28. Makna di Balik Sebuah Ujian

194 54 7
                                    

Hai...

Sepertinya Wattpad sering mengalami masalah di malam hari sehingga saya semenjak kemarin tidak bisa masuk ke akun Bang Ge. Baru pagi ini bisa masuk.

Untuk kedepannya saya usahakan untuk meng-upload cerita lebih sore sehingga tidak ada keterlambatan.

Terima kasih sudah bersabar menunggu.

Silahkan menikmati ceritanya.

***

[Kairo, 20 Mei 2017]

Hari ujian akhirnya tiba. Semua ikhtiar yang telah dikerahkan di hari-hari sebelumnya akan menampakkan hasilnya dengan segera. Suasana di depan gedung kampus ramai oleh para mahasiswa yang berkerumun. Beberapa ada yang sedang menghafal seorang diri dan sebagian lainnya sedang berdiskusi, membahas materi yang akan diujikan. Tidak ada satu pun yang tidak sedang mempersiapkan diri.

Suasana sedang panas-panasnya. Untungnya masih ada enam hari sebelum Ramadhan datang. Beberapa orang masih bisa membawa air minum untuk membasahi tenggorokan mereka yang kering.

Arka sendiri sedang duduk di bawah pohon dekat pintu masuk. Pintu tersebut masih tertutup rapat dan baru akan dibuka setengah jam sebelum ujian dimulai. Arka sendiri sudah terbiasa untuk datang satu setengah jam sebelum ujian agar bisa belajar terlebih dahulu di depan gedung.

Tidak ada perasaan khawatir dalam diri Arka. Selain karena dirinya telah mempersiapkan diri dengan maksimal, semalam dia telah menelepon ibunya dan berkunjung ke kamar Solihin untuk meminta doa.

"Jangan lupa untuk berziarah ke makam Imam Husein sebelum ujian. Semoga Allah memberikan limpahan keberkahan." Hanya itu pesan dari Solihin untuk Arka, yang tentunya telah dia kerjakan sebelum sampai ke kampus.

Materi yang akan diujikan juga tidak terlalu berat karena bukan materi yang dipelajari dalam satu tahun ajaran, melainkan hanya satu semester saja. Untungnya pihak kuliah memberikan jadwal yang ringan untuk para mahasiswanya.

"Arka!" Seseorang memanggilnya dari jarak yang cukup jauh. "Kamu sudah datang?"

Arka menyipitkan matanya untuk melihat sosok yang memanggilnya. Ternyata dia adalah Wafi. "Tidak biasanya kamu datang sepagi ini."

Ujian dimulai pukul sepuluh. Saat ini masih 45 menit sebelum jam tersebut.

"Rumahku sedang ramai. Jadi aku datang lebih cepat untuk menghafal."

Salah satu keuntungan datang lebih cepat adalah bisa mendapatkan tempat yang nyaman untuk menghafal atau menemukan teman untuk diajak diskusi dan bertukar pemahaman.

Di samping itu, pihak kampus tidak menentukan tempat duduk para mahasiswa di ruang ujian. Mereka hanya menentukan ruangannya saja. Maka dari itu, salah satu tujuan Arka datang lebih pagi adalah untuk mendapatkan kursi dan posisi yang nyaman.

"Kamu ujian di ruangan mana?" tanya Wafi.

"Sebentar, aku juga lupa." Arka membuka ponselnya dan membuka halaman kampus di Facebook. Dia mengecek nomor induk mahasiswa miliknya dan menemukan ruangan ujian yang sesuai dengan nomornya.

"Di ruang kuliah lantai empat." Ujar Arka.

"Ruang nomor?"

"413."

"Aku 411. Lumayan dekat. Untungnlah kita tidak dapat tempat di Lorong."

Karena banyaknya mahasiswa yang terdaftar, ruang kuliah tidak dapat menampung semua mahasiswa. Maka dari itu beberapa mahasiswa mendapat ujian di lorong kampus. Tempat yang terasa tidak nyaman bagi Arka karena banyak orang yang mondar-mandir.

Kairo Ketika TertidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang