatan serasi." ujar Ben.

"Walaupun Bu Gwen udah kepala dua, lo pikir mukanya keliatan tua jadi nggak cocok untuk gue? Malah Bu Gwen keliatan kayak anak ABG, lo bertiga sih yang mukanya keliatan tua dibandingkan Bu Gwen." ucap Vincent dengan mata yang terus tertuju pada Gwen yang kini duduk berhadapan dengan Edgar.

"Di antara kita berempat, lo yang paling jelek, Vin. Yang paling ganteng jelas gue." Ben memukul-mukul dadanya.

"Sebelum lo ngaca, si kaca keburu pecah liat muka lo!" cibir Natta.

Di saat ketiga temannya sedang adu mulut, Morgan masih memperhatikan Gwen yang sedang makan bersama Edgar seraya Gwen tersenyum dan sesekali tertawa. Ada perasaan kesal yang Morgan rasakan ketika melihat Gwen bersama Edgar, Gwen memintanya untuk tidak bermesraan bersama Aiko di depan perempuan itu tetapi kini malah Gwen yang tampak bermesraan dengan Edgar.

Di lain tempat, Gwen yang sedang tersenyum setelah mendengar Edgar berbicara melirik ke samping di mana Morgan berada. Meja mereka tidak bersebelahan dan jarak meja cukup jauh tetapi Gwen dapat melihat jika Morgan sedang memperhatikan ke arahnya.

👩🏻‍🏫

Gwen menatap bingung Morgan seraya mengelap tangannya dengan kain karena ia baru saja selesai mencuci piring.

"Ada masalah?" tanya Gwen melihat tatapan Morgan tampak tidak bersahabat.

Morgan tertawa kecil seraya memalingkan wajah lalu kembali menatap Gwen. "Giliran gue nggak berduaan sama Aiko di depan lo, gantian lo yang mau berduaan sama Pak Edgar di depan gue?"

"Berduaan? Emang salah? Aku berduaan sama Pak Edgar tanpa ada momen mesra, Morgan."

"Tetep aja itu nggak adil dong."

"Letak nggak adilnya di mana? Lagian aku udah jujur sama Pak Edgar kalo aku udah punya suami. Aku berduaan sama Pak Edgar nggak setiap saat kok, nggak sampe chattingan apalagi telfonan di depan kamu."

Morgan merasa Gwen sedang menyindirnya, benar, 'kan?

"Gue udah mulai hargai perasaan lo, gue nggak deket-deket, nggak berduaan sama Aiko di depan lo. Tapi ngeliat kelakuan lo waktu di kantin sekolah buat gue jadi balik bodo amat sama lo."

"Apa kamu cemburu?"

Morgan langsung tertawa. "Cemburu lo bilang?"

"Kamu nggak suka liat aku berduaan sama Pak Edgar, 'kan?"

Morgan memajukan wajahnya. "Gue nggak cemburu, gue cuma ngerasa nggak adil sama omongan lo, kalo lo nggak mau liat gue berduaan sama Aiko di depan lo, lo juga jangan lakuin itu di depan gue, berduaan sama Pak Edgar."

"Aku emang nggak mau liat kamu berduaan sama Aiko di depan aku karena kamu sendiri yang jujur kalo kamu sayang sama Aiko. Kamu nggak mau liat aku berduaan sama Pak Edgar karena ngerasa nggak adil? Aku anggap Pak Edgar itu temen aku, kamu mau aku jauhin dia? Jauhin temen aku?"

"Yaelah, temen lo bilang? Lama-lama juga demen lo sama dia. Seharusnya dia yang lo jadiin laki, bukan gue. Giliran sakit hati mulu, gue yang disalahin." Morgan beranjak dari kursi mini bar sambil membawa ponselnya dan pergi ke balkon apartemen.

Gwen memperhatikan kepergian Morgan, perempuan itu menghela napas di mana ucapan Morgan barusan tidak menyakiti perasannya. Hati Gwen hanya merasa sakit saat melihat Morgan bersama dengan Aiko, bermesraan secara langsung ataupun melalui telepon.

Morgan duduk di kursi yang ada di balkon, ponsel memang berada di tangan Morgan tetapi tidak ia mainkan. Morgan duduk dengan punggung yang bersandar di kursi dan kepala yang bersandar di pintu kaca. Merasa ponselnya bergetar yang menandakan adanya pesan masuk, Morgan menatap layar ponselnya untuk melihat siapa yang baru saja mengirim pesan.

Aiko.

Entah mengapa, Morgan menjadi tidak semangat mendapatkan pesan dari Aiko di mana Aiko memintanya untuk menemani gadis itu untuk mengambil buku ke rumah teman.

Morgan tidak membalas pesan Aiko, ponsel yang ia pegang diletakkan di meja yang ada di sebelahnya. Mendengar pintu terbuka, Morgan menoleh dan menatap Gwen dengan tatapan kesal.

"Aku mau bikin soal untuk ulangan, mau ke kamar. Kamu butuh sesuatu?"

"Dih, alesan bikin soal ulangan, bilang aja lo mau telfonan sama Pak Edgar."

Gwen sedikit menaikkan alis lalu pergi setelah sebelumnya berdiri di ambang pintu. Tak lama, Gwen datang ke balkon sambil membawa buku catatannya dan duduk di kursi yang ada di sebelah Morgan. Gwen memutar kursi di mana kini ia duduk mengarah pada Morgan dan mulai membuat soal ulangan untuk anak kelas sebelas dengan buku yang ia taruh di meja.

"Karena gue nyinggung soal lo mau telfonan sama Pak Edgar makanya lo bikin soalnya di sini, 'kan? Bilang aja tadinya lo mau bikin soal sambil telfonan." kata Morgan tanpa menatap Gwen dan Morgan menoleh saat mendengar Gwen tertawa.

👩🏻‍🏫👩🏻‍🏫👩🏻‍🏫

Qotd: Morgan keliatan mulai cemburu?

Marry My Own Teacher [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang