23

6 2 1
                                    


Acara berlangsung dengan lancar. Semua saudara Ardi satu persatu pulang, aku disini masih membantu Mamahnya Ardi membereskan beberapa piring kotor yang masih berserakan.

"Gapapa re, kalau mau pulang. Pulang aja, tante masih ada tante Yani yang bantuin."

"Kak Rere jangan pulang dulu. aku mau ngajak Kak Rere jalan-jalan sama Kak Tara, yuk mumpung Kak Tara masih di dalam." Aku diseret oleh Ceri.

Didalam aku melihat dua perempuan itu masih didekat Ardi. aku melihat Ardi kasihan, dia terlihat frustasi. Tapi aku benci dengan dengan kedua wanita itu.

"Kak Tara yuk kita jalan-jalan kita nonton film baru yang lagi viral itu."

"Ayo."

"Sama Kak Rere juga ya?"

"Ok."

"Kalian mau kemana?" tanya Ardi.

"Aku mau jalan-jalan bentar sama kak tara. lagian Kak Ardi sepertinya sibuk,"

"Kata siapa, Gue ikut." Tapi Vina buru-buru menahan lengan Ardi. "Nggak! kamu disini aja."

"Yaudah, yu. Ceri, nanti keburu malam pulangnya." Aku segera menuntun lengan Ceri.

Aku, Ceri dan juga Tara memasuki mobil. Aku duduk di samping kemudi dan dibelakang ada Ceri. "Pertama kita nonton bioskop dulu, aku udah lama gak nonton." Ujar Ceri.

"Lalu setelah itu kita makan. Eh, nggak. Kita ke time zone, habis itu beli buku, terus habis itu makan. Kak Tara yang traktir." Diakhiri dengan cengiran dari Ceri.

"Terakhirnya gak enak ya?"

Aku terkekeh pelan. "Yaudah hari ini kita turutin apa yang Ceri inginkan. Hari Ceri!"

Kita tertawa bersama.

Tidak lama kita memasuki mall, dan sesuai rencana. Tara sudah mengantri membeli tiket nonton. Aku dan Ceri menunggu sambil memakan popcorn yang dibeli.

"Kak Tara baik ya, kak?"

"Sangat baik. Beruntung kalau nanti ada perempuan yang dapatin dia,"

"Iya,"

Aku menyenggol lengan Ceri. "Kamu suka?" dengan sedikit menggodanya.

"Hah siapa?"

"Tuh. Dilihatin terus."

"Gak tahu. Aku gak tahu apa yang disebut suka sama laki-laki, lagian aku belum pernah punya perasaan kaya gini. Kaya asing aja kak buat aku,"

"Woo... kamu belum pacaran sama sekali?"

Ceri menggelengkan kepalanya.

"Kakak setuju kalau kamu sama Tara."

"Ih, apaan sih."

Aku tersenyum.

"Hei kalian yuk! Filmnya mau mulai."

Aku, Ceri dan Tara memasuki studio untuk menyaksikan film pilihan Ceri. – yang katanya seru.

***

Kini kita bertiga sudah ada di area Time Zone. Aku melihat Ceri yang sangat antusias mendekati salah satu permainan, dan tanpa menunggu Aku sudah mengajak Ceri untuk berlomba. Siapa yang dapat nilai banyak dia harus membelikan es krim.

Dan ketika kita berdua bersaing, Tara tiba-tiba mendekati. "Kalau mainnya berdua gak seru, gimana kita bertiga? Yang kalah traktir es krim."

"Ok. Siapa takut." Jawab Ceri dengan lantang.

Kita main memasukan bola basket. Dengan semangat aku terus melemparnya, walau kadang bola itu meleset. Sebelah kanan ku tepatnya di tengah antara aku dan Tara, ada Ceri yang terus melempas bola itu dengan semangat yang penuh, dan sebelah Ceri ada Tara yang mengungguli nilai dari kita berdua. Sedangkan Aku dan Ceri saling berkejaran, berbeda tipis aku tertinggal dua angka. Dan akhirnya permainan selesai. – aku kalah.

Ceri dan Tara tertawa di atas kekalahanku. Aku memberengut kesal. Aku harus membelikan mereka es krim. Tapi aku menyenangkan dan aku banyak tertawa hari ini. sangat mengesankan.

Aku membayar es krim. "Habis ini kita kemana?" tanyaku sambil menikmati makan es krim.

"Ke gramedia. Go!" jawab Ceri dengan antusias.

Aku dan Tara terkekeh melihat tingkah Ceri yang menggemaskan.

"Kamu suka novel genre apa Cer?"

"Hm... aku lagi suka baca novel yang petualangan gitu, seru deh! Apalagi kaya fantasi gitu genrenya."

"Hm... iya seru banget kakak juga suka. Bikin penasaran tahu ceritanya,"

"Wah... kita sama ya, kalau sekarang kakak lagi baca apa?"

"Kalau sekarang lagi gak mood baca sih, tapi kakak penasaran sama buku - buku tentang selfimprovement gitu. Tapi belum ada niatan baca." Aku lihatkan cengiranku.

"Ya, emang agak berat sih. Tapi bagus lho kak, kapan-kapan kakak harus baca."

"Hm... kak Tara mana sih?"

"Gak tahu."

"Kak ambilin itu bisa gak?"

Aku menatap buku yang tersimpan di rak yang tinggi. Aku mencoba untuk menggapainya, tapi ternyata aku tidak bisa. Aku mencoba untuk melompat tapi ternyata tidak bisa juga. Aku menghentakkan kaki, aku menyesali kenapa tinggiku tidak bertambah saat keluar SMA.

Namun tiba-tiba ada lengan yang menggapai buku itu. Aku menoleh siapa yang ada dibelakangku, dan aku bisa merasakan wangi dari parfumnya. Benar-benar dekat dan aku bisa melihat jakunnya. Aku menelan salivaku.

"Nih. Kalau gak nyampe bilang."

Aku bisa menghirup udara lagi dengan bebas.

"Makasih kak Tara."

"Sama-sama." Dia mengusap rambut Ceri.

Aku melihat itu terkejut. Aku sedikit menundukan kepala. entah apa yang aku rasakan, aku menggelengkan kepalaku.

"Yuk. Aku udah nih, kak Rere gak beli?"

"Gak. Nanti aja."

"Yaudah yuk, kita makan. Udah malam juga."

"Lest Go!"

***

"Makasih ya Tar, udah ngaterin."

"Iya, sama-sama.

"Hati-hati!" aku menatap kepergian tara dari halaman rumah.

Aku melangkahkan kakiku memasuki rumah. Hari ini sangat mengesankan.






Kura-kura in Love

Kura-kura In Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang