EMPAT

3.7K 495 6
                                    

Dua hari sebelum keberangkatan mereka menuju istana Wang Xu Fei. Wajah Kill tampak seperti biasanya, cerah dan tampak patuh. Tidak seperti kedua prajuritnya yang wajahnya yang kini babak belur.

Kill hanya menatap dua prajuritnya dengan polos saat seseorang bertanya apa yang telah terjadi. Kill jelas terlihat tidak merasa bersalah bahwa dialah yang menyebabkan wajah kedua prajuritnya itu babak belur. Kualifikasi yang ia inginkan sebagai pihak keamananya sangatlah tinggi dan ia harus mendapatkanya dari kedua orang itu.

Auron dan Ra Moi juga tidak bisa berkata-kata saat melihat kebenaran dari ucapan tuan putri mereka. Jelas mereka harus berlatih lebih keras lagi jika ingin menyamai cara bertarung Putri Killa. Jika di ibaratkan dari nilai sepuluh, maka keterampilan mereka hanyalah 0,1 dari ketrampilan Putri Killa. Mereka tidak peduli dari mana sang putri mengetahui semua gerakan dan teknik-teknik bertarungnya, karna mereka lebih terobsesi ingin bisa tetap selalu berada di sisi sang putri dengan percaya diri bahwa mereka mampu.

Dari semua orang yang mereka lihat mengenai cara bertarungnya, Putri Killa sama sekali tidak terkalahkan, termasuk oleh Kaisar Wang Xu Fei, mengingat mereka memiliki guru yang sama.

"Ada beberapa prinsip yang harus kalian pegang, jika ingin menyamaiku" ucap Putri Killa suatu hari, saat mereka bertiga sedang beristirahat.

"Yang pertama, jangan meremehkan lawanmu, karna dengan itu kalian akan melakukan segala usaha kalian agar bisa menang. Yang kedua, jangan pernah memperlihatkan kualitas kalian, agar lawan tidak sempat untuk waspada dulu. Dengan menerapkan ini, kalian akan selalu di remehkan nantinya, tapi itulah peluang terbesar kalian untuk menang" ucapan sang Putri berhasil memotivasi mereka, bahwa mereka akan bisa menyamai sang putri.

Mungkin, selama ini mereka terlalu meremehkan sang putri, membuat mereka tidak menyadari kualitas cara bertarung sang putri. Inilah yang membuat mereka tertinggal di belakang.

Selama dua hari itu juga Wang Xu Fei hanya bertemu Kill di saat makan malam berlangsung. Kill memilih absen untuk makan siang ataupun sarapan bersama keluarganya, karna lebih memilih membawa kedua prajuritnya untuk olahraga. Lari mengelilingi hutan, sebelum mereka kembali memulai latihannya.

Kill bisa melihat wajah ketidaksukaan laki-laki itu karna merasa di telantarkan oleh Kill. Walau begitu, Kill sama sekali tidak peduli, karna di dalam novel, selama putri Killa berada di istana mereka, gadis itu tidak pernah di pedulikan sama sekali. Hanya hal itu saja sudah membuat Kill membenci seluruh anggota kerajaan.

"Putri Killa, baik-baik disana ya. Kami akan datang berkunjung sesekali" ucap Bao, saudara laki-laki putri Killa.

Kill hanya tersenyum, memperlihatkan bahwa putri Killa akan baik-baik saja disana. Karna mulai sekarang, Kill lah yang akan mengambil permainan.

Banyak pihak kemanan yang mengikuti mereka. Kill dan Kaisar Wang Xu Fei menggunakan kereta kuda yang berbeda.

Kereta kuda milik Wang Xu Fei sudah berada di depan, dengan beberapa kawalan. Dari tempatnya, Kill bisa melihat jarak mereka terlalu jauh. Entah sang Kaisar menyadari atau Kaisar sama sekali tidak peduli.

Ada delapan prajurit kerajaan yang berjaga di sekelilingnya, di tambah dua prajurit pribadinya. Di dalam kereta kuda, Kill sama sekali tidak memiliki teman.

Menurut informasi yang ia dapat dari Auron, perjalanan mereka akan cukup panjang dan kemungkinan mereka sampai adalah keesokan harinya.

Kaisar Wang Xu Fei memiliki tempat camping sendiri yang hanya beberapa KM dari tempat mereka. Disana, mereka akan beristirahat dan kembali melanjutkan perjalanan saat hari sudah pagi.

Sungguh, jika Wang Xu Fei ingin melakukan kerja sama dengan kampung halaman putri Killa, perjalanan ini akan membuat semua barang pengiriman rusak. Ditambah dengan jalur yang tidak mulus, sehingga akan banyak guncangan nantinya.

Jadi selama di perjalanan, Kill hanya mempelajari peta kasar mengenai tatanan negara. Mencari tahu jalan yang bisa di jadikan jalan potong agar mempercepat transaksi pengiriman.

Diciptakan sebagai mesin pembunuh, tak jarang Kill harus mempelajari musuhnya terlebih dahulu. Terkadang ia juga ikut menyamar dan berbaur dengan sang musuh. Hal itu secara tidak sadar membuat otak Kill bekerja lebih giat lagi, karna ia juga ikut mempelajari semua bidang-bidang dari korbannya.

Ia mengerti hukum, tata bangunan, ekonomi negara, bertarung, ilmu kedoteran, pencipta senjata, dan banyak hal lagi. Kelebihannya inilah yang membuat Kill tidak pernah direndahkan ataupun dianggap sebelah mata oleh orang lain. Dalam sekali lihat juga mereka bisa mengetahui kehebatan Kill.

Seseorang mengetuk jendelanya, lalu menyodorkan beberapa cemilan dan minuman kepadanya.

Kill dengan senang hati menerima, karna mempelajari tentang bobroknya negeri ini membuat Kill kelaparan dan kehausan.

Tanpa melirik makananya terlebih dahulu, Kill langsung menyuapkannya kemulutnya. Ia mengunyah sebentar, lalu keningnya berkerut saat mencium aroma yang tidak asing dari makanannya dan secara refleks memuntahkannya. Walau tahu hanya akan ada sedikit efek dari campuran itu, Kill langsung waspada.

Ia dengan refleks membuka jendela dan matanya kembali terbelalak saat tahu bahwa sudah sedari tadi kereta kudanya tidak berjalan. Ia terlalu asik dengan dunianya hingga tidak mempedulikan keadaan sekitar.

Kill memutuskan untuk keluar. Beberapa prajurit dari istana sudah tidak sadarkan diri, sedangkan sebagian lagi tampaknya sudah tidak mampu bertarung. Ia tidak menemukan kedua prajuritnya dimana-mana.

Kill mendekat ke salah satu prajurit yang masih sadarkan diri. Ia menyentuh orang itu terlebih dahulu untuk menarik perhatiannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Kill dengan nada dingin.

"Ada pee—embrontak menyerang" katanya dengan terbata-bata.

Mendengar itu, Kill langsung mengambil dua katana yang tergeletak di atas tanah. Sepertinya ada seseorang yang mengetahui perjalanan ini, mengingat ia disodorkan makanan yang sudah di beri obat tidur tadi.

Ia berputar, menatap sekeliling sambil menghitung jumlah musuh dari pergerakan yang ia lihat.

Mereka hanya pemberontak, artinya mereka masih amatiran.

Merasakan sebuah arah panah, Kill dengan cepat bergerak menghindar.

Sialan!!! Maki Kill kesal, karna merasa terpojok.

Ia tidak mungkin melempar katananya untuk membidik orang-orang itu. Setidaknya, ada empat belas yang ia ketahui tempat persembunyiannya.

Dimana lagi si Kaisar brengsek itu, maki Kill dalam hati.

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang