Minimal 375 votes, minimal 200 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!
👩🏻🏫
Gwen pergi ke UKS khusus untuk guru-guru karena ia merasa tidak enak badan juga kurang tidur akibat kegiatannya bersama Morgan tadi malam. Gwen pergi ke UKS di jam istirahat kedua dan akan terus berada di sana sampai jam pulang karena nanti akan ada yang menggantikannya dalam mengajar.
Gwen yang sedang memejamkan mata perlahan membuka mata ketika mendengar pintu UKS terbuka, Gwen tidak tahu siapa yang datang karena tirai yang menutupinya.
"Emang nggak papa kalo aku di sini?"
Gwen menoleh ke belakang saat suara Aiko terdengar, sudah bisa Gwen pastikan jika Aiko datang bersama Morgan. Gwen yang berbaring menyamping beralih terlentang.
"Nggak papa, gue udah minta izin kok." balas Morgan seraya membantu Aiko untuk berbaring di brankar. "Kepala lo masih pusing? Kenapa nggak ada petugas UKS sih?" Morgan mengedarkan pandangannya.
"Kayaknya di sebelah kita ada orang, coba kamu tanya." ujar Aiko.
Morgan mengurungkan niat untuk menarik tirai saat melihat seorang guru laki-laki masuk. Jika Gwen adalah primadona murid laki-laki, maka guru laki-laki itu adalah idola para murid perempuan. Sama seperti Gwen, guru tersebut mengajar pelajaran matematika dan juga masih muda dengan paras yang menawan.
"Kalo boleh tau, UKS khusus untuk murid kenapa? Aiko sakit apa?" tanyanya seraya menarik tirai.
Morgan tertegun karena ternyata Gwen yang berada di balik tirai yang hendak ia tarik tadi.
"Pusing, Pak. Ternyata Bu Gwen yang ada di situ, ibu tau nggak petugas UKS ke mana?" tanya Aiko.
Gwen menoleh ke belakang. "Waktu ibu masuk emang nggak ada petugasnya." Gwen menatap rekannya tanpa melirik Morgan sedikitpun.
"Makasih, Pak." Gwen tersenyum sambil menerima teh hangat yang Edgar bawakan untuknya.
"Kalo udah nggak kuat, biar saya anter pulang. Lagian nanti saya yang gantiin Bu Gwen." ujar Edgar.
"Pak Edgar perhatian banget sama Bu Gwen, jangan-jangan ada hubungan spesial nih?" tanya Aiko sambil tertawa.
Edgar ikut tertawa. "Kalian juga deket banget, jangan-jangan kalian ada hubungan spesial, ya?"
"Cuma temen kok, Pak. Iya, 'kan?" tanya Aiko pada Morgan.
"Cuma temen, Pak. Ya, TTM lah." balas Morgan sambil sesekali melirik Gwen.
"Aiko belum mau pacaran, tapi Morgan kayaknya pengen banget. Karena Aiko belum mau pacaran, Morgan udah janji bakal tunggu Aiko sampe siap, mau pacaran." ucap Aiko sambil memainkan jemari Morgan.
"Serius, Morgan? Kamu bisa tunggu Aiko?" tanya Edgar.
Gwen melirik ke samping dan ia penasaran dengan jawaban Morgan di mana yang Gwen dengar hanya suara tawa yang sedikit dipaksakan dari Morgan.
"Ih, kok malah ketawa? Ntar Pak Edgar pikir aku yang kepedean!" Aiko memukul pelan lengan Morgan.
"Iya, Pak. Saya bisa." kata Morgan di mana Gwen tidak lagi melirik ke samping begitu mendengar perkataan Morgan yang terasa seperti menyayat hatinya.
"Aiko persis kayak Bu Gwen. Oke, bapak nggak mau kalah sama anak sekolah, bapak bakal tunggu Bu Gwen siap." ucap Edgar membuat Aiko tertawa sedangkan Morgan tidak memberikan reaksi apapun.
"Pak Edgar, saya udah punya suami." sahut Gwen membuat Edgar dan Aiko terkejut mendengarnya.
"Suami?" beo Edgar dan Gwen hanya tersenyum kecil.
👩🏻🏫
"Nggak seharusnya lo bilang kalo lo udah punya suami. Gimana kalo Pak Edgar cari tau siapa suami lo?" tanya Morgan dengan raut kesal saat mereka sudah tiba di apartemen.
"Kenapa? Kamu takut ketauan? Takut Aiko jauhin kamu? Emang apa yang aku bilang salah? Aku emang punya suami, 'kan? Kamu."
Morgan mendekati Gwen. "Iya, gue takut Aiko jauhin gue."
"Apa kamu sadar kalo kamu ini jatuhnya udah selingkuh? Di belakang bahkan di depan aku?"
"Gue nggak peduli. Gue udah kenal Aiko dari kecil, gue udah suka sama dia dari kecil juga. Rasa suka gue ke dia nggak akan hilang, Gwen. Nenek lo udah nggak ada, ayo kita cerai."
Gwen tersenyum lalu menggeleng. "Bukannya kamu yang bilang kalo pernikahan itu bukan untuk main-main?"
"Gue sayangnya cuma ke Aiko."
"Apa yang buat kamu percaya diri untuk ajak aku cerai selain karena Aiko? Apa karena kamu udah ambil kehormatan aku dan kamu ngerasa nggak puas?"
Morgan tertawa. "Lo yang nyinggung soal cerai, 'kan? Waktu lo minta gue untuk nikahin lo? Bahkan lo nyinggung soal kawin kontrak."
"Nenek bilang aku harus terus jadi istri kamu walaupun dia udah nggak ada, aku bilang, iya. Aku bakal terus jadi istri kamu, Morgan."
Morgan mengangguk. "Oke, terserah. Kalo lo siap sakit hati liat gue yang terus sama Aiko, ada untuk Aiko, terserah lo. Tapi, jangan pernah lo nangis di depan gue apalagi sampe ngelarang gue untuk deket-deket sama Aiko."
"Kewajiban aku ke kamu itu taat, patuh, layani kamu, sebisa mungkin nggak bikin kamu marah. Kalo kamu mau sama Aiko terus, aku nggak akan larang kamu, tapi aku cuma mau ingetin kamu kalo kamu udah punya istri." Gwen tersenyum berbicara dengan nada pelan.
Morgan terdiam lalu tertawa. "Silakan kalo lo mau bertahan, lumayan kalo gue lagi pengen bisa sama lo." Morgan pergi ke kamar mandi.
Gwen menatap kepergian Morgan lalu menghapus air matanya dengan punggung tangan yang sudah turun sampai ke dagu.
👩🏻🏫👩🏻🏫👩🏻🏫
Qotd: Morgan itu...?
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Own Teacher [COMPLETED]
Teen Fiction"Morgan, tolong nikahi saya." Morgan tertawa keras setelah mendengar permintaan gurunya yang masih muda itu. Walaupun cantik, masih muda, dan sudah pasti pintar. Morgan tidak bisa memenuhi permintaan sang guru karena menikah dengan guru sendiri adal...