18

6 3 0
                                    


Aku tidak habis pikir, gampang sekali dia bilang maaf. Begitukah caranya meminta maaf? Apakah dia tidak memikirkan perasaan yang aku rasakan karena ucapannya?

Bagaimana dengan Tara? aku belum bertemu lagi dengannya setelah pertemuan itu. Ah,aku memikirkannya saja sudah malu.

Aku masih menghindari Ardi.

Saat ini aku ingin bersikap bodo amat dengan kisah cinta ini, aku sudah capek dengan semua drama yang ada di kehidupanku.

Mataku tak sengaja melihat Vina memasuki ruang Ardi, aku melihat jam yang menunjukan pukul 10 pagi. harusnya ini masih jam kerja, tapi kenapa Vina keluar? Atau memang ada kerjaan?

Aku menggedikan kedua bahuku. Aku kembali melanjutkan ke pantry untuk mengambil minum.

"Eh, mbak rere. Mau ngopi ya?" tanya seorang OB yang sedang membuat teh.

"Iya mas, biasa ngantuk. Itu teh buat siapa?" tanyaku.

"Ini tamu di ruangan pak Ardi,"

"Oh. Bagaimana kalau saya saja nganterin?"

"Boleh?"

"Ya, boleh."

"Iya yaudah deh, maaf ya. mbak rere, saya juga harus nganter kopi buat yang lain nih,"

"Yaudah gapapa,"

"Makasih mbak rere."

"Iya sama-sama." Aku membawa teh itu keruangan Ardi.

Aku berpikir tamu itu pasti Vina. Aku hanya memastikan, padahal ini masih jam kerja. Ah,benar aku hanya memastikan bukan cemburu. Aku membuka pintu itu dan ternyata benar itu, Vina.

"Memangnya kenapa kamu keluar?" tanya Ardi.

Aku melihat Vina sedang menanyakan pekerjaan.

"Aku ingin dekat sama kamu, Ar."

"Permisi." Ucapku. Semua mata tertuju padaku, aku hanya menundukan kepalaku.

"Ini minuman buat mbak Vina tadi OBnya gak bisa nganterin ini, jadi saya yang nganterin ini." aku menaruh teh itu di meja.

"Makasih." ucap Vina.

"Ayolah Ar, aku ingin kerja sama kamu, aku sudah gak betah disana." Vina terlihat merengek.

Aku segera kembali keruanganku, aku tidak pantas untuk menguping pembicaraan mereka. Tapi aku sangat penasaran kenapa Vina ingin kerja disini, padahal di sana dia sudah menjadi sekertaris Tara. apakah dia sudah keluar?

Memangnya jika disini dia mau bekerja apa? Disini sedang tidak membuka lowongan. Ah, bodo amat. Aku gak mau memikirkan yang bukan urusanku.

***

Aku merenggangkan otot-ototku yang kaku. Hari ini aku bisa pulang cepat, aku menyelesaikan semua pekerjaanku. Aku tidak mau lembur. Aku ingin segera merebahkan di kasurku yang empuk.

Aku segera membereskan kertas-kertas yang berserakan diatas meja. Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok laki-laki yang akhir-akhir ini membuat aku sakit hati. aku tak menghiraukannya aku melanjutkan pekerjaanku.

"Re, kamu tidak sibuk kan? Saya ngajak kamu ke suatu tempat,"

Aku menolehnya sebentar.

"lima belas menit." Jawabku ketus.

Aku mengikuti Ardi dibelakang, ternyata Ardi membawa ku rooftop kantor ini. disini aku bisa melihat sebagian kota Jakarta, sangat indah kalau malam hari. Aku tersenyum sejenak menikmati semilir angin yang menerbangkan anak rambutku.

Kura-kura In Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang