ENAMBELAS

1.6K 219 17
                                    

Sebelum keberangkatan mereka dalam beberapa jam lagi, Kill memutuskan pergi menyusup ke ruang istana kekaisaran. Tujuannya hanya satu, yaitu mendapatkan sebuah obat mujarab yang nantinya akan ia gunakan sebagai penawar. Ingat, kedatangan Kill ke tempat Ibu Suri bertujuan untuk menghancurkan semua penghianat yang berada di sekeliling wanita tua itu.

.

Perjalanan menuju istana pengasingan sebenarnya tidak terlalu jauh, karena istana pengasingan berada tepat di belakang istana pusat. Lebih tepatnya, tempat itu berada di atas bukit yang berada di belakang istana pusat.

Tempat itu sangat sesuai untuk Ibu Suri yang sakit-sakitan, karena jalannya yang terjal dan curam tidak akan memudahkan wanita tua itu untuk datang ke istana pusat dan ikut campur dalam pemerintahan. Kecuali jika Ibu Suri memang sudah tidak takut akan kematian lagi.

Dan selama perjalanan menuju tempat itu juga Kill tidak berniat untuk turun. Sebaliknya, ia malah mengisi penuh keretanya sehingga itu membuat para prajurit yang bersamanya terlihat sangat kesulitan saat mereka hendak mendaki.

Perjalanan hanya memakan waktu tiga jam saja dan ketika mereka telah sampai, seorang wanita tua sudah menunggu di depan gerbang bersama para dayang-dayangnya.

Wanita tua itu menyapa Kill dengan sangat hormat, padahal Kill belum menjadi seorang permaisuri. Dan sesuai dengan isi novel, Ibu Suri memang hanya mementingkan kesejatraan kekaisaran saja. Hal itu terbukti dengan cara penyambutan Ibu Suri padanya.

"Seharusnya anda menunggu di dalam Yang Mulia!" Tukas Kill dengan nada sedikit menegur. Namun wanita tua itu hanya tersenyum, lalu memeluknya, layaknya seperti sedang memperlakukan cucunya sendiri.

"Bagaimana saya bisa melakukan hal itu pada calon ibu kekaisaran ini" ujarnya dengan suara lembut.

Andai saja dulu ibunya masih hidup, mungkin Kill akan di perlakukan dengan lembut seperti ini juga. Walau ia di didik menjadi seorang mesin pembunuh, rasa rindu pada keluarganya tidak akan pernah hilang, walaupun semua orang menyebutnya tak berperasaan.

Dan tanpa sadar, bibir gadis itu tersenyum lembut ketika memikirkan kemungkinan- kemungkinan itu.

"Perjalananmu pasti sangat melelahkan. Jadi mari kita masuk ke dalam! Para dayang-dayangku sudah menyiapkan berbagai makanan" ucap Ibu Suri.

Kill mengangguk. Kegugupannya berkurang sedikit, karena sebelum ia sampai di tempat ini, ia berpikir ia akan berhadapan dengan orang yang kaku. Namun kenyataanya tidak dan malah sebaliknya, yang terjadi ia malah di jamu layaknya seorang keluarga yang sudah lama tidak mampir.

Ketika para pelayan sedang mengisi gelasnya dan gelas Ibu Suri, Kill mencium samar-samar sebuah aroma asing dari teko yang sedang menuangkan minuman pada Ibu Suri.

Kill tidak yakin itu apa, namun mengingat aromanya yang samar-samar, tampaknya jumlah yang orang-orang itu buat memang sedikit, karena mereka tidak ingin ketahuan.

"Teh apa yang sedang anda minum Yang Mulia? Terlihat lebih harum dibandingkan milik saya" tanya Kill.

Wajah wanita tua itu terlihat kegirangan ketika mendengar pertanyaannya. "Benarkah? Ini adalah teh pemberian dari pengikutku. Kata mereka, teh ini sangat bagus untuk tulang-tulangku" ucap Ibu Suri. Tampaknya, karena lama mendekam disini tanpa ada kunjungan siapa-siapa membuat Ibu Suri sangat senang ketika ia mempertanyakan pertanyaan basa-basi layaknya sedang mengobrol.

"Teh itu pasti sangat bagus karena anda terlihat sangat bahagia ketika menceritakannya. Tapi apa bolehkah saya ikut mencicipinya Yang Mulia?" Pancing Kill dengan tenang.

Secara perlahan, para dayang mulai saling lirik-lirikan dengan gugup. Mungkin mereka tidak menyangka bahwa Kill akan seterus terang ini. 

Baru sebentar, Kill sudah mengantongi nama-nama para penghianat yang tinggal dengan Ibu Suri. Walau begitu, Kill tidak langsung menangkap orang-orang itu, karena ia perlu mencari penghianat yang lainnya. Ia akan menuntaskan semua penghianat yang ada di tempat ini dan membersihkan mereka semua sekaligus.

Para dayang-dayang itu mendapat perintah dari ibu Suri untuk menuangkan teh yang sama dengannya. Dan walaupun terlihat enggan, mereka tetap memberikan Kill teh itu.

Gadis itu mengecap sedikit rasa teh itu untuk mendeteksi jenis racun yang ada di dalamnya. Namun sayangnya, ia tidak bisa mendeteksi apapun. Rasa tehnya sama seperti teh biasa pada umumnya, yah walupun dalam aroma teh itu, sekilas Kill bisa menghirup aroma samar-samar sebuah racun.

Jika hanya seperti ini, ia tidak bisa membuktikan rencana para penghianat-penghianat itu. Ini masih hari pertama, ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Mereka mengobrolkan banyak hal selama minum teh berlangsung. Mulai dari pekerjaan hingga herbal-herbalan yang bagus untuk sebuah penyakit. Ibu suri tampak sangat kagum ketika mengetahui bahwa calon ibu kekaisaran ini sangat mengetahui tentang herbal-herbalan.

Dan selama obrolan berlangsung, Kill menyadari bahwa ibu suri terlihat semakin lemah, entah di karenakan apa.

"Sepertinya saya mulai kelelahan karena biasanya, ini waktu saya untuk beristirahat" ucap Ibu Suri meminta maaf sambil pamit undur diri.

Para dayang-dayang langsung bergerak cepat membawa wanita tua itu menuju kamarnya dan Kill mengikuti dari belakang tanpa suara.

Ia memperhatikan dengan seksama ketika para dayang membaringkan ibu suri yang hampir kehilangan kesadarannya, lalu membakar dupa yang asapnya sangat banyak.

Kening gadis itu mengernyit dalam ketika mencium aroma dupa yang di bakar, karena aroma ink sangat tidak asing di penciumannga. Lalu keterkejutannya berubah menjadi marah ketika melihat wajah Ibu suri yang tadinya sangat pucat mulai kembali normal.

Ini jelas obat terlarang semacam narkoba.

Sialan! Maki Kill sangat marah.

Bagaimana mereka semua berkerja sama membuat seorang wanita tua menjadi pemakai yang sangat kecanduan pada obat-obatan.

Pantas saja saat minum teh tadi ia tidak bisa mendeteksi zat ini sebagai racun, dikarenakan ini adalah obat-obatan yang selalu ia konsumsi dulu. Apa lagi rasa dan aroma teh itu berhasil menutup zat itu.

Namun sekarang, ia bisa yakin bahwa asap dari dupa ini berasal dari ganja yang di bakar, karena kepalanya sangat pusing karena mencium aroma kuat dari zat berbahaya itu.

Kill benar-benar tidak habis pikir. Mereka semua tidak tanggung-tanggung ketika menjadi jahat hingga melakukan hal sekeji ini pada orangtua yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Dan sekarang ia bahkan bertanya-tanya, apakah Xu Fei juga menjadi salah satu dalang dari perbuatan keji ini atau tidak. Karena mengingat rasa benci laki-laki itu pada Ibu Suri, Xu Fei pasti sangat tega dan mampu melakukan hal keji ini.

Dalam hidup Kill selama ini, ada beberapa aturan yang tidak ingin ia ganggu dan siapapun tidak bisa membuatnya melanggar aturan itu.

Yang pertama, Kill tidak akan menyakiti orang yang ia percayai tidak mampu bisa melakukan apa-apa dan yang kedua, Kill tidak akan pernah menyakiti orangtua renta walau sekeji apapun yang di lakukan orang tersebut dulunya.

Ia memang dilatih sebagai mesin pembunuh, namun Ia sendirilah yang masih memegang kendali dirinya sendiri sehingga tidak akan melakukan kedua hal itu.

Sehingga apa yang dilakukan orang-orang itu pada Ibu Suri saat ini sudah cukup menjadi alasan untuknya membalas dengan sangat kejam.

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang