TUJUHBELAS

1.8K 210 21
                                    

Kill memandang bulan yang bersinar terang malam ini. Isi kepalanya sudah seperti benang kusut, karena ada banyak hal yang harus ia pikirkan, dan salah satunya adalah cara menghancurkan para penghianat yang ada di sisi Ibu Suri.

Kill sudah pernah menekankan, bahwa ia akan mengubah genre dari novel ini, dan menyelamatkan ibu Suri menjadi salah satu upayanya, karena di dalam novel, Ibu Suri harus meninggal dunia secara tidak wajar.

Xu Fei yang memang tidak pernah menyukai Ibu Suri juga tidak melakukan sesuatu untuk menyelesaikan kasus kematian tidak wajar wanita tua itu.

Tadi, beberapa saat yang lalu, setelah ia sudah memastikan bahwa para pelayan telah pergi, ia menyelinap ke kamar wanita tua itu.

Dan yang ia temui adalah kamar penuh dengan asap yang membuat Ibu Suri bahkan tidak terbangun, ketika ia menimbulkan suara di dalam kamar itu. Hal itu terjadi karena Ibu Suri sudah overdosis, sehingga reaksi tubuh yang di hasilkan adalah kehilangan kesadaran diri.

Kill dengan cepat menyingkirkan benda itu, sebelum menggantinya ke sesuatu yang telah ia ambil dari ruang kesehatan beberapa hari yang lalu.

Sebelumnya, ia tidak menebak bahwa benda itu adalah sebuah narkoba, namun ia bersyukur bahwa ia membawa sebuah herbal yang berfungsi untuk memurnikan, termasuk efek dari narkoba.

Dan sekarang, ia harus memikirkan rencana untuk menyingkirkan semua pekerja yang ada di istana ini sekaligus, karena waktu yang ia milili tidak banyak.

Besok adalah hari ulang tahun Ibu Suri, dan lusa ia harus kembali ke istana pusat. Sehingga waktu yang ia miliki hanya tinggal satu hari lagi.

Walau begitu, Kill sudah memahami cara kerja penghianat yang ada disini. Sehingga ia hanya perlu membuat pemicunya saja, sebelum ia akan melakukan ledakan besar.

"Yang Mulia" panggil salah satu pengawalnya dari arah jendela.

Kill mengangguk, "bawakan dia ke tempat itu. Aku akan datang!" Perintahnya yang langsung di angguki oleh pengawalnya.

Dalam beberapa menit, ia akan memulai pemicu ledakannya.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian latihannya yang memang khas laki-laki, Kill menyelinap keluar dengan mudah.

Langkah kakinya berjalan dengan santai menyusuri hutan, dimana sebuah tempat yang akan ia datangi. Tempat itu masih bagian dari istana tempat ibu Suri, namun berada di ujung, sehingga tidak akan ada yang datang ke tempat itu ketika tengah malam.

Ketika ia hampir mendekati tempat itu, ia bisa mendengar suara tangisan dari seorang perempuan.

Li Daa, salah satu pelayan yang menjadi salah satu dayang di samping Ibu suri, terlihat kaget melihat kedatangannya, apa lagi dengan pakaian aneh yang ia gunakan.

"Yang Mulia, tolong selamatkan saya. Saya! Saya tidak mengenal mereka" Mohon dayang itu yang kini sedang bersimpuh di kakinya.

Kill tampak tidak terganggu sama sekali, sebaliknya ia memilih duduk di kursi yang sudah di sediakan pengawalnya.

Setelah mendapatkan posisi nyaman, ia menatap ke arah dayang yang tampaknya sudah mengerti dengan apa yang terjadi.

Dan bukannya terdiam ketakutan, dayang perempuan itu semakin histeris. "Apa salah saya Yang Mulia? Apa yang membuat anda tega merudung saya yang tidak punya kekuatan ini" tangisan itu begitu histeris, namun Kill tampak sangat muak mendengarnya.

"Tidak punya kekuatan ya? Tapi kenapa berani merencakan pembunuhan" Tanya Kill terkekeh.

Bola mata wanita itu membelalak terkejut ketika ia menyatakan sesuatu. "Itu tidak benar Yang Mulia! Saya tidak melakukan apa-apa" Dayang itu menggeleng putus asa.

Kill mengangguk mengerti. Ia mendekati sebuah kertas dan pena bulu. "Aku akan membebaskanmu! Tapi sebagai gantinya, curahkan keputusasahanmu di atas kertas ini" perintah Kill.

Wanita itu tampak tidak percaya. Ia memandangi Kill dan kertas di depannya secara bergantian, namun Kill bisa melihat kegelisahan dan keputuasahan dari mata wanita itu.

"Anda berjanji akan membebaskan saya kan Yang Mulia?" Tanyanya memastikan.

Kill mengangguk sekali lagi. Dengan tenang, ia menunjuk ke arah kertas yang ia berikan tadi, untuk segera di isi.

Dan tanpa menunggu lama, wanita itu mengisi kertas itu beserta keluh kesahnya. Bahkan sesuatu yang Kill inginkan tertulis dengan mudah, seperti kalimat, rasanya bahwa ia ingin mati lantaran harus menuruti semua perintah dari kepala dayang.

Wanita itu juga menyebutkan siapa saja komplotannya. Hanya saja, dayang perempuan itu tidak tahu siapa yang memerintahkannya.

Tidak masalah sih, karena Kill sudah tahu siapa orang yang paling bahagia ketika Ibu Suri meninggal.

Dan setelah surat itu selesai di tulis, Dayang perempuan itu menuntut kebebasannya.

"Yah, kau boleh pergi!" Ucap Kill tenang. Kedua pengawalnya tampak tenang berada di sisinya, seakan sudah mengerti cara permainan master mereka itu.

"Kira-kira, apa contoh cara bunuh diri yang akan di pikirkan wanita itu?" Tanya Kill pada kedua pengawalnya.

"Sesuatu yang mungkin tidak akan menyakitkan" jawab salah satu pengawalnya.

Kill menggeleng, menolak rencana itu. Ia harus memperlihatkan cara bunuh diri yang menunjukkan kefrustasianya karena harus mengikuti perintah kepala dayang dan dirinyalah yang paling ahli dalam menyamarkan kematian seseorang.

"Tugas kalian selanjutnya adalah hancurkan kamar wanita itu dan jangan lupa, sebarkan tanaman kering yang ku berikan di sekitaran lantai kamarnya. Karena ini harus terlihat seperti kasus depresi" ucapnya menyeringai. Dan saat itu, mereka bertiga terpisah.

Kill menuju wanita itu dan kedua pengawalnya membuat TKP seorang pasien depresi.

Sangat mudah ketika mengejar seseorang yang ketakutan seperti ini dan Kill sangat menikmatinya. Ia menikmati ketakutan orang yang akan ia akhiri nyawanya. Menikmati tatapan mata yang terbelalak ketakutan melihatnya menyeringai.

Apa lagi ketika ia berhasil menangkap mangsanya, lalu menyeret wanita itu tanpa bernilai.

Bagaimana sih, pikir Kill geli. Wanita itu berani melakukan percobaan pembunuhan, tapi ketakutan ketika seseorang melakukan padanya. Seharusnya wanita itu tahu bagaimana cara kerja dunia ini. Apa yang kamu tuai, itu juga yang akan kamu dapat.

Jika ia mencoba membunuh seseorang, maka ia pun pasti akan menjadi korban pembunuhan seseorang.

Dan setelah berhasil membawa wanita itu menuju tempat TKP rekayasa mereka, Kill mengambil sejumlah narkoba, lalu memasukkannya ke dalam mulut wanita itu secara paksa.

Yah ia akan membuat wanita itu mati karena overdosis narkoba, lalu mulai menggantung kepalanya. Ia ingin menikmati penyiksaan yang di rasakan oleh wanita itu ketika melakukan hal yang sama kepada Ibu Suri.

Dan setelah memastikan wanita itu sudah meninggal, barulah mereka menggantung wanita itu dan membuat semuanya tampak seperti bunuh diri dari seorang yang depresi.

Kill benar-benar menikmati hasil karyanya. Rasanya, sudah lama sekali ia merasakan kenikmatan ini. Memang menjadi monster pembunuh membuat ia juga kehilangan perasaan rasa ibanya. Sangat disayangkan!

Tbc

Kill.aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang