[16] ~Amarah~

64 15 0
                                    

Mumpung Rajin nulis wkwk

Happy Reading✨
-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

    Jason tak peduli dengan Helmi yang meringis kesakitan. Ia justru lebih kuat mencengkal tangan Helmi dan menariknya menuju ruangan Jason.

    Setelah sampai di dalam ruangan Jason, ia justru berjalan ke arah rak buku yang ada disana. Dan betapa terkejutnya Helmi melihat ada sebuah ruangan dibalik rak buku tersebut.

"K-ko J-jason m-mau ngapain?" Tanya Helmi dengan suara bergetar. Helmi mulai memanggil Jason dengan sebutan 'Ko' ia sekarang tak peduli bahwa ada yang mendengarnya atau tidak.

"Ikut" Ucap Jason dengan penuh penekanan.

    Jason kembali menarik Helmi hingga masuk kedalam. Tak lupa ia menutup pintu ruangan rahasia miliknya. Ruangan yang berwarna silver tersebut dengan ranjang kecil, serta sofa yang berada didalamnya. Ruangan rahasia milik Jason tersebut kedap suara, jadi tidak akan ada yang mendengarkan ucapannya dan Helmi nanti.

"Abang Vano, Helmi takut" batin Helmi.

    Jason melepas cekalannya dan membanting Helmi di sofa yang berada disana. Ia mengurung Helmi menggunakan kedua lengannya, yang membuat Helmi menyandarkan badanya di bagian pojok sofa.

"K-ko, j-jangan g-gini" Ucap Helmi ketakutan.

"Lo tau kan kalau mereka gak dateng?" Ucap Jason dingin sambil terus menatap Helmi yang ketakutan.

"A-aku nggak tau apa-apa"

"Gausah banyak alesan" Ucapnya dengan nada tinggi.

"Abang Helmi takut" batin Helmi seraya memejamkan mata saat Jason berbicara dengan nada tinggi padanya.

"Lo yang buat mereka gak jadi kesini kan?" Ucap Jason penuh penekanan.

"Gue bilang, gue gak tau apa-apa" Ucap Helmi sedikit berteriak. Entah dapat kekuatan darimana ia menjawab ucapan Jason. Apalagi dengan panggilan lo-gue.

J"TERUS APA HAH? MEREKA NGEBATALIN GITU AJA TANPA ALESAN GITU?" Bentak Jason pada Helmi.

    Sedangkan Helmi kembali diam dan menunduk. Ia tak berani walau hanya menatap mata Jason. Ia memilih untuk diam dan kembali mendengarkan amarah dari bosnya itu.

"Kenapa diem? Gak punya mulut lo hah?" Sentak Jaaon.

"Pasti sewaktu lo telponan sama client lo bilang yang enggak-enggak tentang perusahaan kita, Iya? Benar begitu Nyonya Helmi yang terhormat?" Ucap Jason seraya menyeringai.

"Sebelum lo kerja disini gue gak pernah kehilangan client Satupun, dan lo dengan gampanganya hilangan dua client sekaligus? Waw" Lanjutnya memberi penekanan pada kata 'satupun'

"Atau jangan-jangan lo mata-mata dari musuh perusahaan gue? IYA KAN?" Bentaknya lagi.

Degg

"Gue gatau apa-apa soal mereka yang tiba-tiba batalin kerja sama ini, dan gue gak ada sangkut pautnya dengan musuh-musuh lo itu" Jawab Helmi dengan suara bergetar.

"Oh ya?" Ucap Jason kemudian menyeringai.

"Gue bakalan selidikin semuanya, jadi kalau sampai lo /nunjuk Helmi, beneran pelakunya, gue gak akan segan-segan ngasih lo hukuman" Ucap Jason penuh penekanan.

"Satu hal lagi, ini peringatan pertama dan terakhir buat lo" Lanjutnya seraya memegang dagu Helmi dengan kuat dan menghempaskannya secara kasar.

Mencintai Saudara Sekandung (JasonWiliamWinata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang