[30] Penenang

51 9 1
                                    

    Saat ini mobil milik Helmi berhenti di pinggiran jalan. Sejak tadi air matanya tak henti-hentinya mengalir membasahi pipinya.

"Palsu, hidup gue penuh kepalsuan" lirih Helmi.

"Gue cuman diperalat sama orang yang selama ini gue anggep segalanya" lirihnya lagi.

°°°°

"Bang, buka dulu pintunya Kenzo mau ngomong" bujuk Kenzo.

    Sedari tadi ia terus mengetuk pintu Andra tetapi  pintu tersebut tak kunjung dibuka.

"Pliss bang, bukain" bujuk Kenzo lagi.

"PERGI KEN," Teriak Andra dari dalam sana.

"Enggak akan, sebelum kita bicara" Ucap Kenzo.

Ceklek

    Pintu akhirnya terbuka, menampakan Andra dengan keadaan yang acak-acakan serta mata yang berair.

"Apa?" Sinis Andra.

"Gue mau ngomong soal Helmi"

"Masuk" ucap Andra kemudian kembali masuk kedalam kamarnya diikuti oleh Kenzo.

    Andra dan Kenzo kini sudah duduk di sofa yang berada di kamar Andra dengan posisi berdampingan.

"Kenapa?" Tanya Andra memulai pembicaraan.

"Sorry bang, sebenarnya gue udah tau soal ini" Ucap Kenzo.

"Maksud lo?!" Sentak Andra.

"Dengerin gue dulu bang" Ucap Kenzo seraya menenangkan Andra.

"Gue udah tau beberapa minggu lalu, waktu itu gue nemuin surat adopsi Helmi di ruang kerja om Firman, gue awalnya emang gak percaya tapi nyatanya surat itu asli, dan Helmi bukan bagian dari keluarga Wijaya" Kenzo menjeda ucapannya.

"Terus kenapa gak ngasih tau gue?" Ucap Andra menahan amarahnya.

"Kalau gue bilang emang abang bakalan percaya? Enggak kan?" Tanya Kenzo yang membuat Andra terdiam.

"Sekarang Kenzo mau minta bantuan bang Andra"

"Bantuan apa?"

"Bantu Kenzo nyelidikin sesuatu" Ucap Kenzo seraya menyenderkan kepalanya di sofa tersebut.

"Nyeledikin apa?" Tanya Andra penasaran.

"Ada yang ganjal di rumah ini" gumam Kenzo yang masih di dengar oleh Andra.

°°°°

    Jam menunjukkan pukul 10 malam. Helmi sudah berada di apartemennya sedari tadi. Kini ia hanya berdiam diri di sofa ruang tengah sembari menatap kosong ke depan.

Ting Tong

    Tiba-tiba bel apartemen Helmi berbunyi. Dengan langkah yang lesu Helmi pun berjalan untuk membukakan pintu itu.

Ceklek

"Hel.... " lirih seseorang yang kini berada di hadapan Helmi.

Mencintai Saudara Sekandung (JasonWiliamWinata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang