3. Malam Kelam nan Panjang

743 162 26
                                    

Assalamualaikum.

Selamat sore. Semoga keberkahan selalu mengiringi langkah kita semua.

Tidak berpanjang kata, saya hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas respon baiknya di dua bab pertama cerita ini. Saya sangat menghargai setiap kalimat positif yang kalian berikan sembari berdoa agar kalian mendapatkan ganjaran yang sebaik-baiknya.

Baiklah, itu saja.

Mari kita lanjutkan ceritanya. 

.

.

.

[Kairo, 14 Januari 2016]

Lampu utama kamar sudah padam sejak lima jam yang lalu. Hanya tersisa lampu tidur yang masih menyala, memberikan nuansa temaram dan damai. Tidak ada suara kecuali derung yang berasal dari kulkas di pojokan.

Kesunyian tersebut kemudian pecah karena dering ponsel yang berbunyi kencang. Arka yang saat itu tengah terlelap, tersentak bangun dari tidurnya. Dia mengambil ponsel yang ditaruh di atas meja belajar kecil miliknya dan mematikan alarm yang dia pasang. Arka memang selalu memasang alarm setiap jam empat pagi. Di musim dingin seperti ini, subuh baru akan berkumandang satu setengah jam lagi.

Setelah memastikan alarm telah dimatikan, matanya tertunju dengan banyaknya notifikasi yang masuk.

Nala Amalia

8 panggilan suara tak terjawab

7 panggilan video tak terjawab

Dahi Arka mengernyit heran, bertanya-tanya kenapa adiknya menelpon sepagi ini dan berulang kali.

Masih jam empat dini hari, berarti sekarang masih jam sembilan di Jakarta.

Ada apa ini?

Mata Arka kemudian terpaku melihat tumpukan pesan yang dia terima.

Nala Amalia: Kak...

Nala Amalia: Kak...

Nala Amalia: Kak Arka...

Pesan yang senada mengular hingga 24 pesan sebelum dunia terasa runtuh bagi Arka.

Nala Amalia: Kak bapak kecelakaan...

Dengan terburu-buru Arka menelpon adiknya melalui Whatsapp. Panggilan tidak terjawab.

Dia pun segera mencari nomor ibunya dan melakukan panggilan.

Tuuut... Tuuut... Tuuut...

Arka menggigit jempol kanannya. Kantuknya sudah pergi entah ke mana. Hatinya berdegup demikian keras karena kalut. Keringat dingin mulai menjalar di sekujur tubuhnya.

"Halo, Assalamualaikum." Terdengar suara dari ponsel Arka.

"Waalaikumussalam bu. Bu bapak kenapa?" Arka langsung menanyakan kabar bapaknya. "Keadaan bapak sekarang gimana?"

Suara isakan terdengar di ujung sana, "Bapakmu tadi lagi berangkat ke Kantor Ka. Terus ketika sedang berada di jalan tol, bapak sepertinya sedikit meleng dan akhirnya kecelakaan. Memang bapakmu kemarin lembur hingga tengah malam dan kurang istirahat."

"Kok nggak cuti aja sih bu." Arka tahu-tahu memotong dengan nada kesal. Dia melakukan itu tanpa disengaja. Setelah itu dia juga menyesal karena tahu bahwa proses mengambil cuti tidak semudah yang dibayangkan.

"Itulah. Ibu juga sudah bilang ke bapak untuk datang agak siang saja. Tapi bapak menolak dan memaksa untuk berangkat pagi-pagi."

"Terus keadaan bapak gimana bu?" Arka mengelap dahinya yang semakin penuh keringat dingin.

Kairo Ketika TertidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang